2. ID Line?

22 9 2
                                    

Alsha melihat pria dihadapannya dengan seksama. ganteng juga.

**

'tet tet tet'
Suara alarm menggema pada hari sabtu yang kosong.

Alsha menggeliat di tempat tidurnya. Bunyi alarm sangatlah mengganggu. Ia pun bangun dari tempat tidurnya dan merapikan piyama beruangnya.

"Duh berisik banget sih ini kan libur" Dumel alsha dengan malas menggapai alarm dan mematikannya.
Alsha kembali menjatuhkan diri dan menarik selimutnya yang tebal. Hujan. Suasana yang sangat pas untuk tidur.
Ia mulai memejamkan kedua matanya.

'wake up in the morning feeling like p diddy'
alunan suara handphone alsha yang berdering memecah keheningan.
Huh! Baru saja alsha memejamkan matanya, sekarang sudah ada lagi yang hendak mengganggu alsha. Hukuman apa gerangan yang diberikan pada alsha Ya tuhan.

Tanpa melihat-lihat caller-id, alsha langsung menekan tombol hijau dan mendekatkannya ke telinga.
"HARI INI GAADA YANG GANGGUIN ALSHA TIDUR. DAH! ALSHA MAU TIDUR LAGI. BAY!"
tanpa basa-basi alsha langsung memutuskan koneksi.
Belum sampai 3 detik, alsha sudah mendapat telepon lagi.
Duh! gabisa apa ya liburan tanpa gangguin alsha gitu ah. Sebal!

alsha melihat nama yang tertera di pengguna nomor 'mama'.
Ia pun mengangkat telepon itu dan membuat-buat nadanya agar tidak terdengar seperti orang yang baru bangun tidur.

"halo mama" sapa alsha.
"halo juga alsha. tadi mama telepon kok kamu teriak-teriak?
MAMPUS. Alsha terdiam tidak bisa berkutik lagi. Ia bingung mau menjawab apa pada mamanya. Alsha udah tau nih, kalo mamanya udah nanya gini, pasti nanti bakal ditanya-tanya lagi. Lebih rinci.

"Ah engga ma tadi alsha kira itu temen alsha yang nelpon. dia tadi udah nelpon sampe berapa kali, makanya alsha males jawabnya" jelas alsha panjang kali lebar dan pura-pura menggerutu.
"bener? kamu ga bangun siang kan?" tanya mamanya penuh selidik.

skakmat.

'tuh kan, bener kata gue, pasti bakal ditanya yang aneh-aneh lebih lanjut' Batin alsha
'duh jawab apa nih ya? kalo gue jawab iya dimarahin. kalo jawab ngga malah boong dosa ntar' batin alsha.
"alsha, kamu bangun siang?" tanya mama lagi.
alsha benar-benar tidak tau harus menjawab apa. bersiaplah dirinya untuk diceramahi.

"hehe iya ma, itu kemaren alsha ngerjain tugas. Kerjain tugas kan libur-libur enaknya, biar ga numpuk tugasnya" jawab alsha akhirnya. Hanya itu yang terlintas di otak alsha.
Berharap mamanya akan jinak untuk hari ini saja.

"yaudah tapi kamu lain kali harus bangun pagi ya. anak gadis kok bangunnya siang" ceramah mama.
"iya ma yaudah alsha mau mandi dulu"
"bye, hati hati disana sayang, salam dari papa"
"byee" sambung alsha.

Akhirnya, ia lolos dari pertanyaan-pertanyaan yang menyebalkan. Ternyata, dewi fortuna berpihak padanya.

Tidak lama setelah Alsha memutuskan sambungan telepon, kakaknya membuka pintu kamarnya. Matt.

"oh lo udah bangun" ucap Matt santai.
"ya udah lah bang, emang lo. Bangun siang mulu" balas alha seraya melet kepada Matt.
"ya lo juga" Matt menoyor kepala Alsha dan mengacak-acak rambutnya.
"lo lucu deh, kayak anak beruang"
tawa pun berderai dari mulut Matt.

"emang gue lucu bang, oke oce makasi" ujar Alsha mengedipkan matanya.
"iyadeh, adek gue mah emang paling lucu sedunia" tawa pun berderai dari mulut Matt. untuk kedua kalinya.
"pasti ada maunya" Alsha memasang muka datar.
"haha tau aja lo dek. Biasa, bikinin sarapan" ujar Matt menaikkan kedua alisnya.
"plis bang gue males banget" Alsha merespon dengan malas.
"ayolah" pinta Matt.

Akhirnya Alsha memenuhi permintaan kakaknya, Ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan mulai berjalan menuju dapur.

Seusai menyiapkan sarapan, ia harus bersiap-siap untuk pergi dengan revan. Alsha pun dengan langkah gontai berjalan ke kamar mandi.

Seusai mandi, alsha memakai baju. Baju yang ia kenakan hari ini adalah kaos putih dan celana hitam serta dipadukan dengan cardigan berwarna hitam.
Ia segera menuruni anak tangga dan memakai sepatu adidasnya.

"Bang! gue mau pergi dulu ya sama revan. Ke acara keluarga di daerah Sudirman" pamit alsha pada kakaknya.
"YAA" teriak kakaknya yang sedang sibuk bermain PS.

**

"Halo, van" ucap alsha mengawali percakapan via telepon.
"iya halo. gue lagi dijalan ya mau kerumah lo. tunggu didepan bentar lagi juga nyampe"
"oke deh, hati-hati dijalan"
Alsha langsung mematikan hp nya.

Revan dalam perjalanan sehabis dari rumah Revon, kembarannya.
Revan bilang, ia mau mengajak alsha menghadiri acara keluarganya. Mamanya mengutus revan untuk mengajak alsha berhubung alsha sudah kenal dengan semua keluarga revan.

Karena bosan, Alsha pun memainkan game di hamdphone nya.
"Yes menang, akhirnya!" teriak alsha kegirangan menatap layar hp.

"lo ngomong ama siapa dah?"
tiba-tiba revan muncul didepannya dan kemudian keluar dari mobil.
satu detik. dua detik. tiga detik.
Revan menarik tangan alsha lembut.
"cepetan udah mau mulai acaranya" ucap revan.

Alsha melihat pria dihadapannya dengan seksama. ganteng juga.

"heh ngeliatin apaan si cepetan masuk" perintah revan yang membuatnya membuyarkan lamunan.
"e-eh ngga kok" ujar alsha kikuk. Terlihat bahwa revan sudah membukakan pintu mobil untuknya.
Alsha pun langsung memasuki mobil.

Hanya suara mesin mobil yang terdengar berderu. Dan juga aliran musik dari radio. Kedua manusia itu saling membisu satu sama lain.

Dan pada akhirnya revan memulai percakapan "sha"
"ya?" jawab alsha.
"lo kenal alvaro ga? kapten basket sekolah kita" tanya revan dengan muka yang menunjukkan pandangan tidak suka.
"tau sih, tapi ga kenal. emg knp van?" tanya alsha balik.
"kemaren masa pas pulang sekolah dia minta id line lo ke gue" tutur revan.
"hah? buat apaan?"
Revan tidak menjawab alsha yang kebingungan menatapnya.
"jadi tuh kemaren.."

Flashback

Alvaro menepuk pundak revan dari belakang dan revan pun menoleh.

"lo temen deketnya alsha kan? gue sering liat lo berdua sama alsha" ujar varo memasang senyum manisnya.
"iya, emg knp?" jawab revan pendek. jutek.
"ngga, gue mau minta id line nya, boleh?" tanya Alvaro lagi.
"buat?" tanya revan menaikkan satu alisnya.
"buat ngomongin tugas" balas alvaro melebarkan senyumnya.
Terlihat bahwa Alvaro sedang berbohong.
"alah gausah modus lo, minta aja langsung sama alsha" jawab revan ketus seraya meninggalkan Alvaro yang tengah tersenyum miring.

alsha hanya meresponnya dengan mengkerutkan alis.

Dan, keheningan kembali terjalin antara Revan dan Alsha.

TBC

965 words
maaf typo bertebaran.

Is It wrong?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang