Four - Dimana?!

37 8 0
                                    

Belum seminggu jadian udah di gantungin. Dia fikir hati ini layangan yang bisa di tarik ulur?-Laurent

Sudah hampir satu minggu Laurent tak pernah melihat Naren di sekolah. Naren juga tak menghubungi Laurent sama sekali semenjak kejadian beberapa hari yang lalu. Apa mungkin Naren marah? Atau Naren sedang ada acara keluarga di Belanda?

Ia gelisah, tapi ia tak berani untuk menanyakan absensi Naren di kelas IPA 1. Tapi rasa khawatir dan penasaran itu semakin menjadi-jadi. Laurent sendiri bingung harus melakukan apa, bagaimana pun Naren adalah pacarnya!

Laurent menghembuskan nafas kasar lalu membuka aplikasi LINE yang ada di handphone nya. Chat terakhir pada tanggal 22, dan sekarang sudah tanggal 28. Kemana perginya Naren?

"Laurent!!!!" suara teriakkan Dera membuat murid-murid yang berada di kelas IPA 2 mendengus kesal. Dera tak merasa bersalah sama sekali, ia hanya terkekeh pelan lalu duduk di sebelah bangku Laurent. "Lo tau nggak? Naren lagi sakit. Makanya dia nggak masuk akhir-akhir ini" ucap Dera menatap wajah Laurent yang gelisah

Secara refleks Laurent langsung menoleh ke arah  Dera. Kedua matanya membulat. "Sumpah lo?! Lo tau darimana?"

"Yaelah, anak-anak di kantin tadi pada ngomongin Naren. Mereka bilang Naren lagi sakit. Masa iya lo nggak tau sih?" sahut Dera memutar bola matanya. Sedangkan Laurent menggelengkan kepala nya, ia benar-benar tidak tahu jika Naren tengah sakit

"Beneran? Lo kan pacar Naren, masa iya nggak tau" desis Dera sambil menatap Laurent

"Lo tau kalo dia sakit?"

Laurent menggelengkan kepalanya

"Dia ada ngabarin lo nggak?"

Laurent kembali menggelengkan kepalanya

"Lo tau rumah dia dimana?"

Dan sekarang, Laurent menggelengkan kepalanya, lagi.

"Arghh! Lo tuh ya, kayak orang bisu tau nggak. Di tanya malah geleng-geleng kepala, bukannya malah di jawab! Lo punya mulut kan? Tinggal bilang 'nggak' aja susah banget" Dera mengomel dengan suara cempreng nya yang khas, ia kesal dengan tingkah Laurent. Laurent sendiri hanya mengerutkan keningnya yang membuat Dera semakin kesal

"Lo tau alamat rumah Naren?" tanya laurent. Dera menghembuskan nafas nya lalu mengambil sebuah kertas polos berwarna biru laut serta sebuah pulpen dari dalam tas nya

"Disitu. Masih satu komplek sama lo tapi dia blok F. Sedangkan lo blok A" Dera meyerahkan kertas yang tadi ia ambil setelah menuliskan alamat rumah Naren disana. Laurent hanya mengangguk paham lalu menyimpan kertas tersebut ke dalam saku baju nya.

----

Laurent telah sampai di depan gerbang rumah yang bercat berwarna cream. Kotak makan berwarna coklat dan cream yang berisi nasi goreng buatan nya sudah ia pegang. Hanya melangkahkan kaki nya beberapa langkah untuk sampai ke teras rumah.

Seorang wanita paruh baya memakai baju daster bermotif bunga-bunga keluar dari dalam rumah dengan satu kantong plastik sampah yang ia bawa. Laurent mendekati wanita itu dengan senyumannya yang khas, sedangkan wanita itu menatap wajah Laurent heran.

"Cari siapa neng?" tanya nya setelah meletakkan kantong plastik sampah ke dalam bak sampah yang tak jauh dari halaman rumahnya

"Cari  Naren, Bi. Katanya Naren lagi sakit ya? Aku mau jenguk dia" jawab Laurent sopan dan tersenyum. Bibi itu mengangguk paham dan langsung menyuruh Laurent masuk ke dalam rumah

Laurent menaiki satu persatu anak tangga rumah Naren yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas. Tak jauh dari tangga terdapat sebuah pintu yang bercat putih, itu adalah pintu  kamar Naren.

From NarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang