2

344 35 1
                                    

Valerie menuju ke bangkunya dan dengan segera ia mendudukinya.

"Apa ada tugas dari pak Bastian, Margareth? " tanya Valerie menghadap kearah belakang.

"Ada, mengerjakan buku paket halaman 45-48." jawab seorang remaja perempuan yang bernama Margareth itu.

"Baiklah terima kasih. " ucap Valerie tersenyum tipis.

"Tidak masalah. "

Valerie membuka resleting tas miliknya untuk mengambil bukunya lalu membuka helaian demi helaian kertas buku paketnya untuk ia kerjakan.

"Haii! " sapa Della menepuk bahu milik Valerie dan membuat Valerie tersentak kaget akibat ulah sahabatnya tersebut.

"Ish Dela, bikin kaget tau. " ucap Valerie mengelus dadanya berulang kali.

"Iya maaf..., ada tugas apa nih? " tanya Della yang baru saja duduk dibangku sebelah Valerie setelah membicarakan soal meeting ekstra fotografi disekolah bersama Bu Selena selepas pelajaran olahraga.

"Paket halaman 45-48." jawab Valerie seraya melirik buku miliknya yang berada di atas meja.

"Tenang saja, tugas itu pasti akan dijadikan pr dan dikumpulkan untuk besok. " Kata Della seolah menyepelekan tugas.

"Meskipun pr kita tak boleh menggampangkannya bahkan dalam hal mudah sekalipun. " titah Valerie memberitahu.

"Hmm... Tapi bantuin aku ya kalau ada soal yang tak bisa kujawab oke? "
Dela menampakkan cengiran khasnya.

"Oke. " Valerie membalas dengan tersenyum simpul.

﹏﹏﹏

"Hm... Valey..." gumam seseorang laki
laki dengan suara pelan seraya melamun dengan iringan senyum mengembang terukir pada bibirnya.

"Hei." ucap seseorang menghampiri kawannya. Namun bukannya merespons, kawannya tersebut malah tetap tersenyum sendiri.

"Woi, kau masih sehat kan?" untuk kedua kalinya ucapan kawannya itu tak dibalas dengan kata-kata.

"RAFAEL!" teriak orang itu menggema di telinga Rafael.

"Apaan sih yan!" Rafael tersentak kaget dari imajinasinya yang sedari tadi ia lamunkan.

"Ngelamunin siapa hayoo? " gurau kawannya itu seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Diem gak. " Rafael memutar bola matanya malas dengan telapak tangan tertopang di pipi kanannya.

"Jutek amat, pantesan gak punya cewek. " ledek Orang yang bernama Deano itu.

"Shit! Diem gak! kalo gak, bakal aku sumpelin pake ini. Mau?" Rafael mencengkram dengan kokoh pergelangan tangan Deano lalu melirik dengan tajam gumpalan kertas yang berada disebelah mejanya seakan memberi kode pada Deano, sedangkan Deano hanya cemberut.

"El aku kan cuma bercanda, jangan dibawa serius dong. " Deano memelas dengan puppy eyes yang dibuat-buat.

"Jijik tau gak Yan. " Rafael bergidik ngeri akibat dari sobatnya ini.

Tok! Tok!

Bunyi decitan pintu diiringi dengan hentakan kaki berat. Bu Alissa sang guru killer Memasuki ruangan kelas.

Kelaspun seketika langsung diam seribu bahasa, yang asyik dan ribut sendiri menjadi diam dan begitu juga dengan Rafael yang langsung melepaskan genggaman tangannya. Deano pun langsung duduk di sebelah bangku milik Rafael dan mengibaskan pergelangan tangannya yang sedikit memerah.

"Keluarkan pr trigeometri yang ibu berikan kemarin lusa. "

Lah iya pr mat, duh.. Lupa kerjain lagi. Harus siap batin nih habis ini. Batin Deano sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

Rafael yang melihat kelakuan Deano sudah hafal bahwa ia lupa tak mengerjakan tugas.

"Pasti lupa kerjain, ya kan? " tanya Rafael yang dibalas senyuman kecut oleh Deano.

Karena meja Rafael dan Deano di depan meja guru, terpaksa mejanya menjadi giliran pertama untuk diperiksa tugasnya.

"BELUM DIKERJAIN SEMUA? PARAH SEKALI KAMU! Kamu bisa tidak naik kelas kalau kelakuanmu begini terus!" Bu Alissa mengeluarkan amarah dengan suara menggelegar saat mendatangi meja Deano.

Deano hanya bisa menggigil ketakutan dan terdiam meratapi nasibnya itu.

﹏﹏﹏

Tet!

Bunyi bel pulang sekolah terdengar jelas yang disambut heboh oleh para seluruh siswa dalam kelas. Sudah jadi tradisi.

"Huftt... Akhirnya pulang, ucapanku benar kan jika tugasnya akan dijadikan pr." Della tersenyum simpul.

"Iya iya, kan aku cuma bilang buat jaga-jaga aja. " Valerie menyelereting tas biru miliknya.

"Oh ya, mungkin mama papaku akan telat pulang karena beberapa hari ini mereka selalu lembur. " Della menggendong tas punggung miliknya.

"Lalu? " Valerie pun juga menggendong tasnya dan keduanya berjalan pergi dari kelas.

"Aku ingin main ke rumahmu, boleh kan? Sekalian kerjain tugas yang tadi." Della menunjukan cengirannya.

"Pasti boleh lah! Aku juga bosan terus dirumah sendirian karena mama papaku selalu pulang saat hari sudah larut malam." Valerie tersenyum bahagia sebab hari ini ia tidak kesepian di dalam rumah sendirian.

"Yeyy! " ujar mereka bersamaan kemudian saling berpelukan.

"Kita udah mirip seperti teletubbies ya eh bukan mirip, persis." celetuk Della dengan cengiran khasnya lagi.

"Kamu jago sekali buat orang happy ya hahaha..." sebuah senyuman simpul terukir jelas di wajah rupawan Valerie bak putri kerajaan. Mungkin suatu hari ia akan menjadi Putri yang sebenarnya.





























Dalam lautan.

To be continue...

﹏﹏﹏

Yey, akhirnya chapter ke-2 selesai juga. Jangan lupa Voment ya untuk menghargai penulis :)

Thank You ❤

Mermaid Tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang