1.

75.2K 1.9K 15
                                    

Namaku Odelia Saputra. Aku gadis remaja 17 tahun yang akan segera mengakhiri masa SMA. Ya, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester dan aku sudah tidak sabar untuk menunggu pengumuman dan kelulusan, aksi corat coretnya juga sih. Biasalah kehidupan remaja.

Aku yakin aku akan lulus dengan nilai yang baik, karena banyak yang sudah mengenalku dengan sebutan gadis nakal berotak cerdas. Eits, jangan salah mengartikan kata 'nakal'. Aku dikenal sebagai murid yang bandel diseantero sekolahku. Aku gadis yang sering datang terlambat beberapa menit setelah guru mengajar di kelas dan selalu kabur dari hukuman adalah hal biasa untuk para guru disekolahku.

Tapi, para guru tetap menyayangiku karena aku selalu bisa dihandalkan untuk mengharumkan nama sekolah disetiap perlombaan dan kompetisi yang diadakan oleh pihak sekolahku dengan sekolah lain. Tak hanya pintar dibidang akademi, aku juga cukup bagus di bidang olah raga. Terutama basket.

Aku memiliki beberapa teman laki-laki, hanya sebatas teman. Teman saat bermain basket dan untuk mengobrol biasa. Tapi aku memiliki dua sahabat yang tak bisa dibilang sahabat biasa. Dian dan Desi. Mereka lebih seperti layaknya saudara untukku. Kami bersahabat sangat lama. Dari SD hingga sekarang. Aku harap akan terjalin untuk selamanya.

Aku seorang anak tunggal yang hidup hanya didampingi oleh seorang Ayah disisiku. Bunda meninggal saat aku SMP karena penyakit kanker rahim yang diderita Bunda. Tapi aku tak ingin larut dalam kesedihan, karena aku yakin ayahku lebih sedih dariku. Bahkan Ayah tidak pernah menelantarkanku semenjak kepergian Bunda. Ayah selalu mengutamakan aku dibanding pekerjaannya. Makanya, aku nggak mau bikin ayah makin sedih kalau sampai aku jadi anak yang sudah bandel ditambah juga bodoh. Karena itulah aku mengimbangi sifat bandelku dengan kecerdasan agar ayahku tidak merasa terlalu marah saat menghadapi kenakalanku. Hehehe.. Pintar kan aku..

Begitu juga dengan sahabatku. Mereka selalu mengomel kalau aku sudah berulah. Aku salah kalau mengatakan mereka seperti saudara, mereka sudah seperti nenekku kalau sedang mengomel. Bahkan lebih parah. Walaupun begitu, aku bisa mengerti kenapa mereka begitu. Emang karena akunya juga sih. Hehehe. Mereka selalu memintaku untuk belajar menjadi gadis yang anggun, kalem dan selalu memintaku untuk menghilangkan sikap cuek kuadrat milikku.

Ya, memang banyak yang bilang aku ini gadis yang terlampau cuek pada lingkungan sekitar bahkan terkesan dingin kalau berhadapan dengan orang yang tidak aku senangi atau aku kenal. Aku selalu acuh dan sahabatku selalu bilang agar aku bisa sedikit ramah dengan orang sekitar.

Bukannya aku sombong atau apa, aku hanya ingin tetap berada di zona amanku. Aman dari pergaulan bebas dan pengaruh buruk zaman sekarang yang bisa dari kalangan manapun. Aku begini, karena aku tidak ingin menyusahkan Ayahku kalau-kalau nanti aku membuat masalah yang bisa menyita waktu dan fikirannya karena ulahku, jadi aku selalu membentengi diri dari orang-orang yang tidak aku kenal. Well, ayahku pun mendukung sifatku itu. Aku melakukannya untuk menjaga diriku disaat ayahku tak ada disampingku untuk menjagaku.

Aku masih tetap menjadi Odelia yang sama seperti yang aku ceritakan sampai akhirnya saat itu tiba. Saat dimana semua pertahananku runtuh karena seorang laki-laki yang baru aku temui setelah 7 tahun pergi dari hidupku. Laki-laki yang dulu selalu berada didekatku, menjagaku saat orang tuaku pergi untuk urusan pekerjaan mereka, mengajariku hal-hal yang harus aku lakukan untuk membanggakan orang tuaku dan selalu menjadi pemberi energi positif saat dia ada disekitarku. Tapi itu dulu. Dulu, sebelum dia pergi saat aku tertidur. Dulu, sebelum dia pergi tanpa pamit padaku. Dulu, sebelum dia menghilang dari hidupku tanpa adanya kabar sekalipun. Walaupun aku tahu dia pergi untuk melanjutkan sekolahnya di negara Amerika sana, tapi satu hal yang tidak aku tahu tentangnya. Alasan kenapa dia tidak pernah mengabariku tentang dirinya, bahkan dia seperti melupakanku atau seperti dia tidak mengenalku.

Tapi, kenapa sekarang dia harus kembali? Kenapa dia harus datang lagi setelah pergi dan menghilang seperti ditelan bumi? Kenapa kami harus bertemu lagi setelah aku benar-benar lupa akan dia yang pernah menjadi orang terdekat dan penting dalam hidupku? Well, terdengan lebay, memang. Tapi, seperti yang aku katakan, aku tidak pernah bersikap ramah pada orang yang tidak aku senangi untuk ada didekatku. Dan sekarang, aku sedang tidak senang padanya.

My Uncle My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang