bang-sat

72 7 3
                                    


Buk deno lagi lagi memberi ulangan dadakan kepada X ipa 1. Entah apa yang membuat buk deno sangat senang melihat muridnya kalang kabut setiap ada ulangan dadakan.

Setiap murid sibuk membolak balik lembaran catatannya yang disisipkannya dibalik laci. Reza sibuk mengode Disya yang duduk di depannya. Sementara Dhifa tetap duduk tenang sambil mengerjakan soal soal yang diberi buk deno.

Kalau bisa echa mendaftarkan Dhifa ke guinne's book of world recor. Mungkin sudah dilakukannya dari dulu. Bagaimana bisa seorang preman begajulan seperti dhifa yang tidak pernah bersentuhan dengan buku sanggup ujian tanpa mencontek dan mendapat hasil yang memuaskan?

"Dhif, woi! Nomer 6 apa?" Bisik reza

"Ce" jawab Dhifa santai

"Nomer 21 - 30 Apa?" Tambah Reza

" De A Ce De Be Be A De A Be" Jawab dhifa

"Nomer 31 - 3--"

"Waktu ujian sudah habis, silahkan kumpulkan lembar jawaban" ucap buk deno garang

"Sabar ya ja, mungkin udah nasib lo remed lagi" ucap Dhifa Sendu

"Obatnya cuma sabar ya?" Reza mengelus elus dadanya pertanda sabar

Setelah mengumpulkan lembar jawaban miliknya, Dhifa langsung Mabal menuju kantin.

Masuk kelas cuma pas ulangan.
Gapernah bikin catetan
Nilai kehadiran selalu bermasalah
Ruang BK adalah rumah keduanya
Tapi tetep 10 besar.
Keajaiban Allah emang.

Dikantin, Dhifa langsung duduk sambil memakan siomay dengan ditemani ponselnya.

Tiba tiba ada yang mengambil ponselnya tanpa izin.

"Ikut gue dhif"

Lagi lagi si ketos songong.

"Sadar lo? Siniin hp gue" ucap dhifa ketus.

Bukannya mengembalikan hp, Dzaky malah menarik tangan Dhifa secara paksa dan membawanya menuju.....

Rooftop.

"Lepasin!" Dhifa berusaha melepaskan tangannya

Dzaky akhirnya melepaskan tangan Dhifa.

"Apa apaan lo narik narik gue kesini? Gue ga mau berurusan sama fans lo yang ngamuk ya!" Bentak Dhifa

"Dhif, sehari aja lo ga buat onar bisa ga sih?" Tanya Dzaky

"Gue cabut udah biasa, lo yang ketua osis apa kabar?" Sindir Dhifa

"Kalau yang cabut bukan lo gue gabakal gini Dhif" Ucap Dzaky frustasi

"Ga ada Urusan ya gue sama lo" sinis nya

"Gue yang ada urusan sama lo" Kekeuh Dzaky

"Lo urusin aja Viona lo yang tercinta" sinis Dhifa

"Dhif, lo dengerin gue sekali aja kenapa? Gue itu ka--"

"Gue udah eneg sama bacot lo kak. Gue capek. Lo kira 2 tahun itu bentar?" Potong dhifa

"Gue tau dhif, lo salah paham" Terang Dzaky

"Hati gue mungkin salah paham, tapi Mata gue ga buta kak." Kekesalan Dhifa sudah berada di ubun ubun sekarang.

"Gue sama Vio ga ada apa apa Dhif" Ucap Dzaky

"Ga ada apa apa tapi chat babang dedek, ga ada apa apa tapi pulang pergi dianter jeput" sindir Dhifa

"Please, give me one more chance" Lirih Dzaky

"Kalau udah jadi mantan Itu ya udah. Gausah sok minta second chance"

Dhifa segera meninggalkan Dzaky yang masih mencerna perkataan pedas dan menusuk Dhifa. Tapi Dzaky mencekal lengan mungil Dhifa.

"Nadhifah, please. I'm not lying, i'm in love with you. I love the way you look at me, i love the way you talk to me, i love the way you tell me your crazy idea i love--"

"My Dearest Dzaky, I think there's A difference between loving the Idea of someone and Actually Loving who they are" Potong Dhifa dengan intonasi datar, tenang, tapi menusuk.

Setelah mengucapkan itu, Dhifa segera menuju kelasnya. Mood nya untuk bolos sudah lenyap karna Abang Kelas sialan alias mantan kekasihnya, Dzaky.

StartedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang