[1] BERTEMU

2.1K 61 1
                                    

Hari ini ada hari dimana gue pindah sekolah untuk pertama kalinya dalam hidup gue. Karena masalah bisnis Papah tercinta, jadi rumah juga harus pindah. Dari Jakarta Selatan ke Jakarta Pusat. Iya, pusat masalah eh.
Dan cerita penuh warna dan macam-macam lainnya dimulai..

———————****——————

"Woy tukang tidur! Bangun gak lo sebelum gue berubah pikiran dan gak mau nganterin lo ke sekolah!!!" kalimat pertama yang terucap sambil setengah berteriak saat masuk ke kamar gadis yang masih tertidur.

"Iya bang, iyaaaa ini gue bangun inii" Rachel bergumam sambil memeluk erat gulingnya.

"Gue bilang banguuuuunnn woy anak utan tukang moloooorr!" kali ini Reytan kehabisan kesabarannya, karena jam dinding sudah menunjukkan 06:25. Belum nanti kalo macet.

"Iyaa iyaa ah setan" Rachel pun bangun dengan wajah sebal

"Apa lo bilang hah?!?!"

"Gue bilang Reytan kok. Emang dasar aja telinga lo budeg!" jawab Rachel dengan santainya sambil mengucek dan menengadah melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:30

"Tuh liat jam!!" bentak Reytan

"Ya ampuuuunn banggg!!! Gue telat ini namanya. Kok lo gak bangunin gue daritadi sih?! Ah rese banget sih punya kakak" ucap Rachel panik sambil mengemas tas ranselnya dan menuju ke kamar mandi.

"Eeeeehhhhh dasar anak utan! Au ah gelap! Pokokmya gue tunggu lo di bawah dan gak pakek lama! Bye!" Reytan berjalan keluar kamar.

Rachel langsung menutup pintu dan berlari mencari seragam barunya. Langsung ia pakai. Setelah memakai seragam, ia menyemprotkan setengah botol parfum yang ia miliki. Ya! Rachel gak mandi.

Setelah siap, Rachel menuruni anak tangga satu demi per satu. Setelah turun, Rachel langsung diberi tatapan tajam oleh Reytan.

"Mampus lo telat!" gumam Reytan

"Aduh ayoo bang berangkat yoo" Rachel panik sembari menarik-narik tangan Reytan

"Ehh ini sarapan dulu dong Rachel" Seorang perempuan paruh baya berjalan menuju Rachel.

"Aduuuh Mamihh, gak sempet ini udah telat bangett" rengek Rachel masih menarik-narik tangan Reytan yang terus duduk di kursi meja makan.

"Woy kampret! Tenang dikit kek" Reytan mulai kesal

"Aduh bang gak bisa tenang. Ayo dong cepetan makannya bang ayooo ihh" Rachel tetap menarik-narik tanganya Reytan

Reytan pun berdiri dari duduknya. Mencium tangan mamihnya dan berjalan keluar rumah menuju motornya.

"Mamih, Rachel sama abang pamit ya! Assamualaikum" Rachel berlari menuju kakaknya yang meninggalkannya keluar.

"Waalaikumsalam. Eh jangan ngebut Reytan" mamih tampak khawatir dengan kedua anaknya

"Iyaaaa mihhh" teriak Rachel dan Reytan serentak.

Rachel dan Reytan memakai helm. Menaiki motor dan langsung tancap gas membelah jalanan Jakarta yang nampaknya mulai macet.

"Gustiiiiii, ini udah jam 07:00 bangg. Kalo gue dihukum gimana ini?! Aargh malu-maluin anjir" Rachel merengek sambil menepuk-nepuk bahunya Reytan dari belakang.
Reytan yang tak menghiraukannya menatap lampu merah menunjukkan detik ke 10.

"10..9..8..7..6..5..4..3..2..1..0" tanpa permisi, Reytan langsung ngebut dengan kecepatan hampir maximal. Rachel hanya bisa memeluk erat kakaknya sambil menutup mata.

"Gila bang, sumpah demi apapun lo mirip Rossi anjir" Ucap Rachel yang masih menutup matanya.

"Udah sampe cumi" ucap Reytan datar

Perfect BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang