Clover

70 9 1
                                    


Hai, Arisa kembali^^

Kali ini saya mencoba membuat cerita bersambung lagi dengan tema keluarga, karena saya rindu menulis dan berinteraksi dengan para pembaca. Kesibukan saya di Kampus kali ini (hanya) mengerjakan skripsi, jadi menulis cerita ini sembari mengerjakan skripsi merupakan tantangan tersendiri untuk saya. Sudah lama sekali saya tidak menulis cerita karena itu saya minta maaf jika ceritanya tidak menarik atau bahkan aneh, meski demikian saya harap kalian menyukainya.

Warning : typo

Disclaimer : I own nothing, just the story.

CLOVER

Prologue

"Aku tak bisa melakukan ini...." Seorang pria memeluk bayi laki-lakinya dengan erat, berusaha untuk menenangkannya karena sedari tadi bayi laki-lakinya terus menangis. "Aku sudah kehilangan istriku, aku tak ingin kehilangan anak-anakku juga..."

"Jika kau tidak melakukan ini, kau akan merawat keenam anakmu sendirian. Itu bukan hal yang mudah, Tuan. Saya hanya takut anak-anak Anda akan terlantar karena Anda akan merawat mereka sendirian."

"Mereka sudah tidak mengenal ibu mereka, tidak akan kubiarkan mereka tidak mengenalku juga."

"Merawat mereka bukan berarti saya tidak akan memperkenalkan kau sebagai ayah kandung mereka. Kau masih bisa mengunjungi mereka di Gereja, atau bahkan di keluarga baru mereka jika ada keluarga yang mengadopsi mereka. Cara ini saya lakukan supaya mereka tidak terikat dengan tanah desa ini."

Matsuzou terdiam. Perkataan Kamimatsu, pendeta dari Gereja di Desa sebelah ada benarnya. Diliriknya Osomatsu, bayi laki-laki pertamanya yang sedari tadi menangis di pelukannya kini sudah terdiam dan tertidur. Wajah Osomatsu masih merah sehabis menangis, dan tanpa sadar Matsuzou menangis melihatnya karena sedih.

"...Baiklah. Kau boleh merawat anak-anakku tapi tidak dengan Osomatsu. Biarkan aku yang merawat dan menjaga Osomatsu. Saat Osomatsu sudah dewasa aku akan mengunjungi anak-anakku lainnya bersama Osomatsu."

Kamimatsu berdiri dari duduknya. Ia mengeluarkan kartu nama dari dalam saku bajunya dan menyerahkannya ke Matsuzou. "Kau bisa menghubungiku di nomor ini jika kau ingin berbicara dengan mereka. Aku juga akan menghubungimu untuk mengabari tentang anak-anakmu. Aku akan kembali besok untuk menjemput kelima anakmu. Semoga hari ini kau bisa memanfaatkan waktumu bersama kelima anakmu sebelum mereka pergi dari rumah ini."

Matsuzou hanya menganguk pelan, namun ia tak berkata apa-apa meski Kamimatsu berjalan keluar dari rumahnya. Matsuzou masih menangis, satu persatu air matanya mulai membasahi wajah Osomatsu. "Hei nak, mulai besok di rumah ini hanya akan ada aku, kau, dan ibumu. Kau akan berpisah dengan adik-adikmu, tapi aku berharap aku bisa mendidikmu menjadi seorang kakak yang berani, sabar, dan penyayang. Sehingga saat kau bertemu dengan adik-adikmu nantinya kau bisa melindungi mereka, menjaga mereka, dan selalu ada untuk mereka."

Matsuzou mendekatkan bayi Osomatsu ke wajahnya sehingga ia bisa mencium aroma sabun bayi pada Osomatsu. Ia tahu berat untuknya berpisah dengan anak-anaknya, Matsuzou takut anak-anaknya akan membencinya nanti. "Maafkan aku memilihmu sebagai orang yang terikat dengan tanah desa ini, Osomatsu."

Yup, sekian pembukaan cerita dari saya. Chapter selanjutnya akan bertempat tujuh belas tahun kemudian. Kritik dan saran saya terima, jadi saya minta review dari kalian m(-_-)m


CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang