Chapter 3

781 46 4
                                    

# Shinpainai, boku wa itsumo kimi no soba ni iru kara.

DUAAAAARRR!!!

Bunyi ledakan yang dikuti dengan api yang menjalar-jalar, seketika merobohkan dinding dan memporak-porandakan setiap barang yang ada. Orang-orang berteriak panik. Kaca-kaca berhamburan. Tas-tas dengan harga selangit robek dan rusak. Shinichi yang baru menerima kemasan tas untuk gadisnya, sangat terkejut akan kejutan yang tidak mengenakkan ini. Ia berusaha lari, mencari tempat aman, mencari Ran, memastikannya baik-baik saja. Tapi apa daya, diantara sekian banyak manusia yang berpanikan, jalan keluar sangat sulit untuk ditemukan. Lebih sialnya lagi, ia tersandung rak kayu yang sudah terbalik. Terjatuh. Tidak sampai satu detik, langit-langit toko runtuh, dengan bongkahan-bongkahan semen yang terus berjatuhan, mengenai sang detektif. Darah merah pekat mulai menggenang. Saat kesadarannya mulai menghilang, dan penglihatannya menggelap, ia meraba bungkusan tas yang ia dekap erat. Dan berbisik lemah,

"Ran."

¤¤¤

Nguing ... nguing ... nguing ...

Sirene ambulan mengiang di langit Tokyo yang berasap kelabu. Sama seperti wajah-wajah orang yang melihat gedung yang tadinya mewah kini hancur berpuing-puing. Ambulans, mobil polisi, dan pemadam kebakaran berpadu dengan diri-diri yang tidak beruntung. Tandu dan perawat bolak-balik memindahkan para korban. Kantong mayat yang berbobot terjejer rapih di sebuah tanah lapang, atau lebih tepatnya taman yang hancur.

"Ran-kun."

"Megure-keibu!" Sambut Ran begitu mendengar panggilan dari petinggi polisi itu. Ia beranjak dari tempat duduknya, membuat kain yang menyelimutinya terjatuh.

"Ran-kun. Kamu lebih baik duduk saja. Aku sudah menelepon Mouri-kun dan ibumu. Mereka akan kesini secepatnya." Jelas inspektur Megure menahan Ran untuk tetap duduk.

"Bagaimana dengan Shinichi?" Tanya Ran cemas. Ia sudah duduk kembali mendengar perkataan Inspektur megure.

"Kudo-kun ..." Ucap inspektur terputus. Ia terlihat bimbang melanjutkan kalimatnya.

"Ada apa drngan Shinichi? Ia baik-baik saja bukan?" Tanya Ran semakin cemas. Ia khawatir akan skenario terburuk yang sejak tadi ia pikirkan.

Melihat wajah Ran yang begitu cemas, sang inspektur tak punya pilihan lain kecuali untuk menjelaskan. "Kondisi Kudo-kun buruk. Buruk sekali! Ia termasuk salah satu korban yang tertimpa reruntuhan. Untungnya, saat ia ditemukan, nadinya masih berdenyut. Walau lemah sekali. Ia telah kehilangan banyak darah. Sudah dibawa ambulans, tapi ... " Megure-keibu tidak kuasa melanjutkan. Air mata Ran menetes satu per satu. "Ini semua salahku! Jika seandainya aku tidak meminta Shinichi untuk membelikanku tas, samua ini tak akan terjadi!" Tangis Ran tersedu sedan.

"Ran-kun, jangan menyalahkan dirimu. Ini semua adalah hal yang tidak terduga. Tenang saja. Yang kita bicarakan disini adalah Kudo-kun. Ia pasti baik-baik saja." Inspektur Megure berusaha menghibur Ran. Ia tidak tega melihat putri dari mantan anak buahnya itu menangis.

"Tt-ta-tapi ..."

"Ran!" Derap langkah kaki disertai teriakan cemas memotong kalimat Ran. Ia menengokkan kepala dan melihat ayah-ibunya berlari bersisian untuk menghampirihnya.

"Otousan! Okaasan!" Teriak Ran.

Melihat putrinya terluka disana-sini, pasangan itu langsung memeluknya erat.

"Oh, Ran. Mengapa kamu bisa terluka? Kami cemas sekali mendengar kamu terlibat dalam kasus pengeboman ini." Ucap Kisaki Eri, mengelus rambut putri sematawayangnya.

Detective Conan: Mei Tantei San, Ikanaide Yo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang