D-1

2 0 0
                                    


Rindi pov

Alhamdulillah Tasya udah ada dirumah , semoga gak kenapa-napa.
Huft kok lama yaa..

"Eh kalian tapi gimana nanti lomba kita belum persiapan sama sekali.." ucap Yossy
"Kamu tuh yaa lagi keadaan kek gini kamu masih mikirin itu... Wah wah" ucap Rindi
" iya atuh maaf aku cuma bingung aja, moga aja Tasya gak kenapa-napa"ucap Yossy lalu dijawab Rindi dengan gumaman

Aku melihatnya berjalan dengan pincang dibantu Tante Maya.
"Halo Temen-temenku tersayang..." ucap Tasya Heboh
"Aaaa, Tasya kamu gak apa-apa?,kok jalannya pincang sih?..." tanyaku dengan Heboh juga..
"Eh.. Sabar dong duduk juga belum dah sewot.."ucap Tasya yang langsung cemberut,
Kami semua pun terbahak -kecuali Tasya- melihat raut cemberutnya...

Setelah Tasya duduk di sofa didepan aku ,Yossy dan Adinda, kami pun menanyainya soal tadi malam itu.
Dan di jawabnya dengan panjang kali lebar. Aku sempat terkejut saat tau ia dicegat oleh 3 lelaki mabuk ,tapi aku kembali tenang saat mendengar ceritanya kalo dia ditolong seseorang , tapi seseorang itu membuatku makin kepo aja...

"Eh terus kamu tau gak siapa yang nolongin kamu waktu tadi malem?" tanya ku kepo

"Tau Tapi yaa gitu ,eh iya lumayan ganteng lhoo" ucap Tasya kembali Heboh, hahaha paling semangat ngomongin cogan hahaha , aku yakin bentar lagi yang lain juga heboh, haahahahahah mereka memang begitu.
Setelah itu diteruskan dengan candaan-candaan kami , jadilah ruang tamu berisik sekali, mungkin jika ada orang lewat pasti dikira lagi ada konser, hahahahah.

Author pov

Mereka pun pulang kerumah masing-masing jam 5 sore.

Tasya pum langsung beristirahat , tadi setelah di urut kakinya sudah tak terlalu sakit lagi.. , tapi ia masih belum bisa berjalan dengan lancar.

Di sisi lain..

"Lo bisa gak sih gak usah ikutin gue!" ucap Adinda yang merasa risih dengan lelaki yang mengikutinya terus sedari ia keluar dari rumah Tasya ,yaa Adinda pulangnya Jalan karena ia malas mengeluarkan uangnya untuk naik taksi.

" Din plis kita balikan yaa, aku masih sayang sama kamu din.." lirih Lelaki itu yang sepertinya mantan Adinda.

" plis-plis aja terus.., waktu dulu gue masih sama lo , lo malah ngehianatin gue , lo selingkuh sama si Angel Angel itu.., gue gak mau balikan sama lo.. Rasa sayang gue ke lo itu udah pudar dari dulu.." Jelas Adinda , lalu ia langsung lari bertunggang-langgang.

Adinda sebenarnya masih sayang dengan Ridho tapi ia sembunyikan karena ia tak mau disakiti lagi.

" Din plis Din jangan lari Din...
Dinda.." mohon Ridho pada Dinda tetapi Adinda tetap berlari menjauh..

Setelah sampai di rumah Adinda langsung masuk ke kamarnya dan melempar tas nya asal, lalu membanting tubuhnya ke kasur dan air mata yang sedari tadi ia tahan pun jatuh ,mengalir dengar drasnya.
Ia menangis tersedu-sedu saksinya adalah kamar itu tersendiri...

Adinda pov

Kenapa ya allah kau menyadarkannya di waktu yang tak tepat...

Tok tok tok

Aku terkesiap dengan suara ketukan itu , segera kuseka air mataku kasar
Lalu berkata "Masuk"
Masuklah kakakku yang bernama Dilla kakak pertamaku adalah kak Dilla.

"Aduuh.. Din kamu kenapa lagi ini , kenapa mata kamu merah?, kamu habis nangis?"tanya kak Dilla padaku.. ,aku hanya diam karena aku tahu jika aku bilang aku menangis pasti kakak akan tanya siapa yang membuatku menangis dan menghajarnya habis-habisan ,dan aku gak mau Ridho di hajar sama gengnya kakak...

" gak kok ka, tadi ketusuk tangan sendiri.." ucapku dengan suara serak yang tak sengaja keluar.
Ah sialan kenapa suaraku mulai serak sih..

" kamu gak usah bohong sama kaka ya...  Ah.. Pasti Ridho kan?" tanya kakakku ,membuatku takut karena aku yakin gengnya akan menghabisi Ridho..
Aku hanya Diam tak menjawab..
" sialan! Anak itu!.. Akan kuhajar dia!" ucap kak Dilla sambil beranjak dari pinggiran kasur menuju luar kamar.
Kutahan tangannya " plis kak jangan hajar dia kak..., aku sayang dia kak.." lirihku. Aku tak bisa melihat Ridho babak belur.
" tapi dia sudah membuatmu menangis sayang.." ucap kak Dilla sambil melepaskan tanganku yang menggenggam tangan kanannya.

" kak plisss.." mohonku pada kak Dilla dengan raut melas ku..
" gak ada plis-plis an kakak udh mutusin akan ngehajar dia habis-habisan karena membuatmu menangis!" keras kak Dilla padaku..

Aku terdiam " kak ini salahku kak bukan salah dia..." lirih ku " pokoknya akan kakak habisi dia.." tegas kakaku dan langsung keluar kamar menginggalkanku sendiri di kamar..

Tak terasa air mataku mengalir lagi..
Aku menangis lagi...

Aku berfikir sejenak..
Bodoh apa yang kulakukan aku harusnya mencegah kakak...
Aku langsung mengambil jaketku dan langsung keluar kamar , lalu keluar rumah, kulihat kak Dilla baru pergi naik motor dengan teman se-gengnya..
Aku pun langsung memasuki taksi yang sudah kustop
Aku pergi mengikuti kak Dilla dengan gengnya ,dengan sembunyi-sembunyi.

Kulihat kak Dilla berhenti di depan gedung apartemen tempat Ridho tinggal.

Aku membayar ongkos taksi itu,lalu keluar dari taksi.
Aku memasuki gedung apartemen itu lalu mengikuti geng kak Dilla dengan sembunyi-sembunyi, setelah sampai di apartemennya Ridho aku dengan cepat menghalangi kak Dilla dan gengnya masuk.
" kak plis jangan..." ucapku menatap kakak di dengan sendu.
" Apa yang kamu lakuin disini dek?, cepat tangkap dia !" ucap kak Dilla tegas pada teman se-gengnya , tiba-tiba dua orang wanita itu menahan tanganku, aku membelalak melihat kakaku, lalu aku diseret dengan kasar kebelakang kakaku.
Kulihat kakak memencet bel apart Dilla
" kak jangan kak, kumohon kak!!
Kakak!" teriak ku sambil terisak-isak, aku tak tau kapan aku menangis, aku memberontak terus dari dua wanita ini..
"Kakak! Kakak!" teriakku histeris..., rasanya aku akan kehabisan suara , karena teriakanku yang keras sekali.

Terlihat lah Ridho yang membuka pintu apartnya , kulihat dia menatapku dengan terkejut, dia menghampiriku yang masih ditahan oleh dua wanita teman se-geng kakaku, dia menyeka air mataku dengan perlahan, tiba-tiba dia terjengkang kebelakang karena di tarik dengan kuat oleh seorang pria teman se-geng kakaku.

"Ridho! " kagetku

Kulihat ia hendak bangkit tapi dia malah didorong oleh pria tadi, lalu Ridho di hajar habis-habisan oleh pria itu...

Yang kulakukan hanya memeberontak, sambil berteriak hesteris dan menangis tersedu-sedu.
Walaupun aku dapat sabuk hitam silat tapi entah kenapa kekuatanku hilang begitu saja saat itu.

Ridho...
Ridho...
Ridho...

Kulihat dia terbaring lemah dengan keadaan babak belur di lantai apartnya, tanganku dilepaskan oleh dua wanita itu.
Aku langsung berlari mendekati Ridho lalu berjongkok untuk bisa menyentuh Ridho.
Dia pingsan...

" kak kenapa kak?, apa kakak melakukan ini untuk balasan dari tangisanku?, tapi sepertinya yang kakak lakukan ini salah , ini hanya membuatku semakin menangis kak, aku malah semakin sedih dengan keadaanya yang seperti ini!" ucapku sambil menatap sinis kakakku,
Kulihat kakaku terdiam sejenak ,lalu dia mendekatiku lalu menarik tanganku, kulepaskan tangannya dari tanganku
" apa yang kakak pikirkan hah!? Kakak tidak lihat apa yang terjadi dengannya!? Apa kakak akan membiarkannya seperti itu? Jawab kak!" ucapku dengan geram, kakakku hanya terdiam.

Lalu kudorong tubuh kak Dilla lalu menuntunnya keluar ,setelah berada diambang pintu
" ayo kita pulang!" tegas kakaku, aku menatapnya tidak percaya
" tidak kak aku akan disini.." ucapku lalu dengan cepat kututup pintu apart Ridho lalu kukunci pintu itu, tanpa mempeduiikan kakaku yang masih menggedor pintu aku mendekati Ridho yang masih terbaring lemah dilantai...

Ia hanya menangis dalam diam melihat Ridho yang seperti itu...

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dance With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang