Ini adalah hari pertama berlakunya persyaratan yang diajukan oleh Vigo, dan disetujui oleh Aletea demi CD album yang bertanda tangan Kai EXO. Aletea sudah menyiapakan segalanya terutama menyiapkan hatinya, Aletea sengaja membawa sikat gigi beserta pastanya untuk ia gunakan setelah pulang sekolah, katanya sih biar gak bau dan gak malu-maluin apalagi bikin Vigo ilfil karena bau mulut juga giginya yang pastinya udah gak bersih, Aletea juga membeli lipgos dengan berbagai variasi yang tentunya dengan kualitas yang bagus. Semua itu Aletea siapkan agar Vigo tidak berubah pikiran di hari pertama mereka berciuman.
Aletea selalu merinding setiap mendengar kata ciuman, walaupun ini bukan yang pertama kalinya tetapi Aletea tetap saja merasa malu. Kalau sebelumnya ia berciuman dengan perasaan sama-sama suka dan mempunyai hubungan, tetapi untuk kali ini berbeda, dia akan berciuman supaya mendapatkan apa yang ia inginkan, ia juga tidak mempunyai hubungan dengan Vigo. Kenalan aja baru tadi, dan besoknya ia harus berciuman, menyatukan bibirnya dengan bibir Vigo. Hih, membayangkannya saja Aletea sudah merinding dibuatnya.
Entah ini keberuntungan atau kesialan, dari beribu fans Vigo di sekolah, Aletea adalah sosok yang bisa dibilang beruntung karena akan merasakan kenyalnya bibir Vigo yang sexy itu, Aletea bilang sexy bukan karena bibirnya Vigo tebel dan penuh, tetapi karena bibir Vigo yang terbelah indah. Jarang-jarang Aletea liat cowok berbibir belah. Dan kesialan yang dimaksud oleh Aletea bukan karena bibir Vigo yang akan mencium bibirnya, tapi karena ketakutan Aletea dengan fans-fans Vigo, bisa bahaya kalau fans-fansnya itu tau dan melihat dirinya berciuman dengan Vigo. Bisa-bisa Aletea akan jadi bahan bullying sampai dirinya lulus dari Norabiza, kaya si Sisil anak kelas satu yang pernah menyatakan cinta pada Vigo di keramaian lapangan basket, bukannya diterima dia justru dipermalukan di depan umum. Bukan hanya karena Vigo yang menolaknya dengan senyuman kecil, tetapi juga karena olokan dari kakak kelasnya juga perlakuan-perlakuan tak mengenakan yang membuat Sisil akhirnya memutuskan untuk keluar dari Norabiza.
"DORR! Bengong aja lo pagi-pagi." Aletea tersentak kaget karena teriakan juga dorongan di bahunya dari Syila. Karena memikirkan Vigo dan ciuman, Aletea sampai-sampai tidak sadar bahwa kelas sudah penuh dan sahabat-sahabatnya sudah datang.
"Bengongin apaan sih lu? Dari tadi kita ajak ngobrol diem aja," tanya Ruma.
"Enggak kok, cuma mikirin ulangan bahasa inggris nanti aja," elak Aletea yang tentunya bohong. Gak mungkin kan dia jawab jujur, bisa-bisa dia didepak dari BGI.
Minda berdecak dengan tatapan mencela. "Seorang Aletea mikirin ulangan bahasa inggris? Yaelah, Le. Lo merem aja pasti bisa jawab, harusnya itu kata-kata keluar dari mulut si Kiala."
"Kok gue sih?" tanya Kiala tak terima. "Gue juga pinter bahasa inggris ya!" bantahnya dengan menggebu-gebu.
"Please deh ya, Kiala. Lo itu pinter bahasa jepang bukan bahasa inggris, apa perlu gue sebutin nilai bahasa inggris lo dari SD?" papar Minda.
Mata Kiala melotot dan siap membalas ucapan Minda yang telah membuatnya malu, tetapi hal itu diurungkannya karena kehadiran para anggota OSIS yang dipimpin oleh Vigo masuk ke dalam kelasnya.
Kiala pun ditarik oleh Syila untuk duduk ke bangkunya yang berada di depan bangku Aletea juga Minda, sedangkan Ruma duduk di tempatnya di belakang Aletea, duduk bersama Priska yang belom datang.
"Duh, Kak Vigo ganteng banget sih," gumam Minda yang memandang Vigo dengan pandangan kagum. Padahal di sebelah Vigo ada Reno yang notabennya pacar Minda sendiri, tapi gadis berparas cantik itu tetap tak menyembunyikan pandangan kagumnya pada Vigo, yang membuat Aletea yang berada di sampingnya memutar bola mata merasa jengah. "Lo setuju kan, Le?"
"Setuju apaan?" Aletea berbalik bertanya.
Minda mengalihkan pandangan dari Vigo yang sedang berbicara dengan Garet-sang ketua kelas- untuk memandang Aletea yang sedang mencoret-coret sesuatu di buku tulisnya. "Kak Vigo ganteng, lo setuju kan?" ulangnya bertanya. "Pantesan lo gak konek, tuh liat di depan ada Kak Vigo."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DAYS OF KISSES
Teen Fiction"Gue mau lo jadi pendamping gue di acara valdie minggu depan!" "Oke! Tapi dengan satu syarat." "Apa, Kak?" "Lo harus kissing sama gue selama satu minggu penuh, diakhiri dengan acara malam valdie minggu depan, gimana?"