Part 2 - LIDD

47 11 7
                                    

Sesaat kemudian....
Deg-deg..

Cowok tinggi berambut klimis dengan tatapan yang menghangatkan, menghampiri Rera dan Manda.

"Kak Abi..." Rera bergumam di hati sambil memegang jantungnya yang berdegub 2,5 skala liter.

"Kalian lagi apa disini?" Tanya Kak Abi

Saat Kak Abi bertanya, Rera terus aja ngelihatin mata indah Kak Abi yang tatapannya bisa ngebuat cewek siapapun meleleh.

"Ra..Ra ditanyain tuh?" Manda menyenggol badan Rera yang dari tadi kagak gerak-gerak dan langsung ngebuat Rera sadar.

"Lagi kondangan, Kak," ceplos Rera setengah sadar.
"Hahhhh" Kak Abi bingung.
"Ya..enggaklah kak. Kita lagi....." Rera hampir aja ngomong yang sebenarnya, untungnya Si Manda nyubit pahanya.

"Kita lagii..kita lagi...Hahh (menunjuk grobak pentol Bang Ucup) Kita lagi beli pentol."

"Iya nih Kak Abi, Rera kumat ngidam pentolnya," Ceplos Manda.

"Ouhh, Dek saya duluan ya.."kata cowok cakep itu meninggalkan Rera.

Setelah itu, Rera hanya bisa ngeliatin punggung Kak Abi doang, yang semakin lama menghilang dari pandangan mata bulat gadis ini. Rera, berkata genit dengan tatapan sayu-sayu kagak jelas, "Man, Kak Abi tambah ganteng ya kalo lagi keringetan, kyknya gue overdoss,"

"Alay lo Ra, yo kita pulang," kata Manda judes.

♡♡♡♡---- CBD ----♡♡♡♡

Keesokan harinya...

Kak Abi: Rera sebenarnya aku tuh su-su...
Rera: Su-su apa kak....

Kring...Kring...Kringgg

"Aisshh, ganggu aja nih alarm, baru aja Kak Abi mau nembak gue di alam mimpi, udah ngebangunin gue etdahh," Rera memukul-mukul alarm doraemonnya yang bahkan tak bersalah.

Dengan mata yang masih mengantuk dan sambil menguap, Rera melihat jam doraemon tepat dihadapannya dan.....

"Whattt..."
"Mimiiii...Rera kok gak dibangunin??" Rera berteriak dari dalam kamar sambil mewek.

Fakta:
Gimana mau ngebangunin Rera. Maminya aja masih mimpi jadi Miss Dunia tersyantik, sedang pipinya yang saking rajinnya udah bangun dari jam 4 pagi untuk pergi kekantor. Yaa, maklumlah pipinya Rera tuh perwakilan rakyat alias anggota DPR.

Udah dulu nge-gosipnya, kita lanjut kecerita.
Setelah ngeliat jam, Rera mengutuskan diri untuk tidak mandi dan hanya cuci muka. Sebenarnya jam masih menunjukkan pukul 05.40, Tapi bagi gadis imut ini, khusus di hari senin, ia harus datang lebih awal ke sekolah. Rera harus mendapatkan barisan awal saat upacara agar bisa ngeliat Kak Abi yang jadi pemimpin upacara.

Seperti biasa, kali ini Rera memutuskan agar rambut panjangnya terurai dengan poni yang menutupi semua bagian dahinya, tak ketinggalan juga dengan sweater pink yang kembaran dengan punyanya si Manda. Dia pergi kesekolah menggunakan sepeda lipat kesayangannya.

Saat tergesa-gesa seperti sekarang, Rera sering menerobos lampu merah dan dengan santai memberikan senyuman manisnya kepada Pak Eko (polisi yang bertugas di komplek perumahan Rera) yang selalu memperhatikan ulah nakalnya. Tapi dibalik kenakalannya, saat dia ngelihat ada nenek-nenek atau anak kecil kesusahan mau nyebrang ia selalu ngebantuin, menurutnya hal-hal itu merupakan salah satu syarat pembuatan mesin waktu, seperti yang tertulis dalam buku bahwa, "Unsur-unsur lain yang diperlukan dalam pembuatan mesin menuju dimensi paralel adalah ucapan terimakasih orang-orang berusia pendek dan panjang"

♡♡♡♡---- CBD ----♡♡♡♡

Sesampainya di sekolah, Rera memakirkan sepedanya pada bagian paling pinggir karena tergesa-gesa.

Ia tidak mau mendapatkan barisan belakang saat upacara. Tapi, ternyata eh ternyata lapangan baru berisi sekitar 20 orang. Dan barisan kelas X IPA 1 masih terisi 2 orang.


"Ya..kok masih sepi begini, usaha gue sia-sia dong untuk cepet-cepet" Rera bergumam kesal.

"Tapi gak papa deh, gue kan bisa ngelihat Kak Abi sepuasnya."

Fakta:
Sebenarnya dari dulu tuh usaha Rera emang udah sia-sia. Dia percuma aja dateng lebih awal, kan kenyataannya dia tetep berada di belakang barisan anak laki-laki yang tingginya sepintu sedang dia gak terlalu tinggi.

Kembali ke cerita..
"Ra..re..ra..re..re..ra re ra.a..a" suara Manda khas dangdut mengagetkan Rera yang tengah membelok-mbelokkan badannya kekanan kekiri.

"Apaan sih man, gue hampir jantungan tau," Kata Rera

"Lho berangkat pagi bener, pasti lo mau ngelihatin itu ya.."Ucap Manda sambil menunjuk orang yang dimaksud.

Dalam hitungan detik, Rera menghempas-hempas tangan Manda ke bawah sambil berkata,"Ihhh, jangan tunjuk-tunjuk Kak Abiii..nanti dia kepedean."

Saat upacara berlangsung....

" Bim..Bim, lo bisa gak agak ke kiri dikit," Bisik Rera kepada Bimo yang menghalangi pandangannya ke Kak Abi.

"Apaan, sih lo Re, kalo gue kekiri nanti gue dimarahin Bu Hani," guman cowok gemuk itu.

"Yaelah, bentar doang, lagian badan lo segede gentong sih,"

Saat Bimo dan Rera sedang berantem kagak jelas, tiba-tiba Bu Hani datang. "Rera..Bimo diam ya ini kan upacara," ungkap Bu Hani lembut.

Rera dan Bimo pun akhirnya berhenti mengoceh. Tapi diam-diam Rera berusaha tengok kanan-kiri agar Kak Abi keliatan. Rera melakukan hal yang sama sampai upacara selesai. Alhasil, dia hanya dapat mendegar suara Kak Abi saja.

Di kelas...
"Sayangkuu, kok dari tadi mukanya kusut sih?"Manda meledek Rera.

"Habisnya gue gak bisa ngelihat Kak Abi pas upacara...?"

"Aduh Re..kita kan nanti bakal kumpul ekstra detektif, lo bakal ketemu sama Kak Abi nanti,"kata Manda sambil mengelus rambut sahabatnya.

"Bener juga lo Man, gue nanti bakal modusin Kak Abi!!!" Rera bersikeras.

"Gitu dong semangat, Oh ya Re, jangan lupa nanti lo minta sama Kak Abi gantungan bajunya,"

TBC











Love In Different DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang