Tirta seorang lelaki yang baik, berasal dari keluarga yang berkasta, dan keluarganya juga kaya. Dia sosok lelaki yang tampan, tinggi, bila tersenyum ada lesung pipi menambah ketampanan dari Tirta. Semua kesempurnaan dia miliki kecuali keluarga yang harmonis. Hal ini mebuat tirta menjadi sosok yang kadang suka marah marah . Tapi semenjak dia mengenal embun kehidupannya berubah.
Embun seorang gadis yang manja, tapi dia juga bisa berubah menjadi gadis yang dewasa tergantung situasi yang dia hadapi, gadis yang periang, cerewet, berasal dari keluarga biasa , dia juga seorang gadis yang manis dan juga selalu memberi kesejukan dimanapun dia berada makanya dia diberi nama Embun. Dia selalu mendapat Kasih sayang dari kedua orang tuanya.
"Autor pov"
Ponsel embun bergetar, dilihat Sasa sahabatnya menelpon "halo sa ada apa?" , "apa kamu ditinggalkan dihalte bus , ach aku segera kesana Sa" . Embun tergesa gesa menuju parkiran, pikiran nya sudah tak karuan mendengar sahabatnya di tinggal di halte bus oleh kekasih sahabatnya itu. Lelaki macam apa yang tega meninggalkan pacarnya dihalte sendirian.
Setelah 15 menit Embun tiba dihalte dia melihat Sasa menunduk memeluk lututnya. "Sa apa yang terjadi? Kenapa dia meninggalkan mu begini? " embun memeluk Sasa sambil mengusap bahu sahabatnya agar sahabatnya bisa lebih tenang. Tapi Sasa hanya diam dia tidak mau atau mungkin takut menjawab pertanyaan sahabatnya. Setelah dilihat Sasa sudah tenang Embun membawa Sasa kembali kekostnya.
"Sa sekarang kamu bisa cerita kenapa Aldo meninggalkan mu begitu saja? Ternyata dia memang tidak berubah " Embun terlihat marah karena melihat Sasa selalu tersiksa oleh pacarnya. Sasa kembali menangis dipelukan Embun. "Bun maafkan aku, aku tidak pernah mendengarkan mu. Aldo, Aldo hampir memperkosa ku ". Embun kaget mendengar apa yang diucapkan, ternyata tidak hanya sering memukul Sasa tapi ternyata Aldo juga mau melakukan hal yang tidak baik kepada sahabtnya itu.
Sasa selalu bahagia bersama Embun yah karena sikap Embun yang begitu hangat, baik, melindungi.
Empat hari berlalu setelah kejadian itu Embun menyuruh Sasa untuk berhenti mencari Aldo. Sebagai ganti Sasa menurut Embun mengajak Sasa kesebuah mall dikotanya. "Sa kita masuk rumah hantu yuk aku penasaran" ucap Embun antusias. Dalam hati Sasa bergumam "aduh dasar Embun dia takut tapi dia penasaran awas nanti gemeter pas keluar. Sebenarnya Embun Bulan takut sama hantu tapi dia cuma geli, dia berpikir hantu itu jorok. "Kamu serius Bun mau masuk aku tau kamu seperti apa, jangan sok berani " Sasa meledek Embun, tapi Embun tidak perduli malah dia asik selfie di poster rumah hantu, Embun dan Sasa melihat dua orang lelaki keluar dari dalam rumah hantu, mereka tampak begitu aneh mereka tertawa sambil tos bilang "KITA BERHASIL" bersamaan. Embun menarik tangan Sasa untuk selfie bersama , mereka tidak tau salah satu lelaki yang keluar dari rumah hantu itu memperhatikan mereka. "Woi ngpain lo liatin mereka? Jangan jangan lo suka sama salah satu dari mereka ya? " . Riko menepak bahu Tirta, dan yah itu membuat Tirta kaget. "Sial lo ko bikin gue kaget, hahaha gue suka sama yang makek baju merah itu dia kelihatan gadis yang ceria" . Tirta membalas pertanyaan Riko sahabatnya sambil menopang dagu. Riko duduk disamping tirta, mereka mengobrol masalah tadi. Dan mereka sangat terkejut melihat sosok wanita ada didepan mereka "Permisi kak boleh minta tolong? " . Tirta dan Riko terkejut melihat semua perempuan yang meminta tolong, perempuan yang dibilang ceria oleh Tirta tadi. "Mau minta tolong apa ni? " riko menjawab pertanyaan Embun sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tolong photoin kita dong kak, biar full body" . Embun menyerahkan ponselnya sambil tersenyum kerah Riko dan Tirta. Tirta merasa nyaman melihat senyum gadis itu. Dia membayangkan seadndaenya dia memiliki orang seperti gadis itu mungkin beban hidupnya setidikit berkurang.
Tirta terbangun dari lamunan nya ketika mendengar gadis yang tadi dia liat ingin sekali masuk kedalam rumah hantu. Ini kesempatan baik untuk tirta dekat dengan gadis itu. Tirta menawarkan diri untuk ikut dengan alasan dia tau jalan keluar dari rumah hantu itu. Sasa dan Embun saling menatap, "bagae mana Sa boleh mereka ikut? " , "hem oke gak papa kan ada yang nemenin kita" . Sasa tersenyum sambil menyenggol bahu Embun. Embun hanya bisa menghela napas dengan kelakuan Sasa.
Ko kamu sama dia, dan gue sam dia tirta menunjuk embun untuk masuk bersamanya, dalam hati riko "dasar tirta sudah bisa memanfaatkan kedaan rupanya" . Pikiran riko membuatnya semnyum senyum sendiri, sasa yang sedari tadi memperhatikan riko akhirnya buka suara "Kenapa lo senyum senyum jahat gitu jangan jangan lo mau macem macem sama gue". Riko kaget dan terbangun dari lamunan nya. "Amit amit gue mau macem macem sama lo gue mah anak baik tau " . Riko menjulurkan lidah kearah sasa. "Ayo masuk biar enggak lama didalam" tirta menarik tangan embun, agar ikut masuk bersamanya.
Didalam terdengar suara cekikikan seperti suara emak kunti, bau menyan, ada pula yang memanggil mereka. Replek embun memeluk tirta, tirta sudah merasakan tubuh embun bergetar. "Aku takut cepat kita keluar, aku sudah tidak betah aku geli dengan mereka " . Tirta membelalakan mata mendengar ucapan embun, gadis ini takut tapi kenapa dia bersemangat untuk masuk. "Ternyata kamu takut ya pantes badan mu bergetar, ya sudah terus peluk aku jangan melihat kemana mana, kita akan segera keluar kok " . Tirta memegang bahu embun dengan sayang. "Aaaaaaa.... Embun berteriak mendengar ada nenek yang mengikuti mereka. "Sebentar lagi ini sudah mau sampek jalan keluar kok, jangan takut ada aku disini" tirta menenangkan embun.
"Lo liat kita disini tu obat nyamuk, harusnya kita enggak ikut masuk " . Riko mulae bercakapan agar suasana tidak tegang, "bener banget lo, gue jadi iri peluk gue juga dong ko " . Sasa nyengir kuda sambil berjalan mendahului riko. Sasa kaget melihat sosok pocong muncul begitu saja. "Hy mas pocong maaf gue enggak takut, kalok elo mau nakuton tu deketin ten gue yang lagi dipeluk, sana lo pergi " . Dengan sante sasa menyuruh pocong itu pergi, riko yang melihat sasa hanya geleng geleng kepala menyaksikan tingkah gadis ini. Hampir 30 menit mereka berada didalam rumah hantu, akhirnya sampe juga mereka dipintu keluar. Tirta, embun disusul sasa dan riko. Embun langsung duduk dengan wajah pucat menahan takut dan geli terhadap hantu jadi jadian didalam. "Dasar lo bun udah tau geli tapi tetap minat untuk masuk". Sasa mwnoyor kepala sahabatnya. "Sakit sa gue cuma penasaran aja apa ada didalam sial ternyata hantunya bikin gue geli" . Embun tertawa agar bisa menyembunyikan rasa malunya pada tirta dan riko. "Jadi lo takut bun? " riko kembali mempertegas pernyataan sasa tadi, "sebenrnya gue gag takut cuma gue geli " . Embun mengeluarkan tubuhnya karena kegelian. "Oh ya makasi yah udah nemenin kita, udah malam juga gue sama sasa balik dulu ya" . Embun dan sasa melambaekan tangan kearah tirta dan riko. Tirta dan riko hanya melihat tanpa membalas lambaeyan tangan kedua gadis itu. Setelah kedua gadis itu menghilang "shit harus nya gue minta nomber telpon nya kenapa gue diem gini goblok" . Tirta memukul kepalanya sendiri karena sudah menganggap dirinya goblok. "We bego kejar ngapain cuma mukul kepala, lo ada rasa kan sama gadis itu " riko menoyor kepala sahabatnya agar sahabatnya bergerak cepat untuk mengejar kedua gadis itu. Tapi takdir berkata lain Embun dan sasa sudah tidak ada di mall ini lagi. "Kenapa mereka ngilang secepat ini sialll" . Tirta kembali merutuki kebodohannya. Sedangkan riko hanya bisa menghembuskan napas. "Sudah lah ta mungkin kalian belum berjodoh, nanti lo pasti bisa ketemu dia lagi , ayo kita pulang mallnya sudah mau tutup juga" . Tirta dan riko akhirnya pulang cuma berbekal rasa penyesalan.Terima kasih sudah nyempetin baca cerita ku. Maaf yah temen temen ceritanya masih kaku, mohon vote , kritik dan saran nya ya. Thanks 😘