30/04/15
"Ihhhhh lama banget sihhhh. Danieeeeeel. Apa jangan jangan dia cuman mau ngerjain gue? Danieeeeeel" Dinda membatin kesal. Ia duduk di bangku taman tempat anak anak bermain melihat indahnya kebahagian anak anak kecil itu sedikit membuka hati Dinda
"Daniel. Kalau sampai 5 lo ga dateng . Gue pergi" batin Dinda untuk kedua kalinya. Ia menutup matanya dan berharap Daniel akan datang
"Satu...."
"Dua..."
"Ti..."
"Maaf. Lama ya din ? Ayo masuk" Daniel menaik kan alis sebelah nya dan tersenyum pada Dinda walau ada rasa bersalah besar mengingat ia sudah membuat dinda nyaris jantungan karena nya
Dinda dan Daniel masuk ke mobil dan berusaha semaksimal mungkin untuk menikmati pemandangan suasana di perjalanan
Tepat saat mobil di tengah perjalanan, dan tepat jam 12.12. Daniel memberhentikan mobilnya mendadak dan hampir membuat jantung Dinda nyaris jantungan karenanya. Terlihat segerombolan pria yang menatap Daniel. Dinda yakin ada sesuatu yang ia sembunyikan dari nya.
"Lo mau ngapain?" Dinda menarik lengan Daniel yang baru membuka setengah pintu mobil
"Tenang, Din. Cuma keluar sebentar. Ga aka nada apa apa. Tutup mata lo sampe gue bilang buka" Daniel tersenyum pada Dinda, dan pergi meninggalkan nya sendiri. Sebenarnya beribu ribu rasa khawatir Dinda pada Daniel. Namun apa yang harus dilakukan kalau ini perintah Daniel. Terpaksa dinda harus menutup matanya menunggu apa yang akan terjadi setelah ini
>> skip <<
"DANIELLLL!!!" Dinda tak bisa menahan matanya tertutup lebih lama. Ia membuka matanya dan menemukan Daniel yang terbaring lemah diatas aspal memegangi sebuah cincin. Dinda mengangkat kepala Daniel untuk berada di atas pahanya. Ia menangis hingga pipinya licin karena air mata
"TOLOOOOONG !!!! DANIEEEEEEEEL!!!"
Tak lama setelah itu Daniel dikerumuni oleh segerombolan untuk menolongnya. Dinda masih menangis dan berharap Daniel akan bangun sekarang. Dinda masih menangis dan memeluk Daniel erat. Berharap ia tak akan kehilangan Daniel
Ambulan sudah sampai di rumah sakit. Dokter berlarian membawa Daniel ke ruang UGD . Tangisan dan jeritan Dinda tak berhenti hingga seorang dokter keluar dari ruangan UGD tempat Daniel diperiksa
"Gi-gimana dok?"
Dokter menggelengkan kepalanya dan menunduk
"Gimana? Daniel ga papa kan?"
Dokter masih berfikir apa yang akan ia katakan pada Dinda
"Dia mengalami pendarahan besar. Terutama pada bagian paru-paru dan kepalanya. Itu sangat mengkhawatirkan. Keadaan nya masih belum bisa kami tentukan. Ia bisa kekurangan darah . Harus ada orang yang berbaik hati untuk mendonorkan darahnya. Hari ini juga"
"Lalu apa yang harus saya lakukan dok?"
"Jika ada sesuatu, maka kamu harus mendonor paru-paru dan darah"
>>>> skip <<<<<
Daniel membuka matanya dan berusaha membangunkan dirinya dari kasur.
"Apa gue bener bener masih hidup?"
Daniel melihat tangannya dan melihat cincin yang masih ia pegang erat dan menatapnya. namun cincin itu mengingatkan nya pada sesuatu yang tak lain adalah Dinda
"Dinda!" Seluruh isi ruangan kaget dan menatap Daniel yang baru saja bangun dan memaksakan untuk keluar ruangan. Daniel takut sesuatu buruk akan terjadi padanya. Ia mencari seuatu di laci dan tak lama ia menelusuk isi vas bunga dan kertas hati di sampingnya
Terimakasih untuk hari ini
Daniel. Sudah berapa lama kita bisa bersama ? Kita selalu melakukan apapun yang kita suka bersama. Mau itu menyedihkan atau bahkan hal konyol.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Aku tak bisa menggejar waktu yang berlari begitu cepat karena aku lemah. Hujan terlalu deras hingga aku tak bisa menampungnya dalam sebuah ember yang kupunya.
Membosankan ? maaf aku tak bisa membuat kata-kata indah. Aku tak bisa menemanimu lebih lama. Jujur aku menyukaimu dari awal kita bertemu.
Daniel , pada dasarnya, semua orang akan bertemu apa yang ditakdirkan bertemu
Tolong jaga Kania, sahabat ku yang juga mencintaimu. Jaga dia seperti kamu menjagaku, tolong jangan bilang siapapun soal kematian ku"D-d-Dinda?"Daniel melihat seluruuh ruangan dan tertuju pada seseorang diatas ranjang yang masihditutupi kain kafan menandakan bahwa orang itu sudah tiada
"Gue harap ini bukan lo din" Daniel mengehela nafas panjang. Tangan nya bergetar saat membuka kain. Dilihatnya seseorang di sana .
"DINDAAAAAAAAAAAAA" Daniel menjerit saat mengetahui bahwa benar benar Dinda yang ada didalam sana. Tangisan nya tak berhenti
"Kkenapa lo tega din? Kenapa lo tega ninggalin gue sendiri. Dindaaaa" Daniel mengambil sesuatu di tangannya dan memasangkannya pada tangan Dinda
"Ini semua buat lo, Din. Gue menghilang tanpa kabar karena gue beli cincin buat lo din. Gue kabur dari rumah ngumpulin uang buat beliin ini, Din. Maafin gue, Din .... Gue pengen lo tetep hidup sama gueeeee.. Dindaaaaa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Daniel X Dinda
AcakIf this is the only way to prove I love you then I will do it -me