Hal yang paling indah, namun hanya ada dalam ingatan. Ingin rasanya ku ulang kembali masa itu. Tapi kini ku sadar, semua itu telah berlalu. Ketidakberpihakan waktu yang membuatku harus mencoba melupakan semua kenangan indah itu. Tapi, semakin aku mencoba melupakan kenangan itu, semakin kuat pula kenangan itu merekat di memoriku.
3 tahun telah berlalu. Membuatku teringat akan sosok wanita yang pernah mengisi relung hati ku. Tapi, semenjak perpisahan itu terjadi, hatiku rasanya hampa. Tak satu pun wanita yang bisa mengisi ruang hatiku yang telah lama kosong.
Pernah ku coba memberikan hatiku pada yang lain. Karena aku berpikir, mungkin dengan mencoba membuka hati pada yang lain, aku bisa belajar melupakanmu. Tapi semuanya sia-sia, hasilnya nihil. Aku tetap saja tidak bisa melupakanmu.
.
.
.
.Perlahan aku bangkit dari ranjang ku menuju meja tempat biasa dulu aku belajar. Meja itu terletak disebelah pintu kamar ku. Dibawahnya terletak sebuah kardus berisi barang-barang di masa lalu.
Ku buka kardus tersebut, kudapati sebuah foto seorang wanita masih lengkap dengan bingkainya. Fotonya masih sama seperti dulu, tak usang sedikitpun.
Bulan Adriyana, itulah sosok wanita yang tergambar di foto itu. Wanita yang membuatku terbelenggu akan masa lalu. Wanita yang masih saja ada didalam hatiku. Wanita yang... Ah, sulit sekali rasanya untuk mendeskripsikannya.
.
.
.
.
.Kembali pikiranku berkelana ke masa 3 tahun silam...
Dia teman sekelas ku, namanya Bulan. Dia cukup cantik, baik, dan pintar. Aku telah jatuh cinta padanya sewaktu pertama kali kita duduk di kelas yang sama.
Waktu itu aku duduk di bangku SMA kelas 11. Awalnya aku tinggal di Semarang, tapi karena papa dimutasi ke Jakarta, dengan terpaksa kami sekeluarga pindah dan tinggal disana. Dan aku pun bersekolah di salah satu SMA Swasta favorit di Jakarta.
Hari pertama disekolah baruku...
"Anak-anak, kalian hari ini kedatangan teman baru pindahan dari Semarang. Silahkan perkenalkan diri kamu." Ucap Bu Mala yang menjadi wali kelas baru ku.
"Selamat pagi semuanya," sapaku kepada teman-teman sekelas ku.
"Pagi.." jawab mereka serentak.
"Perkenalkan Namaku Bintang Ariesta, biasanya dipanggil Bintang. Aku pindahan dari SMA Tunas Karya, Semarang. Terima kasih."
"Bintang, sekarang kamu silahkan duduk dikursi yang ada disana." pinta Bu Mala setelah aku memperkenalkan diri sambil menunjuk salah satu kursi yang telah disediakan.
Aku pun langsung berjalan menuju kursi yang ditunjuk oleh Bu Mala.
"Hai," sapa salah seorang siswi yang duduk di depan ku.
"Hai," sapaku dengan senyum sedikit kaku.
"Kenalin, nama gue Bulan Adriyana, biasanya di panggil Bulan." ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya kepadaku.
"Gue Bintang," jawabku sambil menerima uluran tangannya dan tersenyum.
Gadis ini sangat manis, di tambah lagi gingsul dan rambut hitam panjangnya. Bulu matanya yang lentik dan mata coklatnya, sangat mempesona. Ah.. Rasanya aku seperti bertemu dengan bidadari.
Dan dari sini lah awal pertemuan kami, dan entah kenapa saat itu juga ada rasa desiran aneh dalam dadaku. Apakah aku jatuh cinta padanya? Ah, yang benar saja. Bahkan aku baru bertemu dengannya dan hanya mengetahui namanya hari itu juga. Bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya dalam waktu kurang dari satu hari bahkan kurang dari satu jam? Oh Tuhan...
-ForeverForYou-
Happy reading guys😊
See you next part..#SalamBulanDanBintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever For You
General Fiction"Dunia ini terus berputar. Meskipun waktu yang lampau tidak bisa kita ulang lagi. Tapi aku percaya, jika dirimu memang ditakdirkan untukku, pasti suatu saat nanti kita akan bertemu lagi di waktu yang memang udah di tetapkan" -Bintang Ariesta- . . . ...