Awal kisah cintaku adalah kamu. Maka jangan berharap jika akhir kisahnya tak ada kamu di dalamnya. Karena hanya kamu yang bisa menepati tempat itu. Selamanya...
(Dari Seseorang yang Selalu Berharap bahwa Kisahnya akan jadi Happy ending)
***
Masih sama, rasanya masih sama. Saat ini, kala kulihat sumber kepedihan itu kembali menatapku. Bersitatap dengan netra kelabuku. Lama. Setelah hampir lima tahun ia meninggalkanku begitu saja.
Kerinduan.
Hanya kata itu yang bisa menunjukkan segala perasaanku saat ini. Rindu yang teramat sesak, menghimpit jantungku sampai sulit untuk bernapas. Ritme itu masih terdengar sama. Detak itu 'pun juga, segalanya sama. Menyatu padu. Membaur menjadi satu dalam tubuhku. Hanya untuknya seorang. Untuk dia. Segala tujuan hidupku, dulu dan sampai saat ini, dia.Sudut kecil hatiku bersorak bahagia, bahkan semakin riang soraknya kala kulihat dirinya. Ia. Yang semakin mendekat dalam jarak pandangku. Seketika itu, aroma tubuhnya menguar membawa sejuta feromon bahagia. Untukku. Terasa hanya untukku. Bagai aliran sengatan kebahagiaan. Ya, kebahagiaan semu.
Semuanya seolah bergerak lambat. Di mataku, segalanya nampak melambat. Begitu 'pun dengan sosoknya yang terlihat jauh lebih tajam dari ingatanku tentangnya. Tidak ada lagi raut kocak khas remaja. Yang dulu, setia menemani hari-hari manis kami bersama. Kini berganti dengan ketampanan yang sedianya memang selalu ia miliki. Sejak dulu. Gurat-gurat kedewasaan yang semakin mampu menghanyutkan tubuhku dalam pesona sempurnanya tetap sama. Pesona yang sangat berbeda dari ia yang kukenal dulu.
Setitik kesedihan meresap membawa perasaan gelisah dalam benakku yang terdalam. Kala menyadari bahwa aku sama sekali tidak mengetahui satu hal 'pun mengenai keadaan dirinya saat ini. Karena yang kuketahui tentangnya hanyalah... masa lalu.
Ya.
Masa lalu.
Dulu.
Hanya dulu yang kutahu tentang dirinya. Dulu, aku tahu segalanya tentang sosok ini. Pribadinya yang ramah, periang, dan sangat penyabar bagi diriku. Satu yang kuketahui pasti, segala sifat baiknya yang sejak dulu ia miliki tak 'kan pernah berubah. Tak perlu bukti atau perbandingan untuk memperjelaskan, bahwa sosok ini masihlah 'sebaik' ia yang kukenal dulu.
Dulu, ia adalah satu-satunya dunia yang kumiliki.
Dan... Sampai saat ini.
Tak 'kan pernah berubah.
Fero mendekat. Tiap langkah kakinya turut membawa gejolak liar dalam hatiku. Tak henti kuucapkan syukur karena bisa bersua dengannya kembali. Bahkan setelah beberapa tahun yang melelahkan. Ternyata... Ia masih memegang janjinya terdahulu.
Janji memang mudah di ucapkan. Namun sangat sulit untuk dilakukan. Tapi ia berhasil. Menetapi tiap perkataannya padaku. Bahkan setelah perpisahan menyakitkan yang pernah kami lalui...
Ia berjalan dengan pelan sambil menebar senyuman indah yang masih sanggup menghangatkan wajahku.
"Apa kabar?" ucapnya dengan intonasi tegas. Tentu saja sangat berbeda dengan dirinya yang dulu kukenal. Ia hanya berjarak tiga puluh senti meter dariku. Bagaikan sebuah mimpi yang selama ini selalu menghantuiku. Walau dalam mimpi, ia selalu tak tergapai bagiku. Aku tak pernah menyangka bahwa kami bisa sampai sedekat ini, lagi.
Aku tak sanggup menjawab pertanyaan sederhana darinya. Mulutku bergetar tanpa mampu kukendalikan lebih jauh. Segala dalam diriku hanya mampu terpusat olehnya. Nampaknya diam menjadi acuanku untuk berdiri memandangnya saat ini. Hanya diam yang menemaniku melewati segala sesuatu hal yang berkaitan dengan sosok penuh semangat darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Hati (Kumpulan Cerpen)
Short StoryDiambil dari kisah nyata. Beberapa cerita pendek diantaranya adalah kisah pribadi penulis, yang di curahkan dalam goresan tulisan di Wattpad. Semoga dapat diambil tiap pelajaran hidupnya ... **** Karena tiap hati, Punya kisahnya masing-masing untu...