"Ibu, jangan pergi. Aku ingin tetap bersamamu"
"Anakku, ibu tahu, ibu juga tidak ingin berpisah denganmu. Namun, bagaimana dengan masa depanmu? Akankah kamu bergantung kepada ibumu ini? Masa depanmu kau raih sendiri. Ibu dan Ayah hanya dapat mengantarkanmu sampai sini. Bukannya kami tega menginggalkanmu, namun kami mau putri yang kami banggakan ini bisa mandiri layaknya "Three Musketeers" yang anggun dan gagah membela kebajikan"
"Jadi, Ibu dan Ayah ingin putri sukses? Tapi kenapa harus berpisah dengan kalian? Aku akan rindu diberi nasihat Ibu, makan bersama kalian, dan membantu Ayah berkebun"
"Putriku, sesungguhnya dalam hidup ini kita hidup sendiri. Dan pada akhirnya, semua akan punya tanggungjawab sendiri-sendiri. Dan tugas Ibu kini telah selesai, nak. Ibu senang bisa merawat kamu, kini kamu bisa melangkah menuju jalanmu sendiri. Kamu itu sudah dewasa, kamu bisa memilih jalan yang baik, Ibu yakin itu"
Putri yang saat itu memandang wajah kedua orangtuanya lewat selembar foto hanya bisa bersedih. Mengucurkan titik-titik air yang membasahi pipinya. Dalam dirinya ia berkata, Ibu, aku tak ingin jauh darimu. Aku cukup memilikimu, Tuhan tolong jaga dia untukku agar dia juga bisa bahagia kelak aku sukses nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Kata
Poetryfeelings-heart-thought-mind. started march 17 '17 finished april 18 '17 ©youngzenos #2017