Bentuk perhatian yang mana lagi yang harus aku tunjukkan?
Cara apalagi yang harus ku perbuat agar kamu paham rasanya diperhatikan?Harus sesabar apalagi aku mengatakan bahwa kamu berharga dan berarti dimataku?
Dengan puisi apalagi aku menuliskan perasaan yang kian tak bisa ku tahan
Sikapmu masih sama, masih membuatku penasaran.Senyum mu masih sama, masih menciptakan kehangatan
lantas bisakah menoleh sesaat?
Aku si pencuri pandangan disaat kamu tak melihat, aku si pembaca aktivitasmu setiap saat.Perihal siapa diriku harusnya kamu sadar. Jika dengan semua perhatian ku harusnya kamu tahu.
Sebab yang ku lakukan hanya menunggu. Dan sebuah nama didalam pesanku
berisi rindu yang kuharapkan berujung temu.Sadar bahwa bukan aku yang kamu cari
Pilihan ku mungkin hanya ingin pergi. Namun hati memaksaku disini
dengan terbiasa menyendiri.Bersama pesan pesan yang tak kau baca ini.
Dari si pengirim yang mencintai namun akhirnya terlukai.—Indra. R
Jakarta, 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Langkah
PoetryDulu aku berjuang begitu keras tetapi tak perah kau lihat. Dulu aku begitu memprioritaskan namun hatiku tak juga kau beri tempat. Hingga aku lelah mendapati semua hanya percuma saat aku sadar kau bukan orang yang tepat.