New Story "Woogyu Lets Meet in Seoul"

980 73 19
                                    


Menulis surat di atas secarik kertas, menempelkan perangko di  amplop berwarna, jalan ratusan meter ke tempat yang ada kotak posnya,  kemudian menunggu pak pos datang membawakan surat balasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menulis surat di atas secarik kertas, menempelkan perangko di amplop berwarna, jalan ratusan meter ke tempat yang ada kotak posnya, kemudian menunggu pak pos datang membawakan surat balasan. Kalau punya uang nanti, aku pasti beli ponsel untuk bisa mendengar suaramu, lalu bertemu denganmu di Seoul, pegang janjiku.

Lets Meet in Seoul.

Length: Oneshoot.

Main Cast: Woohyun, Sunggyu.

Genre: Slice of Life, Friendship.

Author: Luksa Gyueren .

(Woohyun, 11 Tahun kelas 5 SD).

Seorang anak lelaki sedang duduk di dalam bis menuju perjalanan pulang dari sekolah ke rumah, dari pantulan kaca spion, ia bisa melihat pak supir yang rambutnya mulai beruban. Di bangku depan ada wanita membawa barang belanjaan sambil mengais bayi.

Di seragam si anak lelaki tertulis nama 'Nam Woo Hyun', sepatunya agak berlumpur bekas bermain bola bersama teman-temannya di sekolah. Woohyun tinggal di desa yang jauh dari sekolah tempat ia menuntut ilmu, satu-satunya transportasi yang ia gunakan hanya bis yang datang setiap jam enam pagi. Pak supir juga hafal dengan wajah penumpang langganannya ini, beliau bahkan rutin mengucapkan; 'Semoga harimu menyenangkan'.

Setelah turun dari bis, Woohyun masih harus berjalan dua ratus meter lagi menuju rumahnya karena dari halte ke rumah jaraknya jauh. Hal pertama yang Woohyun lakukan sebelum menginjakan kaki di rumah sederhananya yaitu 'mengecek kotak pos', siapa tahu ada surat di dalam sana. Sayangnya hari ini pun kosong... tak ada surat satupun.

Dua bulan lalu ayahnya Woohyun membelikan sebuah majalah, di majalah itu ada rubrik tentang Pertanyaan Random yang dijawab oleh banyak orang, mereka yang menjawab biasanya menyertakan nama dan alamat. Dari sinilah Woohyun mulai berinisiatif melakukan kegiatan surat menyurat untuk menambah teman karena di desa tempatnya sekarang sangat sedikit anak-anak yang seumuran dengannya. Woohyun sudah mengirim 8 surat tapi semua hasilnya nihil. Sebenarnya ada dua orang yang membalas, tapi mereka tak lagi membalas di surat berikutnya.

"Pasti isi suratmu aneh." Kata mamanya Woohyun yang sedang masak sayuran.

"Aneh bagaimana? Isi suratnya biasa koq."

Woohyun tak mau menyerah, ia rajin setiap hari mengecek kotak pos, siapa tahu ada surat balasan.

Dua bulan telah lewat tapi ia masih berharap akan ada yang membalas suratnya. Di sekitar rumah Woohyun memang banyak tetangga juga tapi tak ada lelaki yang seumuran Woohyun, yang ada hanya balita namja 4 bulan dan tiga noona yang sudah kuliah, rumahnya memang jauh dari keramaian, teman-teman lelaki seumuran Woohyun hanya mereka yang bisa ditemui di sekolah.

Malam ini ayahnya Woohyun bawa kejutan, dia bawa lagi majalah dan brosur tentang Seoul. Beliau bekerja di pabrik, bosnya punya keluarga besar di Seoul. Bos kadang membelikan majalah khusus Seoul untuk ayahnya Woohyun karena ayah pernah cerita dia punya anak lelaki yang masih kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIVE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang