CHAPTER 3

6K 539 11
                                    

"Aku tidak bisa menerima," jawab Jungkook kemudian.

Nara masih terdiam. Dia sudah tahu laki-laki itu akan menolak pemberiannya. Namun dalam hatinya yang terdalam, dia masih merasa kalau Jungkook adalah kekasihnya, dia masih merasa memilikinya. Dan saat melihatnya terus menggandeng lengan Ma Ri sedari tadi, Nara tak bisa menahan cemburu yang sedari tadi dia tahan habis-habisan.

"Baiklah, tidak apa-apa," jawab Nara pelan. Ekor matanya beralih ke arah Ma Ri, tatapannya tajam dan penuh kebencian.

"Gara gara kau! Ini semua gara gara dirimu!" teriak Nara penuh emosi.

Ma Ri tersentak. Apa maksud wanita itu tiba-tiba membentaknya di depan semua orang? Kalau dia memang ingin mengajaknya rusuh, bukankah ini adalah saat dan tempat yang salah?

Nara mendekati Ma Ri yang masih tak bergeming. Kedua matanya terlihat merah seakan terbakar amarah yang teramat besar. Sejurus kemudian ia merenggut rambut Ma Ri dengan kasar lalu ia tarik berkali-kali dengan sekuat tenaga.

Semua yang hadir tercekam.

"Gara gara wanita ini aku tidak bisa hidup bahagia! Kau pikir berapa lama kau mengenal Jungkook ha! Kau tak tahu betapa aku telah mengenalnya jauh sebelum kau ada di kehidupanku dasar wanita jalang!"

Nara terus berteriak layaknya orang yang kerasukan. Jimin dan beberapa yang lain mencoba menarik tubuhnya ke belakang.

Jungkook yang masih belum percaya dengan ulah Nara mencoba menarik tubuh istrinya dan menyingkirkan tangan Nara yang masih melayang-layang menggapai wajah Ma Ri.

Beberapa orang berhasil memisahkan mereka dan segera membawa Nara pergi dari tempat itu. Orang tua Nara menundukkan badannya kepada Ma Ri dan tamu undangan sebagai permohonan maaf berkali-kali sekaligus harus menyandang malu oleh ulah putri tunggalnya itu.

Ma Ri yang rambutnya telah acak-acakan segera dirangkul oleh suaminya dan diajak pergi.

"Kajja!"

Badannya begidik dan ketakutan terus bersembunyi pada pelukan Jungkook sembari terus menangis tanpa mengeluarkan sebuah suarapun.

***

Jungkook membuka pintu rumahnya. Direngkuhnya tubuh Ma Ri erat-erat sembari tak henti-henti menenangkannya.

"Maafkan aku... maaf," ucap Jungkook.

Ma Ri masih terisak dalam pelukannya. Sepanjang perjalanan tadi dia sama sekali tidak membuka mulutnya dan hanya diam seribu bahasa. Ia masih belum percaya akan apa yang Nara lakukan kepadanya. Kenapa gadis itu bisa berbuat di luar kendali?

"Aku tidak seharusnya bertemu dengannya lagi. Aku sudah memilikimu sekarang, untuk apa aku harus mempedulikannya? Ma Ri, aku berjanji akan menjagamu saat ini, aku berjanji kita tidak akan pernah bertemu gadis itu lagi, maafkan aku."

Ma Ri melepas pelukannya kemudian memandang lekat wajah suaminya. Jungkook membelai lembut pipi istrinya itu seraya mengusap air mata yang sedari tadi terus mengucur.

"Aku... aku tidak mau kau pergi," ucap Ma Ri.

"Tidak akan. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Apapun yang terjadi, selama aku di sisimu, kau tidak perlu takut."

Jungkook kembali meraih pundak Ma Ri dan membenamkannya ke dalam dekapannya.

***

Di sinilah Nara, mengurung diri di dalam kamarnya sepanjang hari. Badannya yang semakin kurus meringkuk di ranjang tanpa melakukan aktivitas apapun. Kedua matanya nampak lesu dan sayu. Perutnya bahkan belum terisi apapun beberapa hari ini.

Don't Touch! He's My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang