Giliran

4.8K 124 2
                                    

Semua orang yang mendengar cerita Arine bergidik. Tak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya tentang apa yang dilihat Arine. Entah mengapa tak ada guru yang juga masuk kedalam kelas. Kami melanjutkan bercerita, banyak dari mereka yang hanya mendengar cerita kami.

"Sekarang, boleh aku cerita?" tanya Erik, ketua kelas.

"Silahkan pak ketu," jawabku sedikit mencairkan suasana.

"Baiklah, kejadian ini dimulai saat aku pulang dari les musik," katanya mengawali.

**

Saat itu, sore hari setelah aku les musik. Aku pulang sendiri, karena hari itu Dani tak latihan bersamaku. Jalanan mulai sepi karena hari sudah mulai gelap. Lampu jalanan, remang-remang menerangi jalan gelap. Aku sedikit bersiul dengan lagu sing me to sleep- Alan Walker, untuk menghilangkan bosan. Tak lama, terdengar suara yang mengikuti irama siulanku. Aku terdiam sejenak, suara itu menghilang. Ku lanjutkan kembali siulan, dan lagi-lagi suara terdengar. Tak peduli, aku terus melanjutkan langkah sampai rumah. Tanpa mandi, aku langsung tidur.

Entah jam berapa aku kembali terjaga, sesak di dada terasa, karena melihat bayangan mantan pacar bersama teman--bukan itu yang ku maksud, tapi seseorang duduk di dadaku, sambil bernyanyi. Aku tak tau mengapa tubuhku tak bergerak, telingaku serasa dipaksa mendengar suaranya yang tak begitu merdu. Aku mencoba berteriak, tapi tak ada suara yang keluar dari mulut ini. Entah dari mana dia mengerti lagu Alan Walker yang kunyanyikan. Perlahan kepalanya menoleh, mulutnya menyeringai menampakkan gigi-gigi runcingnya. Mulutnya terus mengeluarkan suara walaupun tertutup. Kesadaran mulai goyah saat wajahnya mendekat kearahku hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.

**

"Gaul tuh hantu," ujar Manda sambil sedikit terkekeh.

"Menurut kalian mungkin itu lucu, tapi serem tau," jawab Erik.

Semua orang terkekeh saat melihat wajah Erik yang cemberut bagaikan perempuan.

"Selanjutnya, Bima!" ujar teman-teman secara serentak.

Lelaki kurus berkacamata itu terbata.

"E-eh aku?" tanyanya.

Semua anak mengangguk, dan ia mulai menceritakan kisahnya.

**

Seorang wanita bernama Riani, baru pulang dari kantor saat larut malam, dikarenakan lembur. Tak ada yang menjemputnya, karena ia seorang perantau. Dengan terpaksa, ia menunggu bus di tengah malam. Ia tahu bahwa dirinya harus menunggu lama. Sambil menggenggam gelas karton berisi kopi panas, ia terus melirik ke arah jalanan. Tak lama, bus yang dinantinya datang. Ia melirik jam di tangannya.

"Bukankah bus datang lima menit lagi?" gumamnya.

Ia mengangkat bahu dan menaiki bus di hadapannya. Semua tampak kaku, orang-orang hanya diam di tempat duduknya tanpa ada yang bicara. Riani mencoba menyapa seorang siswa perempuan yang duduk di sebelahnya.

"Dik, kenapa baru pulang?" tanyanya.

Gadis itu hanya menatap Riani tajam dan sedikit bergumam mengucapkan kata yang tak dapat Riani dengar. Gadis itu terus mendekat ke arah Riani dan membisikkan kata yang membuat jantungnya seakan berhenti berdetak.

"Cepat turun, atau kau akan mati sepertiku."

Cerita di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang