Dua

70 5 1
                                    

Mau bilang cerita ini gaje, hati2 kalo yang mau baca-__- ini abal, tapi aku pingin nulis genre beginian*maksa hehehe. Ini terinspirasi dari Novel Anna Karenina, yang pernah baca pasti tau hehe. Tapi aku bikin ini beda, karena ini versi aku(yg gaje)-___- makasih udah baca ya:) xxx

Ruangan itu dipenuhi orang Yekaterinburg Barat tempat acara itu dilangsungkan. Movska menekan tuts-demi tuts hingga terdengar alunan lagu yang menenangkan hati. Ia belum menyelesaikan lagu terakhirnya Summer hopes. Gadis-gadis bergerumul didepan dan memibacarakan kepada sesamanya tentang bagaimana Movska dapat menciptakan, dan memainkan lagu seindah itu. Lagu itu berisi harapan-harapan orang Rusia yang merindukan musim panas.

Valerie hanya dapat memandang dari jauh, jantungnya seakan melompat keluar hanya dengan melihat sosok Movska yang menawan. Rasanya hanya ingin menemuinya didepan dan mengucapkan kalimat-kalimat ringan sekedar untuk mengobrol. Kini pipinya merona merah muda memancarkan wajah khas gadis yang sedang kasmaran.

Hari ini adalah hari kedatangan Alanis, Roger sedang menjemput Alanis di stasiun sedangkan yang lain hendak berkumpul di kediaman keluarga Morlen. Piring-piring putih dipenuhi kue, gelas-gelas dituangi sirup delima, dan para pelayan sibuk menempatkan berpuluh-puluh piring yang isinya daging, kentang, dan berbagai jenis anggur.

Sedangkan Alexei sibuk menata dasi putihnya. Tangannya berkeringat sehingga ia berkali-kali melepas sarung tangannya. Bagaimana bisa dirinya bertemu Alanis lagi, Alexei tidak pernah tahu seberapa dalam cintanya kepada gadis itu. Yang Alexei tahu, setiap bertemu Alanis rasanya seperti merasakan hangatnya musim panas. Setiap Alanis berkunjung ke Yekaterinburg, Alexei selalu mengadakan pesta besar-besaran layaknya keluarga Morlen mengadakan pertemuan antar Bangsawan. Tapi Alanis bukanlah bangsawan kelas atas, ia terkenal karena ia anak dari Annemarie, dan Arow. Sang penyelamat.

"Aku tahu perasaanmu" Valerie berjalan ke arah Alexei dengan menggenggam sebuah kotak merah beludru. Gadis itu memberikannya kepada kakaknya dengan hati-hati. Valerie tahu Alexei berkeringat dingin. Menandakan betapa gugupnya laki-laki itu.

"Aku tidak berpikir bagaimana reaksi Alanis nanti, bukankah merupakan suatu paksaan dengan mengharuskannya menikah denganku?" tanya Alexei menggenggam erat-erat kotak merah tersebut.

"Alanis akan senang. Dulu waktu aku menemaninya ke Mosko, ia pernah bilang bahwa kau itu adalah sosok laki-laki yang bijaksana" jawab Valerie. Senyumnya yang menawan tidak akan pernah luntur dari wajah poselennya.

Alexei mengerutkan keningnya, berusaha mengingat-ingat apakah ia pernah melakukan sesuatu apau tidak. "Bijaksana, yang mana?"

"Entahlah akupun lupa, mungkin saat kau menahan amarah saat Grizzl menendang kepala Bangsawan Morlen sepertimu" sahut Valerie sambil tertawa. Tapi kali ini matanya hanya tertuju kepada Movska lima puluh meter didepannya.

"Ah, bukan apa-apa. Kalau kau berada di posisiku kau akan melakukan hal yang sama" Alexei menjawab lalu mengikuti arah mata Valerie melihat.

"Aku tidak pernah berkunjung ke pedesaan"

"Kau harus mencobanya kapan-kapan" Alexei tersenyum, senyum yang menurut Valerie sangat menenangkan. Sejak dulu Alexei senang berkunjung ke pinggiran Yekaterinburg, menemui anak-anak kecil, dan berteman dengan para pedagang. Tidak heran diusianya yang baru menginjak dua puluh lima, ia telah menjadi kepala perekonomian di Rusia. Semua orang menengenalnya, tidak terkecuali pedagang dari luar.

Movska berhenti menekan tuts-tuts pianonya. Para perempuan yang tengah bergosip kini berkumpul ke belakang. Laki-laki mematikan cerutunya dan hendak mengangkat gelas anggurnya begitu sebuah kereta kuda mulai memasuki kediaman keluarga Morlen.

Movska sungguh benci keadaan ini, baginya waktu untuk menyendiri dikamarnya dengan menciptakan syair-syair baru lebih berharga daripada menunggu hal bodoh seperti ini. Tanpa pikir panjang, ia beranjak berdiri dan meninggalkan piano porselen hitam milik keluarga Morlen dan berjalan keluar melewati pintu belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SnowflakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang