22

867 160 17
                                    

Sementara hati Yong Hwa, semakin lama semakin berdenyut nyeri. Merasa tidak tahan lagi, malam itu akhirnya ia mendatangi kamar Min Hyuk.
Begitu pintu kamar Min Hyuk terbuka, bogem mentah langsung menyarang di wajah pria bertampang manis itu membuatnya terkejut.
"Hyung..." serunya kaget.
Tapi duk lagi tojokan mendarat di rahangnya membuat ujung bibirnya pecah.
"Hyung, ada apa ini..."
Namun duk lagi menyerang tulang pipi.

Yong Hwa terus menyerang membuat Min Hyuk mundur dan terus mundur.
"Hyung, hentikan! Ada apa ini?" Min Hyuk berteriak sambil terjungkal, baru Yong Hwa menghentikan aksinya.
"Apa yang kau rasakan, Kang Min Hyuk? Apa sakit? Itu yang telah kau lakukan padaku." ceracaunya.
"Apa yang kau maksudkan?" Min Hyuk tertatih-tatih bangun sambil meraba lubang hidungnya yang meneteskan darah.
"Tega sekali kau mengirim seorang perempuan padaku. Aku akan menyuruhnya datang kesini sekarang supaya bersujud di kakiku. Kau dan dia."
"Andwe. Jangan, Hyung! Dia tidak bersalah, aku saja yang akan bersujud padamu tapi nanti setelah perang kita selesai." larangnya.
"Apa katamu?" Yong Hwa melangkah mendekati Min Hyuk.
"Lakukan apa pun yang ingin kau lakukan padaku, Hyung. Tapi jangan sentuh dia!"
"Kau sedang belajar jadi bajingan, hh?" Yong Hwa meremas kerah t'shirt Min Hyuk lalu menarik ke arahnya.
"Kau dengan perempuan penggoda itu satu paket, aku tidak akan membiarkan kalian hidup tenang!"
"Jangan sentuh dia kubilang!" Min Hyuk berteriak marah.
"Tentu saja dia pun harus mempertanggung jawabkan perbuatannya."
"Misi kami sudah gagal, apa lagi yang kau inginkan dengan menangkapnya, Hyung?"
"Memang sudah gagal, tapi tidak berarti kelakuannya tidak kurang ajar padaku. Jangan coba menghalangiku, atau kau mendapatkan akibatnya."
"Bunuh saja aku jika kau perlukan! Tapi jangan coba sentuh Shin Hye Noona. Atau aku akan semakin beringas..."
Yong Hwa mendorong tubuh Min Hyuk hingga terjerembab ke lantai, ia lalu menghajarnya membabi buta. Andai saja Jong Hyun dan Jung Shin tidak segera datang dan memisahkan keduanya.

Wajah Min Hyuk sudah babak belur saat mereka berhasil dipisahkan.
"Apa yang kalian lakukan ini?" tatap Jong Hyun pada keduanya bergantian.
"Sampai kau membawa perempuan penggoda itu ke hadapanku dan menyuruhnya bersujud di kakiku, aku belum anggap urusan kita selesai. Ingat itu!" tandas Yong Hwa kemudian ia melangkah pergi.
"Apa yang dia katakan itu?" tanya Jong Hyun tidak paham, Jung Shin juga sama bingung.
"Nanti saja aku ceritakan! Bibirku sakit, bisa tolong ambilkan aku obat Jung Shin-ah!" pinta Min Hyuk.
"Kau ini benar-benar cari masalah. Tunggu, aku ambilkan." Jung Shin beranjak meninggalkan kamar.
Jong Hyun membantu Min Hyuk bangun dan menaiki tempat tidurnya. Ia tidak bertanya apa-apa lagi melihat Min Hyuk yang tampak kesakitan.

Besoknya Min Hyuk tidak pergi ke kantor, tubuhnya demam. Jong Hyun meski sangat penasaran dengan yang terjadi semalam, menahan diri. Sebab Min Hyuk malah sakit dan tidak mungkin bertanya kepada Yong Hwa.
Yong Hwa sendiri tetap pergi ke kantor tanpa merasa khawatir sedikit pun terhadap Min Hyuk yang sakit setelah ia hajar. Ia masih sangat marah. Ia seketika berubah seperti monster. Tapi nampaknya harus seperti itu berhadapan dengan anak seperti dia.

Jun Ha menghampirinya mendengar ia menghajar Min Hyuk.
"Apa yang kau lakukan pada Min Hyuk? Aku dengar hari ini dia tidak masuk kerja karena demam setelah kau hajar. Apa yang terjadi?" tanya Jun Ha memburu. Kenapa sikap Yong Hwa sekarang seperti dirinya, begitu mudah marah dan mudah melayangkan pukulan.
"Dia yang mulai, dia telah mengirim perempuan untuk menggodaku supaya pertunanganku gagal. Syukur perempuan itu yang gagal menjatuhkanku." ucapnya emosi.
"Maksudmu gadis yang kau selidiki kemarin itu kiriman dia?"
"Iya, benar dugaan Samchun kala itu. Gadis itu dikirim untuk menyerangku."
"Ommo... itu yang telah Min Hyuk lakukan?" Jun Ha menutup mulut dengan telapak tangannya begitu ia tidak menduga. Beberapa jenak ia terdiam kaget, tapi lalu ia bersuara lagi.
"Tapi gadis itu tidak seperti gadis penggoda. Dia tampak seperti gadis baik-baik."
"Dia pandai ber-acting, sebab dia seorang profesional. Samchun tahu upah untuk pekerjaannya berapa? Senilai sebuah Yacht." terang Yong Hwa gemas.
"Min Hyuk membayarnya dengan sebuah Yacht?" Jun Ha makin ternganga. Tidak menyangka mereka segila itu. Yong Hwa mengangguk sekilas.
"Katamu dia gagal menggodamu, lalu apa yang membuatmu marah?"
"Aku tersinggung dengan kelakuannya."
"Kau ini... kau sudah menyepakati kalian perang terbuka, apa maksudmu tersinggung? Dia melakukan pekerjaannya menjatuhkanmu bagaimana saja caranya. Tidak salah. Sebab dalam kesepakatan yang kalian buat tidak ada aturan main. Sementara Jong Hyun yang juga sama menusukmu dari belakang, kau selamatkan dirapat disipliner itu. Kenapa kau berbeda memperlakukan mereka, Yong Hwa-ya?" gugat Jun Ha menatap tajam.
"Karena Min Hyuk keterlaluan, ingin menggagalkan rencana pertunanganku dengan mengirim perempuan penggoda."
"Kau mau tahu pendapatku tentang gadis itu? Aku justru lebih menyukainya dari pada calon tunanganmu yang chaebol. Lepas dari dia seorang gadis penggoda atau apa pun kau sebut dia. Hentikan, Yong Hwa-ya! Jangan pakai kekerasan! Kau tidak berbeda denganku kalau selalu memakai kekerasan. Kau akan terasing dan kesepian nanti, seperti juga aku." peringat Jun Ha membuat Yong Hwa mengunci mulut. Jun Ha melangkah meninggalkannya setelah itu.

Tapi Jun Ha bisa ngomong apa pun sebab dia tidak merasakan hal seperti yang dia rasakan. Bagaimana rasa sakitnya 2 kali ditusuk dari belakang. Bukan lagi dari belakang, Yong Hwa merasa Min Hyuk menamparnya dari depan. Disaat dia sudah sangat mempercayai gadis itu, dia harus menerima kenyataan sepahit ini. Yong Hwa menggeratakan rahangnya.
🎉

Seharian itu Yong Hwa sama sekali tidak fokus dengan yang dikerjakannya. Benaknya berlari kemana-mana. Setelah Jun Ha keluar dari ruangannya, Jung Shin kemudian yang datang. Ia bertanya seperti halnya Jun Ha.
"Apa yang terjadi, Hyung? Apa kesalahan Min Hyuk kali ini? Apa harus Hyung seanarkis itu kepadanya?" cecar Jung Shin tampak matanya tidak lagi memihaknya.
"Dia menyerangmu dengan strategi, kenapa kau tidak melakukan hal yang sama? Menghajarnya, kau seperti preman, Hyung. Kau menjadi tidak berbeda dengan Samchun. Aku sungguh kecewa dengan sikapmu ini." tanpa menunggu sepatah kata pembelaan diri dari Yong Hwa, Jung Shin pergi meninggalkannya. Nyata ia marah dengan sikapnya yang main hakim sendiri.

Yong Hwa tidak dapat menunggu hingga jam kerja usai, ia pulang sebelum itu. Tapi bukan ke rumah, ia duduk di tepi sungai Han. Biasanya jika otaknya kalut seperti itu ia akan menghubungi Shin Hye menyuruhnya datang, sekarang kalau pun ia ingin menyuruhnya datang tak lain untuk membuatnya bersujud memohon maaf padanya jika perlu hingga menangis darah.
Maka itu pula yang akan ia lakukan saat itu.
Ia mengambil HP dari saku jasnya.
"Yobseyo!" suara dari seberang terdengar seperti ketakutan.
"Kau harus datang kesini sekarang?" suara Yong Hwa pun tidak semanis biasanya. Dingin dan berat.
Shin Hye sudah mengira apa yang terjadi, tapi ia memang harus menghadapinya. Tidak bisa sembunyi atau berlari.

Yong Hwa terduduk kaku di kursi di tepi sungai dengan pandangan lurus ke depan. Ke air sungai yang tenang.
"Annyonghaseyo!" Shin Hye membungkukan badan menyapanya. Baru pandangannya beralih, tapi tatapan matanya setajam pedang dan sedingin es. Menghujam wajah Shin Hye yang tampak sekali merasa bersalah.
"Kau tampaknya sudah tahu untuk apa aku memanggilmu." ujarnya juga dengan nada sinis tiada tara.
"Joshunghamnidha! Aku mengakui aku telah menjahatimu." ujar Shin Hye merasa tidak harus berbelit-belit.
"Kau sungguh selicin ular, kau sangat pandai menipu. Sekarang kau mengakui jika apa yang dikatakan Min Ji betul saat di hotel itu."
Shin Hye diam, hanya berucap ini dengan pelan. "Mianheyo!"
"Kau sudah menusukku dari belakang, wanita penggoda. Maka bersujudlah kau sekarang padaku!"

Bersambung...

Scene ini kalau diberi backsound pasti musik tegang gitu... 😊😁😘

The Player vs CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang