"Alasan gue gak pernah mau pacaran karena gue.....", lanjut Rose.
Keadaan semua orang berubah seketika. Perasaan kepo, bingung, greget, penasaran apa yang akan dijawab oleh Rose. Semua perasaan itu bercampur aduk. Semua pendapat mereka tentang hal itu berbeda-beda. Apa yang akan disampaikan oleh Rose?
"Karena gue itu....", Rose semakin membuat semua orang semakin penasaran.
"Cepetan dong kak!", sahut salah seorang siswa.
"Sabar dong ah!", balas Rose.
"Gue gak pernah mau pacaran karenaaaaaaa......... Pacaran itu sudah mainstream! Gak penting menurut gue! Banyak membuang waktu, uang, dan segalanya. Pokoknya ga asyik", gerutu Rose.
"Apaan sih loe Rose. Alasan yang gak pernah lo katain ke kita, cuman alasan begini doang?! Hah?", tanya Marry dengan sedikit rasa heran.
"Biarin lah. Ini kan pendapat gue. Pendapat setiap orang pasti berbeda kan? Jadi ya ginilah. Untung gue udah jawab. Seenggaknya lo udah tau kenapa gue gak pernah mau pacaran kan", tutur Rose dengan jelas.
"Ya kan setidaknya lo bisa rasain gimana kalo jalan bareng cowok, berduaan bareng cowok, suap-suapan sama cowok. Kan seru tuh", sambung Jane.
"Ya udahlah Jane. Ga usah diperpanjang lagi. Terserah apa kata Rose. Nanti ujung-ujungnya tengkar. Ga seneng gue", Marry menenangkan suasana.
Para peserta MOS hanya bisa diam melihat ketiga kakak osis tersebut berdebat. Mereka berharap, semoga kegiatan mereka hari ini ga cuma ngeliatin mereka ngerocos terus.
"Kak, kita kesini gak cuman ngeliatin kakak-kakak debat kek gini kan?", tanya seorang siswa.
"Oh iya. Kita sampe lupa sama mereka. Maaf ya adek-adek", kata Marry dengan lemah lembut.
"Daripada bahas itu, mendingan kalian semua perkenalan diri aja ya. Capek dah gua", sambil menunjuk ke 30 orang peserta MOS di kelas itu.
"Oh iya Rose. Kenapa gak kita nge-vlog aja tentang MOS ini? Ya gak?", tanya Jane.
"Iya ya. Bener juga lo. Sampek lupa gue sama itu. Untung lo ngingetin gue. Bentar ya gue ambil kamera dulu", tegas Rose.
"Hay guuys. Ehm, pagi ini gue sama 2 sahabat gue kan anggota osis nih, jadi kita sekarang lagi jaga kegiatan MOS tahun nih. Lihat nih, siswa barunya banyak kaaann!", kata-kata itu diucapkan Rose sambil memutar-memutar kamera depan dan belakang ke arah yang dia inginkan.
Sambil nge-vlog. Akhirnya satu persatu memperkenalkan diri dengan rasa grogi mereka. Biasa kan, peserta MOS itu ga kenal satu sama lain. Tapi, ada suatu kejanggalan yang membuat mood Rose dan 2 sahabatnya turun seketika. Salah seorang siswa memperkenalkan diri di depan kelas dengan suara terbata-bata dan suara yang kurang jelas.
"Heh, kalo ngomong bisa yang jelas gak. Lo bikin gue bad mood deh. Yang lain gak denger tuh. Ngomong aja kok susah! Kenapa ngomong kayak gitu tadi?", sentak Rose.
"Ma- maaf kak. Saya takut", jawabnya.
"Takut sama siapa? Sama gue? Emang lo pikir gue setan hah?", Rose marah.
"Iya nih. Bisa gak sih yang bener. Yang capek itu bukan cuman lo dan semua peserta MOS. Tapi kita selaku osis juga capek tau! Ayo cobak lagi yang bener!", ditambah lagi dengan kemarahan Jane.
"Ba- baik kak. Saya akan mencoba lagi", jawab siswa tersebut.
Setelah mencoba lagi, akhirnya siswa tersebut berhasil.
"Nah, itu kan bisa. Repot amat sih ni anak. Udah, duduk lagi sana!", Rose berkata.
"Baik kak", jawab siswa tersebut dengan perasaan takut.
"Haduh, gue berhasil menghindar dari amukan macan nih. Cobak kalo gue gagal lagi, udah pasti ngamuknya luar biasa", terbesit di dalam hati siswa tersebut ia ucapkan.
"Mendingan kita main games aja ya. Bosen nih", tutur Marry.
Sambil bermain beberapa games, Rose dan 2 sahabatnya tak luput berselfie, nge-vlog apa yang mereka lakukan, upload di youtube, dan semacemnya lah. Setelah melakukan beberapa aktivitas di dalam kelas, Rose dan yang lain merasa capek dan letih.
"Eh girls, gue haus nih. Ke kantin yuk?", tanya Rose sambil terengah-engah.
"Trus, siswa-siswanya gimana?", sahut Jane.
"Siswa-siswanya biari aja disini. Kan bentar lagi ada pengumuman", jawab Rose dengan santainya. Dan dia menjawab bahwa.....