24

953 168 17
                                    

Pesta pertunangan itu sudah semakin dekat, Eomma bahkan mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Siang itu Eomma meminta Yong Hwa mencoba cincin pertunangan yang dirancangnya bersama Yoon Hee. Yong Hwa memang sengaja tidak melibatkan diri dalam menentukan rancangan cincin pertunangannya, bukan hanya membuat cincin, semuanya ia memang tidak mau terlibat. Ia ingin terima beres.

Entah apa yang terjadi tiba-tiba hatinya menjadi enggan menyambut hari pertunangannya itu. Ia tidak bersemangat saat Eomma memanggilnya pulang. Tiba-tiba ia sadar setelah hari itu nanti, secara resmi ia adalah tunangan gadis yang bernama Lee Yoon Hee. Mendadak Yong Hwa merasa itu bukan ide bagus.
Tapi terlambat untuk bilang tidak kini, setelah semua dipersiapkan menjelang hari pertunangannya. Ia menuju rumah Eomma dengan separuh hati. Mati sudah semangatnya. Yoon Hee ada disana bersama Eomma kala ia datang.
"Oppa, lihatlah! Ini cincin yang aku dan Eommonim rancang. Bagaimana kau suka?" Yoon Hee memperlihatkan perhiasan untuk dipasang di jemari itu.
"Kau cobalah! Khawatir tidak muat dijarimu." perintah Eomma.
Yong Hwa menatapnya dan terus menatap. Benda ini nanti yang akan bertindak sebagai borgol, dan akan membuatnya terikat dengan Yoon Hee. Lee Yoon Hee.  Gadis cantik yang juga chaebol yang kemudian akan menjadi teman hidupnya. Benarkah ia menginginkannya untuk jadi istrinya? Wanita yang akan mendampinginya sepanjang sisa hidupnya?
"Wheo?" Yong Hwa terhenyak mendengar suaranya. "Wheo, Oppa? Mengapa kau malah melamun?" tanyanya heran.
"Eomma, biar aku coba nanti saja cincinnya. Aku pergi sebentar." Ia batal mencoba cincin itu, ia lantas beranjak pergi dengan tergesa.
"Yong Hwa-ya, kau mau kemana?" Ibunya tak mengerti, tapi tidak ada sahutan. Ia langsung melesat pergi dengan roda empatnya entah kemana.

Yong Hwa menemui ayahnya di kantor. Ia ingin berbicara dari hati ke hati dengan Appa dan meminta pandangannya untuk yang terakhir kali. Appa adalah juga pimpinan CNB Group, tetapi mereka menempati kantor yang berbeda.
"Eoh, Yongie-ah? Whe geude? Bukankah kau sedang mencoba cincin pertunanganmu?" tanyanya melihat sang putra muncul di kantornya.
"Bagaimana jika aku membatalkan pertunangan itu, Appa?" ia balik bertanya membuat ayahnya merenda kening.
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak ingin bertunangan dengan Yoon Hee. Aku tidak mencintainya, Appa. Kekaguman yang semula kurasakan kepadanya hilang kini. Aku ingin membatalkan pertunangan itu."
"Kenapa baru kau katakan hal ini sekarang, setelah Eomma membuatkanmu cincin dan melakukan persiapan yang lainnya?"
"Karena aku baru menyadarinya sekarang."
"Apa penyebabnya? Apa karena ada gadis lain?"
Yong Hwa diam.
"Kau tahu, kalau kau katakan hal ini kepada Eomma dan Halabeoji, mereka pasti marah besar?"
"Maka dari itu aku datang kepada Appa lebih dulu."
Lelaki berwajah lembut itu terdiam, lekat menatap buah hatinya.
"Terjadi hal besar di rumah Biru, Appa. Aku dengan Jong Hyun dan Min Hyuk terlibat perang terbuka sekarang. Dan Jung Shin ada di pihak mereka setelah aku menghajar Min Hyuk tempo hari."
"Apa yang terjadi?" Appa nampak sangat terkaget.

Lalu Yong Hwa menceritakan semuanya. Appa sampai ternganga mendengarnya. Sulit untuk dipercaya, sementara ia melihat mereka selama ini tampak sangat rukun.
"Apa benar semua yang kau katakan itu, Yong Hwa-ya?" Appa lagi-lagi merenda kening.
"Appa tanyalah pada Jun Ha Samchun! Samchun mengetahui semuanya."
"Astaga. Sulit dipercaya. Kalian bisa sekacau itu." Appa geleng-geleng kepala.
"Aku tidak ingin kehilangan mereka, Appa. Lebih baik aku kehilangan Yoon Hee dan kesempatan untuk meraih kursi pimpinan tertinggi CNB dari pada aku dijauhi mereka seperti ini."
"Kenapa kau tidak melaporkannya kepada Halabeoji?"
"Mereka sudah terluka saat Halabeoji menjadikan aku prioritas, aku tidak ingin membuat sepupu-sepupuku lebih terluka, Appa."

Lelaki separuh abad itu menghela napas panjang. Sangat tidak menyangka dengan semua yang terjadi. Tapi ia sangat suka dengan pemikiran anaknya yang sangat dewasa itu.
"Aku tidak ingin seperti Samchun yang dibuang dan diasingkan oleh kakak-kakak dan ayahnya, Appa. Aku tidak ingin kehilangan saudara karena mengejar kedudukan. Aku sudah menderita saat mereka tidak mempedulikanku, dan mereka akan semakin lari dariku jika aku tetap menerima pertunangan ini. Aku tidak inginkan itu, Appa."
"Baiklah, Yong Hwa-ya. Appa akan bicara dengan Eomma dan Halabeoji tentang hal ini. Appa mendukung keputusanmu jika alasanmu seperti itu. Appa juga tidak ingin punya anak yang hanya mementingkan diri sendiri. Appa bangga padamu, Nak!"
"Maaf, Appa! Semua ini harus terjadi. Appa pasti tidak mudah menghadapi Eomma yang sangat mendambakan pertunangan ini." Yong Hwa merasa sangat bersalah terhadap ayahnya.
"Jangan khawatir! Eomma itu istri Appa. Appa tahu bagaimana harus menghadapinya. Appa juga tahu dimana letak kelemahannya. Bersiaplah kau menghadapi Halabeoji! Itu juga tidak mudah."
"Nde, Appa. Aguesmidha. Gomasmidha!" angguk Yong Hwa pada ayahnya takjim. Lelaki bijaksana itu mengelus pundaknya.
🎉

Yong Hwa tidak kembali ke rumah ibunya, ia kembali ke kantor dan pulang ke rumah Biru. Ia gelisah menunggu reaksi ibunya setelah Appa menceritakan apa yang siang tadi ia laporkan kepadanya. Tentang pembatalan pertunangan. Eomma pasti histeris dan marah besar. Yong Hwa mondar-mandir di dalam kamarnya.
Ketika ponselnya masih juga tidak berbunyi, ia memutuskan untuk tidur. Namun juga sulit matanya untuk dipejamkan. Dan sekitar pukul 10 malam, saat ia hampir tertidur, benda slim persegi yang ia letakan di atas meja samping tempat tidurnya itu berbunyi. Nama Eomma tertera di layar ponsel. Lekas ia menyambarnya.
"Nde, Eomma."
"Jung Yong Hwa, Eomma minta kau datang kesini sekarang juga." lalu... klik! Sambungan terputus.

Yong Hwa menukar pakaian tidurnya, menyambar coat dan kunci mobil lalu melangkah keluar. Ia pergi meninggalkan rumah Biru.
Ibunya sudah menunggu dengan wajah memerah karena marah.
"Katakan sekali lagi apa yang sudah kau katakan pada Appa siang tadi!" pintanya begitu Yong Hwa tiba di rumah.
"Aku ingin membatalkan pertunangan dengan Yoon Hee, Eomma." ucap Yong Hwa lantang.
"Mwo?"
"Mianhe, Eomma! Karena aku tidak mau dimusuhi sepupu-sepupuku."
"Apa selama ini mereka yang memberimu makan? Memberimu kebanggan?" Eomma meraung marah.
"Yeobo, tahan suaramu! Ini sudah malam." terdengar Appa meredam.
"Apa selama ini mereka yang telah memberimu hidup?" suara Eomma malah semakin keras.
"Mereka teman suka dukaku semenjak aku kecil. Aku tidak bisa mengabaikan mereka, Eomma." Yong Hwa balas berteriak.
"Tapi apa yang telah mereka lakukan padamu? Menusukmu dari belakang. Mereka bukan saudara jika menginginkanmu jatuh."
"Yeobo!" Appa turut membentaknya.
"Itu mereka lakukan akibat Halabeoji yang selalu menomer-satukan aku, Eomma."
"Lalu apa salahmu jika Halabeoji selalu menomer-satukan dirimu? Mengapa kau harus takut pada mereka, Yong Hwa-ya?"
"Yong Hwa Eomma! Sudah berkali-kali kujelaskan, Yong Hwa tidak ingin memperdalam jurang antara dirinya dengan sepupu-sepupunya. Itu aku dukung penuh." Appa lama-lama turut gemas.
"Masalah yang lainnya, Eomma. Aku tidak mencintai Yoon Hee. Semakin lama aku semakin tidak menyukainya. Aku tidak menginginkannya jadi tunanganku terlebih jadi istri." tambah Yong Hwa pula.
"Jung Yong Hwa...!!!" Eomma menjerit histeris. Appa segera membawanya ke dalam kamar. Yong Hwa mengusap wajahnya kasar.
Ia tahu hal ini pasti terjadi, bahkan mungkin lebih buruk dari ini jika Halabeoji sudah mendengarnya pula. Tapi sebelum semuanya terjadi, lebih baik ia sudahi sekarang.
Ia pun bukan tidak tahu implikasi dari keputusannya membatalkan pertunangan yang sudah mereka sepakati bersama. Proyek kolaborasi CNB dan GS Group yang sedang berjalan bisa kena imbasnya. Bahkan bukan tidak mungkin pula, akibat dari pembatalan ini adalah hilangnya seluruh kontrak kerjasama yang sudah disepakati pihak GS Group dengan perusahaannya. Tuntutan ganti rugi... dan lain-lain yang tidak main-main. Yong Hwa sangat mengetahui hal itu, tetapi ia pun punya alasan yang tak kalah kuat. Ia tidak ingin dikucilkan. Tidak ingin persaudaraannya dengan sepupu-sepupunya hancur.

Bersambung...

Hmm...😏 readers pasti pada mendukung keputusan Yong Hwa dong!

The Player vs CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang