KESAL TAK RELA

10K 1.1K 60
                                    

Bruk!!!

Bibirnya mengerucut dan suasana hatinya sedang kacau. Lyana meletakkan tas jinjingnya kasar di meja. Al hanya diam tak ingin semakin membuat istrinya kesal. Tanpa berucap apa pun Lyana melepas pakaiannya dan mengganti baju santai begitu saja di depan Al. Siang-siang matahari menyengat mereka baru saja pulang dari kantor Jaya. Seperti cuaca hari ini, suasana perasaan Lyana juga sedang panas.

"Aku nggak bisa terima keputusan kamu sama Papa begitu saja! Mana mungkin kamu tidak bisa ambil cuti dalam waktu satu tahun pertama kerja? Itu berarti aku melahirkan tanpa kamu! Aku nggak masalah ya Yang, soal resepsi kita yang dibatalkan. Cuma yang membuat aku keberatan kerja sama kamu dengan perusahaan!" omel Lyana bersungut-sungut memungut pakaian kotornya di lantai dan melempar ke keranjang begitu saja.

"Tapi memang itu peraturannya, Cimut. Please, jangan lagi menunda. Kebutuhan kita akan semakin banyak dan sebelum anak kita lahir aku harus bisa bekerja. Emang kamu mau kita begini terus? Aku janji setelah anak kita lahir aku akan bikin pesta yang meriah untuk menebus resepsi pernikahan kita yang aku batalkan dan pesta kelahirannya," rayu Al meminta pengertian istrinya.

"Bukan itu yang aku permasalahkan, Yang!!! Aku sama sekali nggak memikirkan pesta! Aku cuma nggak setuju kalau kamu nggak cuti selama satu tahun!!! Gila!!! Satu tahun kamu nggak pulang, pulang-pulang anak kamu sudah bisa merangkak! Enak banget kamu, cuma bikin doang!!!" cibir Lyana meninggikan suaranya sebal dan juga dongkol.

"Masih mending aku, Cimut. Daripada Kak Frank, pulang-pulang anaknya sudah bisa jalan. Apa kamu mau seperti Kak Karin? Aku pulang anak kita sudah bisa lari?" goda Al memeluknya agar Lyana tak marah-marah.

Lyana terdiam dia mencerna ucapan suaminya. Mana bisa dia jauh dari Al selama itu? Satu tahun saja rasanya sudah berabad-abad, bagaimana jika sampai bertahun-tahun? Lyana menggelengkan kepalanya cepat.

"Nggak!!! Aku nggak mau begitu!!!" ucapnya terus menggelengkan kepala menatap Al.

"Nah, satu tahun sudah lumayan kan? Kalau memang keadaan di sana mendukung dan situasi perekonomian kita sudah normal, aku akan cari kontrakan di dekat pelabuhan. Jadi, kalau kapal sedang off, aku bisa pulang. Tapi maaf aku nggak bisa janji selalu ada untuk menemani kamu, dan menjagamu saat melahirkan. Apalagi kapal migas jarang sekali libur. Mohon dimaklumi ya?" Al mengarahkan wajah istrinya dan mencium mesra bibir Lyana agar amarah dalam hatinya terhempas.

Al memagut bibirnya lembut dan mengecup-ngecupnya. Lyana memejamkan matanya membalas ciuman suaminya yang sudah menariknya dalam kenikmatan. Perlahan Al melepaskan ciumannya dan tersenyum sangat manis.

"Jangan kelamaan, nanti aku pengen. Inget kata bidan Ratna," ucap Al sedih dan kecewa.

"Kita kan punya cara lain, Yang. Nggak perlu masukin kan? Ayolah, Yang. Please...," mohon Lyana merayu menempelkan dadanya dan menekannya menggoda sang suami.

Al menghela napas dalam dan menghembuskannya kasar. Jika sudah begini dia tak dapat menolak lagi.

"Aku kunci pintu dulu." Al melepaskan pelukannya dan mengunci pintunya.

Lyana tersenyum puas, saat Al kembali dengan rakus dia langsung menubruk tubuh Al dan mencium bibirnya sedikit kasar. Al menerimanya dengan baik, dia mengangkat tubuh istrinya tanpa melepas ciuman mereka. Al membaringkan Lyana di tempat tidur, dan membuka pakaiannya hanya meninggalkan boxer. Lyana tersenyum puas dan langsung kembali menarik dagu suaminya agar memagut bibirnya. Al mengakangi Lyana tanpa menindihnya. Lyana mencium dan menggigit dada Al hingga meninggalkan tanda merah.

"Cimut... ah!" desak Al lepas kala Lyana memegang kejantanannya. "Gila!!! Kamu kenapa jadi agresif begini sih?" rancau Al kenikmatan hingga ubun-ubunnya berkedut.

SEA OF LOVE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang