Geovan memperhatikan pantulan dirinya di cermin kamar tidur. Dengan hoodie dan celana berwarna hitam serta sepatu berwarna putih, ia siap untuk pergi bertemu dengan teman-temannya di arena balapan mobil.
Geovan dan ketiga temannya sering menghabiskan waktu di arena balapan mobil liar yang selalu diadakan tiap tengah malam. Tentu saja orang tua Geovan tidak tahu, namun sebagian besar teman-temannya di sekolah mengetahui hal tersebut. Bahkan ada beberapa yang rela kabur dari rumah di malam hari hanya untuk menontonnya balapan.
"Mau kemana Geovan?" Tanya mamanya yang sedang berada di ruang tengah ketika melihat anaknya berpakaian rapi membawa tas sekolahnya dan berjalan menuju pintu depan.
Dia menghentikan langkahnya dan menghampiri wanita muda tersebut sambil memeluknya.
"Ke rumah Leon. Belajar."
Dia mengelus punggung Geovan dan mengangguk-angguk pelan.
"Hati-hati di jalan sayang. Bawa mobil kan?"
"Iya, Ma."
"Pulangnya jangan malam-malam." Pesan mamanya.
Geovan melepas pelukannya dan mencium tangan mamanya. Papanya sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri sehingga ia bebas keluar malam dengan menggunakan alasan belajar kelompok.
Sebenarnya ia tidak sepenuhnya berbohong tentang pergi ke rumah Leon. Geovan memang akan ke rumah Leon untuk menjemputnya, lalu pergi ke lokasi balapan liar.
"Danu sama Tristan katanya udah langsung ke lokasi, Ge." Ucap Leon begitu Geovan sampai di rumahnya. Leon sudah menunggunya di depan rumah ketika Geovan datang. Leon berpamitan kepada keluarganya bahwa ia akan belajar kelompok di rumah Danu bersama Geovan.
Geovan mengangguk singkat dan melajukan mobilnya keluar dari rumah Leon.
---
Waktu masih menunjukkan pukul sepuluh malam, namun suasana di arena balapan sudah ramai. Banyak remaja berkumpul ingin menyaksikan pertandingan yang diadakan hampir setiap malam. Mereka memiliki grup di media sosial yang menginformasikan jadwal balapan dan jadwal patroli polisi tentunya.
Geovan berkumpul bersama ketiga sahabatnya di depan mobil. Ia duduk di atas kap mesin mobilnya, sedangkan Leon, Tristan dan Danu duduk di atas kap mesin mobil Danu yang lebih luas. Hanya Geovan dan Danu yang membawa mobil, karena Tristan tadi dijemput oleh Danu.
"Mobil lo kemana, Tan?" Teriak Leon. Suara deru kendaraan membuat suasana sekitar menjadi bising.
"Masuk bengkel. Kemarin dipake mama gue nabrak tukang ketoprak yang lagi mangkal di depan rumah." Jawabnya pasrah. Padahal mobil itu rencananya akan dia pakai untuk balapan malam ini.
Danu dan Tristan menahan tawa sekuat tenaga mengetahui kesialan temannya.
"Terus lo nggak jadi balapan?" Tanya Leon lagi. Kali ini Danu juga terlihat antusias mendengar jawaban Tristan. Bahkan Geovan yang sedang bermain ponsel ikut menoleh ke arah Tristan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERLUDE
Teen FictionKehadiran Vianna bagaikan sebuah 'Interlude'. Memberi jeda tersendiri pada hidup Geovan yang selama ini terbayang-bayang dengan rasa bersalah karena kehilangan wanita yang dicintainya. Layaknya irama, keceriaan Vianna mampu menghidupkan kembali duni...