"Apa yang kalian lihat?"
Mata Yoona membesar dibarengi nada tanya tidak percayanya kepada para temannya yang memohon harap darinya. Ekspresi sok membujuk dari seluruh pria di sana membuat Yoona berencana melakukan pengaduan kepada pihak berwajib, dimana para pria itu terlihat tidak menerapkan tentang hukum gender yang berlaku di negara mereka.
"Aku sudah mengatakan tidak akan melakukannya"
Tekan Yoona lagi, tetapi gadis yang menjadi tokoh utama pembicaraan mereka justru terlihat tidak peduli, gadis itu justru lebih tertarik untuk menilik-nilik pada dua buah alas kaki yang digunakan Yoona. Alas kaki berwara silver yang menurutnya aneh. Tentu saja, di jamannya sepatu tidak ada yang setinggi dan seberkilau itu.
Oh lupakan tentang itu, yang membuat perbedaan adalah dia yang bahkan bertelanjang kaki. Kaki putih mulusnya menyentuh tanah, dan ekspresi penuh dambanya pada milik Yoona itu adalah alasan mengapa dia tidak tau menahu soal debat manusia lain yang ribut membujuk Yoona. Membujuk untuk berbaik hati menampungnya di dalam rumahnya.
"Meski kalian mengeluarkan mata, aku tidak akan menampungnya"
"Ayolah Yoona, kau tidak kasihan padanya? Berbahaya bagi gadis secantik itu berkeliaran di sini. Dia bahkan tidak tau apa apa di tahun 2017 ini"
Bujuk Siwon lagi, dan Yoona tetap menggeleng dan justru menatap jengkel ke arah In Na yang tidak mau tau
"Hanya karena sebuah mimpi dan kedatangannya tiba-tiba. Kalian percaya? Ayolah. Ini tahun 2017, hal seperti itu tidak akan terjadi"
"Yoona, ku pikir tadi kau juga melanjutkan ceritanya"
Kini giliran Dong Wook yang ikut terjun pada percakapan mereka.
"Benar, tetapi semua bisa terjadi dengan rekayasa ilmiah. Siapa yang tau jika dia sedang mengendalikan pikiran kalian. Dan hebat, dia bahkan bisa berperan seperti ratu yang terbuang"
"Tidak semua hal bisa kita jelaskan dengan teori-teori fisika dan ilmiah Yoona"
"Tetapi bisa sebagai pondasi untuk menyangkal hal bodoh semacam ini"
Tekat Yoona, gadis itu memang terkenal dengan kecerdasan yang melebihi anggota lain. Menjadi wajar jika dia tidak semudah itu percaya dengan apapun yang dikatakan In Na. Tentu saja jaman yang serba teknologi membuatnya paham, jika kisah fantasy seperti itu tidak akan terjadi kecuali dalam mimpi.
Mereka membuang nafas, kutu buku seperti Yoona tidak akan semudah itu untuk dibujuk.
"Jadi kau lebih suka dia tinggal di rumahku?"
Suara pria itu kembali terdengar, suara Siwon yang membuat Yoona mengalihkan tatapan padanya. Tiba-tiba saja dia perpikir untuk menampung ratu jadi-jadian itu.
"Aku lebih suka jika dia pergi dan tidak menganggu kita"
"Itu kata lain jika dia bisa tinggal di rumahku?"