Alden baru tersadar setelah Aaro meminta pertolongan kepadanya, ia langsung merengkuh tubuh gadis yang memukuli adiknya dengan membabi buta.
"Lo salah paham Sya!" kalimat itu keluar setelah Rasya berada di pelukan abangnya.
Baiklah, sekarang ia malah ingin sekali memukuli abangnya. Kenapa? Karna ia tengah memeluk tubuh Rasya yang masih meronta minta dilepaskan.
"Lepasin kak" Aaro berkata dengan dingin. Setelah dilepaskan Rasya langsung melayangkan pukulannya lagi pada Aaro tapi maaf Aaro dengan mudah menangkap tangan itu, sekarang ia memegang kedua tangan Rasya dengan lembut, hanya menahan agar gadis itu tidak memukulinya lagi.
"Gue emang mukulin pacar lo, tapi setelah itu ada orang yang keroyok dia."
"Pacar? Lo kira Rezky itu pacar gue? Dia abang gue!" Rasya berteriak di depan wajah Aaro.
Aaro terkejut mengetahui bahwa Rezky adalah kakak Rasya, senang sekaligus takut menjadi satu. Nyatanya ia tak membantu Rezky malah meninggalkannya saat dikroyok. Rasya pasti makin membencinya. Sebenarnya Aaro tidak suka jika melihat seseorang dikroyok, ia pasti akan membantu, tapi terbakar cemburu ditambah Rezky mengatainya pengecut sebelumnya membuat ia malas untuk membantu pemuda yang suatu saat mungkin menjadi kakak iparnya. Sebuah harapan kosongnya ingin menjadi suami Rasya suatu saat. Senang? Jelas kalian tahu mengapa kan?
"Mending lo bedua masuk jangan di depan pintu" Alden berkata tanpa ekspresi lalu pergi ke bawah.
"Masuk Sya. Gue jelasin semuanya"
Rasya menggeram kesal setelah mendengar penjelasan dari Aaro. Aaro memang memukuli Rezky, tidak lama saat mereka masih berkelahi, gerombolan genk motor datang menyerang Rezky, genk motor Beelzebub yang diketuai oleh Bima. Rasya kenal betul siapa Bima. Ia bersumpah akan menghajar Bima setelah ini.
"Dan lo? Lo cuman pergi pas abang gue dihajar kaya gitu? Wah! Selain manusia es lo gak punya perasaan, lo gak punya hati nurani! Mati aja lo mendingan! Gak ada untungnya lo hidup kalau nyatanya lo gak punya hati!"
Aaro terkejut, Rasya bisa sekasar itu? Oh Aaro lihat apa yang telah kau perbuat?
"Lo mau kemana? Gue anter" Aaro menahan Rasya, ia tak ingin terjadi apa-apa pada gadis ini. Jika gadis ini saja menghajarnya itu juga bisa terjadi pada Bima. Jika Aaro tidak melawan, kemungkinan besar Bima akan melawan.
"Lepasin gue! Gak sudi gue dipegang sama manusia macam lo!" Rasya membanting pintu ruangan tepat setelah ia menghempaskan tangan Aaro.
"Shit! Aaro lo bego!" pintu tak bersalah menjadi sasarannya.
Kecewa pada dirinya sendiri, marah pada dirinya sendiri, Aaro benar-benar kacau saat ini.
***
"Lo banci ya?" Rasya bertanya dengan nada mengejek, tangannya ia silangkan di depan dada.
"Gue banci? Hahahaha~~ lihat siapa yang terbaring di rumah sakit sekarang?!" Bima turun dari drum yang ia duduki sebelumnya. Berjalan mendekati Rasya yang wajahnya sudah memerah menahan amarah.
"Tenang Sya tenang"
Dengan santainya Bima menyentuh pundak Rasya yang berakhir dengan tepisan kasar oleh sang empunya.
"Kalau bukan banci apa namanya main keroyokan kaya gitu?" sekali lagi Rasya bertanya dengan nada mengejek. Ia tak ingin meluap-luap sekarang.
"Itu namanya pintar sayang~" Rasya bergedik jijik saat Bima memanggilnya dengan sayang.
"Kalau gue yang nyerang abang lo sendiri yang ada gue sekarang di rumah sakit" Bima menyambung kalimatnya.
"Dasar banci!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKLUK [COMPLETE]
General Fiction~~ CERITA INI FANFICTION DARI CERITA CARMILA, MERRIED BY ACCIDENT DARI KAK REA, JADI INI BUKAN ORIGINAL SEQUEL DARI CERITA TERSEBUT ~~ Aaro Blackstone, siapa yang tak mengenalnya? Pintar, tampan, dan kaya. Bisa dibilang dia sosok sempurna jika saja...