Setelah bel pulang berbunyi, mereka langsung bergegas pulang untuk mengganti baju.
Syifa : "Kak, kakak pulang bareng aku ya"
Amanda : "Iya. Bas, gw balik bareng Syifa ya"
Babas : "Okey!"
Tival : "Oiya, jangan lupa, nanti habis jam 12 kalian otw rumah gw. Bawa baju buat ke Jogja besok sekalian. Nginep di rumah gw"
All : "Siap!"
Amanda's POV
Amanda : "Mamah!"
Mama : "Manda? Kamu kemana kemarin nak?"
Syifa : "Kemarin, aku nginep di rumah Syahra, trus Kak Manda nginep di rumah Babas"
Papa : "Bagus ya kalian. Pulang sesudah sekolah kayak gini. Dan kamu Manda! Gak punya tanggung jawab sama sekali sih!" (menampar Amanda)
Amanda : "Terus pah! Terus aja! Tampar aja terus. Belain Syifa aja terus. Disini yang anak angkat bukan cuma aku. Syifa juga! Bahkan dia bukan anak Mama dan Alm. Papa"
Mama : "Manda!"
Amanda : "Apa Mah? Mama juga mau belain Papa? Silahkan Mah. Aku masih punya Babas dan keluarganya"
Syifa : "Jadi aku bukan anak Mama dan Alm. Papa? Terus aku anak siapa Mah? Anak siapa?"
Papa : "Kamu anak Papa Syif. Ayo kita pergi dari sini"
Mama : "Bukan! Dia bukan anak kamu Indra! Dia anak saya"
Papa : "Dia kamu" (mau nampar)
Melihat papanya ingin menampar Mamanya, Amanda langsung menahan tangannya
Amanda : "Anda boleh menyakiti saya, tapi jangan pernah sakiti Mama. Sekarang anda pergi dari sini, kembalikan semua harta yang udah mama kasih"
Papa : "Itu milik saya. Untuk apa saya kembalikan?"
Amanda : "Apa anda tidak sadar? Selama ini harta yang anda miliki itu milik Papaku. Ramon G Lugue! Pria yang telah anda bunuh karena anda iri dengan kekayaan kami!"
Papa : "Apa-apaan kamu ini?"
Mama : "Apa benar Mas? Jahat kamu ya! Sekarang pergi kamu dari sini. Aku akan urus surat perceraian-nya!"
Papa : "Gak bisa. Rumah ini milik saya!"
Syifa : "Pergi atau saya lapor polisi! Tuan Indra yang terhormat, PERGI!" (teriak)
Ayah yang tak punya hati itu pergi. Amanda, Mamanya, dan Syifa berpelukan.
Mama : "Kamu gak papa sayang? Pipi kamu merah. Mama obatin ya?" (memegang pipi Manda)
Amanda : "Mah. Manda gak papa. Manda pulang, karena Manda sama Syifa mau pamit tadi. Kita mau nginep di rumah Tival dan besok langsung otw Jogja"
Syifa : "Mama gak papa kita tinggal?"
Mama : "Yaudah, kalian siap-siap sana. Mama gak papa. Ayo mama bantu siapkan bajunya"
Saat memilih baju yang akan Amanda bawa, Amanda melihat dress dengan motif polkadot yang di dalamnya berisi gambar bunga dengan ukiran kecil di pita yang berada di dekat leher. Ukiran yang bertuliskan 'Dari Papa untuk Amanda'
Amanda menitikkan air matanya.
Mama : "Sayang? Kamu kenapa?"
Amanda : "Dress ini Ma, dress yang Papa beliin sebelum Papa meninggal"
Mama : "Udah ya sayang. Kamu gak boleh sedih. Nanti papa sedih lho disana"
Papa (Ramon) : "Amanda" (tersenyum)
Amanda : "Papah?"
Mama : "Mas Ramon?"
Syifa : "Papah?"
Papa : "Kalian gak perlu sedih. Papa selalu disini untuk kalian. Amanda, apa kamu bersedia?"
MaSyif : "Bersedia apa Man?"
Amanda : "Menikah sama Babas"
Mama : "Mas? Kenapa? Kenapa gak sama Angga?"
Amanda : "Manda bersedia Pah"
Papa : "Karena cuma Babas yang bisa menyayangi Amanda apa adanya"
Amanda : "Manda mohon Mah. Sekali aja ngertiin Amanda"
Mama : "Iya. Mama setuju"
Papa : "Papa pergi dulu" (menghilang)
Syifa : "Yaudah Mah, aku sama Kak Manda pergi dulu"
Amanda : "Iya Mah, aku pergi dulu"
Mama : "Take care honey. Mama titip oleh-oleh ya"
ManSyif : "Oke Ma!"
Pukul setengah 1 siang, Amanda dan Syifa tiba di rumah Tival
Babas : "Manda? Lo kenapa? Kenapa Lo nangis?" (menghapus air mata Manda)
Amanda : (memeluk babas) "Bas. Papa Bas"
Babas : "Papa siapa?"
Amanda : "Bokap tiri gw Bas"
Babas : "Kenapa? Cerita sama gw Man. Gw kan udah pernah bilang, pundak gw selalu ada disaat lu butuh gw"
Amanda : (memeluk babas lebih erat) "Dia nampar gw Bas"
Babas : "Dia nampar Lo? Emang bener-bener tuh orang tua. Tapi lo gapapa kan?" (memegang pipi Manda)
All : "Ada kita kali! Pacarannya nanti dulu" (nyindir)
Elina : "Amanda? Lo kenapa?"
Tival : "El, nanti aja nanya nya, kita masuk dulu. Gw dari tadi mau cerita kagak jadi-jadi nih" (bercanda)
Syifa : "Yaudah, ayo kita masuk"
Babas : "Ayo Man" (merangkul Amanda)
Angga's POV
Babas : "Manda? Lo kenapa? Kenapa Lo nangis?" (menghapus air mata Manda)
Amanda : (memeluk babas) "Bas. Papa Bas"
Babas : "Papa siapa?"
Amanda : "Bokap tiri gw Bas"
Babas : "Kenapa? Cerita sama gw Man. Gw kan udah pernah bilang, pundak gw selalu ada disaat lu butuh gw"
Amanda : (memeluk babas lebih erat) "Dia nampar gw Bas"
Babas : "Dia nampar Lo? Emang bener-bener tuh orang tua. Tapi lo gapapa kan?" (memegang pipi Manda)
All : "Ada kita kali! Pacarannya nanti dulu" (nyindir)
Elina : "Amanda? Lo kenapa?"
Tival : "El, nanti aja nanya nya, kita masuk dulu. Gw dari tadi mau cerita kagak jadi-jadi nih" (bercanda)
Syifa : "Yaudah, ayo kita masuk"
Babas : "Ayo Man" (merangkul Amanda)
Kenapa Amanda dan Bastian jadi deket gitu sih? Apa yang dibilang Syifa dan Elina itu bener? Gw terlalu cuek kali ya?
Tapi, ngapain juga gw mikirin dia? Gak mungkin gw suka sama Manda.
Tival : "Angga!"
Angga : "Eh? Iya kenapa?"
Tival : "Ayo kumpul di perpustakaan rumah gw. Gw mau cerita"
Angga : "Iya ayo"
.
.
.
Author kambek readers! Maaf ya author udah nelantarin kalian.
.
Cukup panjang? Jangan lupa vote and comment nya ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pasti Bertemu
RomancePersahabatan lebih dari segalanya. Walau cinta juga penting. Terkadang, cinta menghancurkan sebuah persahabatan. Menghancurkannya hinga berkeping-keping. Meluluhlantahkan hingga hanya tersisa memori kecil tak berguna. Tapi tidak, untuk persahabatan...