Mungkin kalian penasaran, bagaimana reaksi Mark ketika tahu ia akan punya adik. Well, sperti yang kalian tahu, kalau Mark sangat sayang pada adik-adiknya. Diumurnya yang baru menginjak 10 tahun, ia sudah belajar bagaimana menjadi kakak yang baik, bagaimana cara membagi perhatian dan kasih sayang yang adil untuk adik-adiknya. Tetapi tahukah kalian kalau semula Mark menolak kehadiran seorang adik?
oooOooo
At past, 8 years ago...
.
Rumah minimalis itu gaduh oleh suara derap kaki bocah kecil yang berlarian di ruang tengah. Ia terlihat asyik bermain bersama seorang gadis berusia 25 tahun yang sedang berlakon menjadi seorang monster, dan bocah itu menjadi hero.
"Mark, sudah ya mainnya. Noona capek lari-lari terus. Kita istirahat dulu, ya." Kata sang gadis. Mark, bocah berumur dua tahun itu merengut sebal.
"Jia noona, ayo main lagi. Kita main jadi power ranger." Kata Mark, dengan logat yang lucu menyebut power ranger.
"Noona capek, sayang. Kita nonton kartun saja, yuk!" ajak Jia, ia adalah anak tetangga sebelah yang kebetulan dimintai tolong oleh Jinyoung untuk menjaga Mark. Ia menggendong Mark dan membawanya duduk di karpet.
"Mark mau nonton pororo." Kata Mark.
"Oke, noona akan putarkan pororo untuk Mark."
Jia menuju DVD player dan memutarkan kartun kesukaan bocah manis itu. sementara Mark tengkurap di karpet sambil memeluk boneka Eddy kesayanganya. Namun suara mobil yang berhenti di halaman rumah membuat Mark segera berlari keluar. Jia segera menyusul Mark sebelum bocah itu berlari jauh.
"Yeay! Ayah dan ibu pulang!" seru Mark dengan riang. Jaebum dan Jinyoung yang baru saja sampai tersenyum melihat putra mereka menunggu di depan rumah. Jaebum langsung menggendong Mark dan mengangkat tubuh mungil bocah itu tinggi-tinggi. Jia membungkuk sopan menyambut tuan rumahnya.
"Mark menunggu ayah dan ibu, ya?" tanya Jaebum.
"Eum. Ayah dan ibu perginya lama sekali." Rajuk Mark. Jinyoung mengecup pipi anaknya dengan sayang. Memang, baru kali ini mereka meninggalkan Mark hanya bersama Jia. Biasanya Mark akan ikut kemanapun mereka pergi.
"Maaf ya sayang, tadi ayah mengantar ibu ke rumah sakit. Lalu membeli buah untuk Mark." Kata Jinyoung sambil memperlihatkan sekantung buah di tangannya. Manik Mark langsung berbinar senang.
"Yeay, buah! Terima kasih, ibu." Ucap Mark. Jinyoung tersenyum membalas ucapan putranya.
"Jia, Mark tidak merepotkanmu, kan?" tanya Jaebum. Jia menganggukkan kepalanya.
"Tidak, oppa. Mark sama sekali tidak merepotkan. Memang anaknya tidak bisa diam, tetapi dia tidak nakal sama sekali." Kata Jia.
"Terima kasih sudah membantu kami menjaga Mark, Jia." Ucap Jinyoung.
"Tidak apa-apa, unnie.. Aku malah senang bisa membantu oppa dan unnie menjaga Mark." Kata Jia dengan sopan. "Kalau begitu aku permisi dulu."
"Noona mau pulang?" tanya Mark dengan wajah cemberut.
"Iya, sayang. Kapan-kapan kita main lagi, ya." Kata Jia.
"Ayo, bilang apa sama Jia noona?" tanya Jaebum pada Mark.
"Terima kasih, noona." Ucap Mark. Jia hanya tersenyum sambil mengusak rambut kecoklatan Mark. Ia kemudian segera berpamitan pulang kepada keluarga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Family Series
FanfictionSekumpulan kisah kehidupan rumah tangga Jaebum dan Jinyoung bersama kelima orang anak mereka yang penuh kebahagiaan dan kehebohan.