2.

62 7 2
                                    


[Kau begitu bersinar diantara kaummu.
Menjadikanmu begitu mencolok diantara yang lain.
Membuat semua wanita memujamu karena sinarmu.
Aku juga sama seperti para wanita itu.
Aku selalu memujamu,tetapi dari kejauhan.
Karena aku tahu, kau seperti sang rembukan sulit untuk ku gapai.
Karena aku tahu, aku tak ada bandingannya dengan para wanita yang pernah mendampingimu.
Karena aku tahu, aku tak pantas untuk mencintaimu.]

Alis tebalnya, hidung mancung nya, parasnya yang terhalang air wuduh itu terus saja menghantui pikiran Sheva.
Sheva mendesah sambil kembali meletakkan perlengkapan sholatnya ke tempat semula.

"Ya Allah, kalo emg dia jodoh ku dekatkan lah. Jangan dijauhkan yaallah. Hambamu ini ingin merasakan indahnya jatuh cinta saat remaja" Sheva mendesah, ia tak tahu apa yang terjadi padanya.
"Gue kenapa sih? Aduh, gue biasanya ga sampe segini nya deh kalo liat cowo ganteng" lagi-lagi Sheva bergumam seperti itu.

Sheva berjalan ke meja makan dan melihat Alva sedang memekan sepotong roti dengan selai coklat. Sheva meringis sambil mulai mengambil rotinya dan dioleskan selai blueberry diatasnya.

"Yailah shev, gasegitunya juga kali lo sama coklat. Enak lo shev, biasanya cewe itu suka banget sama coklat. Lo kok lain ya?" Alva bingung dengan Sheva yang tidak pernah menyukai coklat.

"Ih apanya enak?baunya aja udah bikin gue mual. Enakan juga blueberry"

"Iya deh ya, terserah lo. Cepetan makannya nanti lo telat, gue juga ada kuis pagi ini." Alva melangkahkan kakinya keluar dari ruang makan dan menuju ke halaman belakang.

"Yauda sana panasin mobil dulu, nanti gue langsung kedepan." teriak Sheva dengan mulut penuh roti.
                                    
                               ***

Sheva berlari saat mendengar bel sekolah berbunyi. Ia berlari dengan kecepatan penuh menuju kelas X-IPA1.
  
"ASSALAMUALAIKUM MANTEMAN, PAGI INI SHEVA DATANG DENGAN MENAWARKAN SEJUTA SENYUMAN YANG MEMPESONAAA" Sheva berteriak dengan nada riang begitu dia tiba didepan pintu kelas.

"Ehm, Sheva? Ndak lihat ya, ada bapak disini?" Sheva bergidik ngeri, ia langsung menengok ke belakang dan melihat pak Mardi sedang duduk di bangku kebesarannya.

"Eh si bapak, nambah ganteng aja pa. Pangling loh saya, saya pikir Zayn Malik tadi yang duduk. Hehehe" ucap Sheva sambil menuju ke bangkunya, diiringi cekikikan teman sekelasnya.

"Kamu nih ya, perempuan toh yang ayu sedikit. Maju sini kamu, bersihin toilet sana" Pak Mardi menghampiri Sheva dan menjewer telinganya.
"Aduh pa, kan saya ga salah pa. Saya ga telat loh pa, buktinya bisa masuk kan kesini"

"Sana cepet! Kalau Ndak mau ya wes kalau begitu, saya kasih tugas ya satu buku" Seketika Sheva langsung memperhatikan teman-temannya yang sekarang sedang bahagia di atas penderitaannya.
"Okey pa. Bersihin toilet, saya siap lahir batin. Toilet guru kan?"
"Enak saja kamu, toilet lelaki sana yang di gedung IPS" suasana kelas menjadi gaduh oleh suara tertawa yang amat menyakitkan menurut Sheva.

"Jahat ya lo semuanya. Liat aja nanti kalo gue ketemu cowo IPS yang ganteng jangan ada yang sirik. Bapak juga ga boleh sirik ya? Jangan cari saya lagi ya pa kalo saya udah punya gebetan baru"

                                     ***

Sheva berjalan sambil menyeret ember dan kain pel dengan malas. Melihat keadaan toilet laki-laki di gedung IPS membuatnya bergidik geli. Baunya tercium dari luar sini, Baru kali ini dia menginjakkan kakinya di gedung IPS.

"Ini gue mulai dari mana coba bersihin nya?" Sheva menggaruk kepalanya berkali-kali. "Yauda lah ya gue pel aja langsung, terus kasih pewangi. Kelar deh udah"

Setelah mengepel setengah dari ruangan toilet Sheva mendengar suara sesuatu yang sepertinya terjatuh.

"Brukk"

Sheva langsung keluar dari dalam menuju lorong toilet dan melihat seorang lelaki sedang terduduk di lantai yang basah. Membuat Sheva berasumsi bahwa lelaki itulah yang menyebabkan bunyi.

"Aduhhh" lelaki itu mengasuh kesakitan sambil mencoba berdiri. "Eh, sorry ya. Gue yang bikin itu becek, maaf banget. Ga bermaksud buat lo jatuh bener deh" Sheva menunduk melihat ujung sepatunya tidak berani untuk melihat wajah lelaki tersebut.

"Kurang kerjaan banget si lo, ke sekolah tuh belajar, bukannya jadi kacung begini. Bego mau aja di jadiin kacung, lo bayar disini. Jangan mau diginiin, guru disini butuh duit lo" lelaki itu berbicara sambil memperhatikan bagian belakang celananya melalui kaca besar didepannya.

Perkataan lelaki itu membuat Sheva mengangkat kepalanya dengan cepat.
Sheva terpaku melihatnya. Lelaki yang ditemuinya di mushola masjid mall itu sekarang ada di hadapannya. Baru saja Sheva ingin menjawabnya, namun terlambat. Sang pujaan nya sudah melangkahkan kakinya menjauh dari toilet.

"Yailah ganteng iya, rajin solat iya, tapi ngomong sama cewe cantik kaya gue kasar banget si. Liatin aja gue janji nih ya gue akan bikin lo bertekuk lutut didepan gue"
                                 ***

Sheva memandang bakminya dengan tatapan ganas.
"Akhirnya gue bisa kembali merasakan kelezatan bakmi pak dul yang terkasih ini" Ucapnya sebelum memasukkan satu sendok penuh bakmi ke dalam mulutnya.

"Yaelah shev, alay banget deh lo" Seru alena sambil memperlihatkan ekspresi jijiknya.

"Tau najisin dia mah, bukan temen gue sih" Kali ini giliran Rini yang bersuara.
"Biarin aja sih, kasian dia tuh abis jadi babu tadi. Wajar kalo kelaparan begini" Sheva hanya diam saja saat ahsya kembali mengejeknya.

"Gapapa gue mah jadi babu tiap hari, asalkan bisa ketemu ama pangeran berkuda nya gue"

"Kalo kaya gitu, kayanya si nih ya. Pangeran berkuda loh deh nantinya yang bakalan garela ketemu lo setiap hari, gasudi malahan. Harinya bakalan ga tenang shev kalo dia ketemu lo, HAHAHA" Lagi-lagi Alena mengejeknya.

Sheva menatap mereka datar tanpa ekspresi kemudian tertawa sekencang-kencangnya.
"HUWAHAHAH. Kalo ngomong suka bener sih. Terlalu jujur, gabisa nyenengin gue dikit napa. Rasanya jadi ingin berkata kasar"
                                    ***

.
.
.
Hehe aku update lagi yak.
Sorry slow update, karena aku lagi persiapan untuk UN.
Semoga sukak ya dan jangan lupa vote hehe:)
Kalo votenya banyak kan jadi semangat nulisnya:)
Makasihhh semuanyaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang