Photo (Last)

4.7K 118 5
                                    

'Deg'

Jantung Riani seakan berhenti, keringat dingin terus mengalir dari pelipisnya melihat orang-orang di dalam bus yang terlihat kaku. Riani berlari kedekat pintu bus dengan kaki gemetar.

"Pak, turun di sini saja," ujar Riani dengan suara yang bergetar, saat sampai di halte depan.

Bus berhenti, dengan segera Riani melompat dari bus. Ia tak bisa lagi berpikir jernih saat melihat bus yang baru saja ditumpanginya oleng dan jatuh berguling. Dan hal itu terus terjadi berulang kali di hadapanya. Ia menenggelamkan wajah bulat miliknya ke lutut. Sampai saat ia mendengar suara klakson bus terdengar. Bus yang benar-benar akan membawanya pulang ke rumah.
**

"Mungkin ada yang mau disampein sama hantunya," tanggap Tami, sesaat setelah mendengar cerita Bima.

"Itu cerita halte di dekat super market itu kan? Makanya kalau kakakku lembur dia gak berani pulang naik bus," sambung Arine

Permainan berlanjut, semua orang hampir menceritakan kisah mengerikan yang mereka punya masing-masing. Sampai saat giliranku.

"Sekarang, ceritain sesuatu ke kita Li!" ujar Manda yang disetujui oleh anak lain.

"Ayo dong Lili, masa dari tadi kamu jadi moderator aja," desak Dian yang membuat anak lain berdemo kearahku.

"Oke oke, tenang semuanya aku ceritakan sesuatu. Tapi..." ujarku terputus membuat mereka bertanya-tanya.

"Tapi apa Li, cepatlah!" Desak Ardi kesal.

"Wani piro hehe, baiklah kuceritakan."

**

Cuaca pegunungan yang dingin,  para remaja duduk di depan api unggun kecil menghangatkan badan. Mereka bercerita sambil bernyanyi ria. Mereka merasa tak ada yang aneh saat itu, kecuali Gerrard, ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh hari itu. Ia hanya diam, ia tak sanggup berbicara banyak karena perasaannya.

"Kenapa diam saja?" tanya Ivan, salah satu temannya.

Gerrard hanya menggelengkan kepala dan melenggang masuk kedalam tenda. Tak lama, ia mengambil kamera dan memotret ke sembarang arah.

"Ger, ngapain?" tanya Ivan lagi.

"Iseng saja hehe," jawabnya menyembunyikan.

Tengah malam, saat mereka sedang tertidur pulas, terdengar suara orang mengelilingi tenda sambil berhitung. Semua orang di dalam tenda mendengar suara berat dari 'sesuatu' yang mengelilingi tenda mereka. Mereka semua memang terjaga, tapi tak satupun dari mereka berani bergerak dan bersuara.

"Kenapa diam saja? Aku tau kalian bangun," suara dari 'sesuatu' di luar

Mereka tak tau siapa yang berada di luar tenda. Apakah seorang psikopat? Atau orang gila? Ataupun hantu, tak ada seorangpun yang tau. Mereka terlalu takut untuk keluar dari tenda sampai langit kembali terang, mereka tak berani keluar hanya sekedar menyaksikan sunrise.

"Lihatlah hasil foto kemarin!" perintah Gerrard.

Mereka melihat-lihat hasil foto yang telah diambil hari itu dan terkejut, saat melihat foto mereka saat malam hari. Di setiap foto, terdapat wajah pucat menyeringai di sekitar mereka. Dan saat itu juga, mereka memutuskan untuk turun gunung.

**

"Err, sebaiknya jangan terlalu percaya pada hantu," ujar seseorang yang serentak membuat semua anak di meja diskusi berhamburan duduk ke kursi masing-masing.

Ia bu Via, guru matematika yang masuk kelas kami. Dari cerita hari ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dari semua cerita, yang paling seram adalah ketika seringaian guru killer yang menyapa kami. Setidaknya jam kosong adalah hal menyenangkan.

-End-

Cerita di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang