#4

240 9 2
                                    

Hujan mengiringi pemakaman kedua orang tua Prilly.Satu persatu pelayat pergi meninggalkan area pemakaman. Hanya tersisa Ali , Prilly dan bik Susi.

"Bibik pulang duluan aja biar saya yang temenin Prilly."ucap Ali pada Bik susi.

"Baik den"jawab bik susi pada Ali kemudian berlalu meninggalkan area pemakaman.

"Prill , pulang yuk udah mau sore nih."ajak Ali

Tanpa menjawab ucapan Ali ia beranjak dari makam orang tuanya berjalan keluar dari area pemakaman. Dengan pandangan kosong Prilly berjalan disamping Ali. Ali yang mengetahui kesedihan Prilly merasa tidak tega melihat gadisnya sedih seperti ini.

"Kehilangan itu memang sakit apalagi dua sekaligus. Kita boleh sedih luapin semua kesedihan kita tapi setelah itu kita harus bisa melanjutkan hidup ini."ucap Ali sambil memandang ke arah Prilly.

"Gue bingung li harus bagaimana jalani hidup ini tanpa mama sama papa. Hidup gue bakalan hampa tanpa mereka."ucap Prilly diiringi isak tangisnya lalu memeluk Ali dan menangis dalam pelukannya.

"Gue sama bunda akan selalu ada buat lo Prill. Jangan takut ya ?"nasehat Ali sambil mengusap rambut Prilly.

"Makasih li."ucap Prilly kemudian melepaskan pelukannya.Ali tersenyum menatap Prilly dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Prilly.

"Gue pulang dulu ya. Kalo ada apa" langsung hubungin gue aja."ucap Ali pada Prilly.

Prilly menjawab ucapan Ali dengan anggukannya. Alipun menaiki motornya dan pergi meninggalkan rumah Prilly. Saat akan melangkah masuk Prilly dikejutkan oleh suara Pak Budi orang kepercayaan kedua orang tua Prilly.

"Saya turut berduka cita nona atas musibah ini."ucap Pak Budi dengan wajah iba menatap Prilly.

"Terimakasih pak. Mari masuk."ucap Prilly mempersilahkan Pak Budi untuk masuk ke dalam rumah.

"Kedatangam saya kesini untuk menyampaikan wasiat dari Papa non Prilly."ucap Pak Budi membuka pembicaraan dengan Prilly.

"Semua aset yang dimiliki akan diwariskan kepada non Prilly."ucap Pak Budi pada Prilly.

"Baik pak, tapi saya mohon untuk bapak bisa membantu mengelola perusahaan papa sampai saya lulus kuliah. Setelah itu baru saya akan memegangnya sendiri."ucap Prilly pada Pak Budi serius.

"Baik nona saya akan bantu. Mungkin hanya itu yang akan saya sampaikan pada anda. Saya permisi."ucap Pak Budi berpamitan pada Prilly.

"Terimakasih pak."ucap Prilly sambil menjabat tangan Pak Budi.

Setelah Pak Budi pergi Prilly menatapi rumahnya. Rumah yang luas yang kini hanya ia tinggali bersama bik Susi. Hidupnya sangat berlimpah harta tapi hari-harinya terasa sepi tanpa orang yang ia sayang. Air matanya turun membasahi wajah cantiknya. Pikirannya terbayang pada Ali. Lelaki yang akhir-akhir ini selalu menemaninya. Pelukannya dapat menghangatkan hati Prilly pandangannya membuat Prilly merasa nyaman.

"Sekarang cuma kamu yang aku punya li. Cuma kamu orang yang aku sayang yang masih tersisa dalam hidupku."batin Prilly dalam hatinya. Seketika senyumannya merekah saat mengingat Ali.













Buat part ini aku buat pendek karena. Di part selanjutnya mau bikin babak cerita baru.

Jangan lupa vote and comment ya .

Thank you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Cinta Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang