Chapter 2

214 10 1
                                    

Aku pun terdiam sejenak dan berpikir. Apakah aku harus menolak atau menerima Iel? Tapi kuakui aku masih mencintai Alvin. Tapi benar juga kata Ify, nggak ada alasan lagi untukku tetap single. Lagipula Alvin sudah memiliki Dea. Jadi untuk apa aku menunggunya lagi??

"Fel... Fel... Felicia... Jawab pertanyaan gue dong! Jangan diam aja kayak gini! Would you be my girl friend?" kata Iel membuyarkan lamunanku.

"Eh eh... Iya yel!" kataku gugup.

"Hah apa Fel?? Jadi, lo mau jadi pacar gue?" tanya Iel tak percaya.

"Iya, Yel. Yes, I WOULD!!" kataku sambil tersenyum.

"Makasih Fel, lo udah mau kasih kesempatan gua buat jadi pacar lo. Gue janji gak akan ngecewain lo. Gue janji, Fel." kata Iel lalu berdiri dan memeluk ku.

Aku yg terkejut pun hanya bisa pasrah saja dipeluk pacar baruku ini :D

Semua yg ada dilapangan pun kembali meriah memberikan kami tepuktangan.

¤_¤

KORIDOR SEKOLAH

Keesokan harinya aku datang pagi-pagi sekali ke sekolah karena hari ini adalah jadwal piketku.

Saat aku berjalan di koridor sekolah, tanpa sengaja aku berpapasan dengan Alvin yang entah ingin kemana. Aku pun berusaha untuk terlihat biasa saja dan tak memperdulikannya.

Namun tiba-tiba ada yang mencekal tanganku dengan keras. Dengan refleks aku pun menoleh ke orang yg mencekal tanganku itu.

Dan kalian tau siapa dia?? Yapp... Alvin Argentina lah yg mencekal tanganku. Sungguh perasaanku kini menjadi campur aduk tak karuan.

"eh, ngapain lo pegang-pegang tangan gue?" tanyaku jutek sambil berusaha melepaskan tanganku.

"Selamat ya atas hubungan barunya sama Gabriel si kapten basket! Cukup tau aja deh gue sama cewek MUNAFIK kayak LO!" kata Alvin sinis sembari terus mencekal tanganku makin keras.

"Maksud LO apa HAH bilang gua munafik? Lagipula apa urusannya sama lo kalo gue jadian sama Iel? Bukannya lo udah duluan jadian sama Dea??" kataku tak kalah sinis.

"Bukannya waktu itu lo yg bilang sendiri, kalo Iel cuma temen lo? Kenapa sekarang malah jadian? Apa namanya kalo bukan munafik?" kataNya lagi makin sengit.

"Suka-suka gue dong mau jadian sama siapa aja! Lagipula nggak ada urusannya sama lo! Lo itu bukan siapa-siapa gue! Jadi please jangan ganggu hidup gua lagi!" kataku lagi sambil menarik tanganku kasar.

"Oh yaudah fine! Selamat ya buat pacar barunya!"

"Lo juga selamat ya atas hubungan barunya sama Dea. Longlast!" kataku beranjak pergi.

"Lo juga... Semoga... Semoga cepat putus ya sama Iel !!" kata Alvin tersenyum sinis.

"WHATEVER!!" kataku sambil benar-benar pergi.

¤_¤

Sesampainya di kelas aku pun segera menceritakan semua kejadianku tadi pada Ify sahabatku sekaligus teman sebangku ku.

"Hah seriusan lo Fel, Alvin bilang gitu? Itu anak maunya apasih? Dia kan udah punya Dea tapi kok tetep aja masih ganggu-ganggu hidup lo?" kata Ify.

"Sstt... Jangan kenceng-kenceng! Nanti kalo Dea denger bisa gawat!" kataku kesal.

"hehe iya-iya maaf" kata Ify nyengir.

"Ya gitulah, Fy. Gua juga bingung sama sikap dia itu".

"Jangan-jangan dia masih suka sama lo,Vi?"

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang