KEEMPAT

2.9K 123 23
                                    


"Aww~"

Vigo merintih dan segera melepaskan tautan bibirnya yang beberapa menit lalu melumat bibir Aletea tanpa ampun, meskipun gadis pemilik bibir itu tak membalas lumatan mautnya. Vigo menyentuh bibirnya yang ternyata terdapat sedikit cairan merah yang Vigo yakini itu darahnya sendiri.

"Behel lo ganggu banget parah! Bibir gue jadi luka gini," runtuk Vigo dengan kesal. Ia mengusap bibirnya menghilangkan darah yang tetap masih keluar.

Aletea gelagapan melihat bibir Vigo yang berdarah – katanya sih karena behelnya Aletea. Gadis itu merasa tak enak karena menyebabkan bibir Vigo yang berbelah manis itu terluka, tapi Aletea bingung sendiri harus melakukan apa sekarang. Masa iya dia ikut ngelap bibirnya Vigo, nanti yang ada dia dibilang agresif nyentuh-nyentuh bibir cowok.

"Lagian lo juga," kata Aletea meringis melihat luka yang terlihat di bibir Vigo, terdapat goresan yang sepertinya tergesek oleh besi behel Aletea.

Vigo yang sedang sibuk menghapus darahnya pun melirik Aletea yang memandangnya dengan tampang mengasihani. "Lo juga apa?" tanyanya karena Aletea sengaja menghentikan perkataannya yang mau menyalahkan Vigo.

Seburat kemerahan terlihat di kedua pipi Aletea, sebenarnya tadi Aletea sengaja menyetop omongannya karena dia malu mengatakan alasannya menyalahkan Vigo, eh si Vigo malah pake nanya bikin Aletea jadi malu terang-terangan, usahanya biar gak keliatan tersipu malu jadi sia-sia deh.

Tadinya tuh Aletea mau bilang, lagian lo juga nyium gue napsu begitu.

"Lo juga apa?" ulang Vigo. "Bukannya jawab malah diem, kenapa sih?"

"Itu... ngg...i...tu." Aletea tergagap kebingungan mau menjawab jujur apa bohong. Kalo jujur entar dia malu banget, terus nanti Vigo pasti ngetawain Aletea, tapi kalo bohong, Aletea bingung mau bohong apaan? Soalnya otaknya Aletea gak kerja sejak bibirnya Vigo menyentuh bibirnya.

"Please lah, Le. Lo mau ngomong apaan? Lo mau nyalahin gue apa? Jelas-jelas gue berdarah gara-gara kena behel lo. Bibir gue nyempil di behel lo, kayaknya gue terlalu cepet ya mainnya?"

Aduh, Vigo gak peka banget sih sama Aletea! Ucapan Vigo membuat muka Aletea nyaris kaya tomat mateng, merah banget. Vigo ngapain juga segala nanya topik sensitiv -bagi Aletea- gitu, apa Vigo gak malu? Apa cuma dia aja yang malu dan merasa canggung setelah adegan ciuman itu terjadi? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi benak Aletea.

"Lo kesambet setan sini ya? Muka lo juga merah banget gitu! Lo alergi angin?" tanya Vigo membuyarkan Aletea dari kesibukannya memikirkan sikap Vigo yang tenang-tenang saja.

Gue curiga Kak Vigo jadi ketua osis itu dengan cara murni! Gak peka banget gitu orangnya! Emang dia gak sadar apa kalo gue kayak gini itu gara-gara dia? Pantesan gak pernah awet pacaran, lah dianya aja gak peka gini! Cerocos Aletea dalam hati.

Dan dari kejadian hari ini Aletea menangkap suatu kejelasan yang mungkin orang lain gak tahu, bahwa Vigo termasuk kumpulan cowok-cowok yang gak peka terhadap perasaan cewek. Aletea jadi keinget Reza yang juga masuk ke dalam cowok-cowok yang gak peka terhadap perasaan cewek itu. Reza bahkan pernah ngebentak Aletea hanya gara-gara Aletea mainin The sims nya dan menghabiskan koin Reza sebanyak 60.000 untuk membeli toren air yang Aletea beli dengan alasan lucu amat ini toren air versi dunia kartun. Padahal semua itu juga gara-gara Reza yang mengabaikan keberadaan Aletea demi games Dotanya, gak peka banget kan? Mulai dari situ Aletea udah ogah-ogahan sama Reza.

"Kamu ngapain? Aku gak ada chat-an sama cewek lain," tanya Reza sedikit melirik Aletea yang asik memainkan ponsel Reza.

Aletea mengangkat kepalanya dan melihat Reza yang ternyata masih asik memandangi layar laptopnya dengan tangan yang tak henti memainkan keybord, menghasilkan suara yang berisik bagi Aletea. "Udah tau," jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEVEN DAYS OF KISSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang