Part 3 - LIDD

45 11 6
                                    

"Gitu dong semangat, Oh ya Re, jangan lupa nanti lo minta sama Kak Abi gantungan bajunya," Manda tiba-tiba mengingatkan.

"Ya ampun Man, lo aja deh yang minta, lo tau kan gimana keadaan gue saat ngomong ke Kak Abi?" Rera memelas sambil mengangkat kedua ujung alisnya.

"Tapi kan Re, gantungan baju itu akan berfungsi jika lo yang menerima, itu semua karena lo adalah orang yang menyukai Kak Abi. Kalo lo gak percaya coba lihat lagi deh buku wasiat doraemonnya,"ceramah Manda sambil mengeluarkan buku sakti mandraguna dari tas cokletnya.

"Gue inget kok Man, tapi itu menjadi persyaratan tersulit bahan baku mesin waktu bagi gue."

"Lo harus bisa, lo gak boleh kalah sama rasa grogi lo, kita harus kembali ketujuan awal 'melihat masa depan bersama orang mapan', lagian lo masih penasaran kan gimana keadaan lo 10 tahun kedepan,"Manda meyakinkan.

"Iya Man, gue pasti bisa," Rera mengangkat tangan kanannya yang menggenggam dengan ekspresi kayak pahlawan kesiangan.

     ♡♡♡♡---- LIDD ----♡♡♡♡

Setelah bel pulang berbunyi, kedua gadis ini menuju ke pangkalan ekstra detektif.

"Re, kok yang lain belum pada kumpul ya? guman Manda yang tengah menyeruput es cincau.

"Iya nih, Kak Abi juga belum dateng-dateng."
"Bentar Man, gue ke kamar mandi dulu ya, kebelet?" Rera lari maraton saat keluar.

Saat Rera keluar dari ruangan. Tiba-tiba...

Duokkk..

"Auchh" Rera menabrak badan seseorang dan langsung memegang kening yang sebenarnya tidak sakit.

"Dek Rera, ati-ati ya..kalo jalan," suara lembut orang yang badannya ditabrak oleh Rera. Secara sengaja atau tidak orang itu mengarahkan kedua tangannya ke pundak Rera.

Rera lantas melihat ke arah atas lebih tepatnya ke arah wajah orang yang ditabraknya tadi.

"Hah Kak Abi, aduh Kak Abi ngapain pegang pundakku, Kak Abi pliss jangan senyumin aku kayk gitu, ya ampun dari deket ganteng banget, tatapanny-tatapannya itu lho...ngapain jantungku  kok  detaknya kenceng banget, jangan-jangan gue jantuu..." guman Rera dalam hati.

Karena Rera natap Kak Abi lama banget, akhirnya Kak Abi melepaskan pegangannya dari pundak gadis imut ini. Hal ini bukan ngebuat Rera sadar, tapi dia malah terus aja diem sambil ngelihat Kak Abi melangkah.

Sretttcuappp...
Bungkus cincau Manda mendarat di depan Rera.
"Tikus..tikus...tikus ihh,"Rera udah gak ngelamun lagi tapi kali ini dia lebih malu-maluin.

"Mandaaaaa..."suara Rera menjerit tapi kagak kedengeran suaranya.

Manda terkekeh dan Kak Abi hanya tersenyum melihat kelakuan Rera.

Kejadian tadi ngebuat Rera yang tadinya kebelet udah kagak kerasa apa-apa, karena kini yang ia rasakan adalah dingin, keringat, dan detak jantung yang kencengnya semakin menjadi.

Di kamar mandi Rera hanya memikirkan peristiwa bersejarah tadi.
"Ya ampunn, gue tadi baru nabrak Kak Abi, aduh gue salting banget , Kak Abi lihat gue gak ya? Kenapa dia mau pegang pundak gue? ouhhh so sweet  ngetss," Rera terlihat dicermin sedang memegang pipinya yang merah merona sambil senyum-senyum sendiri.

Tok-tok....(Rera mengetok pintu)
"Iya masuk.." suara laki-laki yang barusan ditabrak Rera.

Rera membuka pintu sekretariatan ekstra. Ketika masuk ruangan, Rera menunduk kepada Kak Abi dan berjalan kearah tempat duduk sahabatnya.

"Ciee..."Manda terkekeh geli.
"Apaan sihh Man" Rera tersipu malu.

"Jadi teman-teman, minggu ini kita akan memecahkan kasus hilangnya alat make-up Tamara," suara Kak Abi menghentikan percakapan Manda dan Rera.

Rera berbisik pelan dengan tawa gelinya,"Hahaha..ha.. jadi alat make-up Kak Tamara hilang, pasti dia kebingungan deh buat nutupin muka aslinya yang kagak seberapa dibanding kita.

"Sttt, kualat lo entar, ngomongin si nenek sihir,"

"Ada untungnya juga sih alat make-upnya ilang, jadi dia kagak kegenitan lagi didepan Kak Abi,"

Sekilas info:
Nama lengkapnya Tamara Azura. Tamara adalah anak kelas 11 yang paling hitz di kalangannya. Dia suka banget dandan dan pake barang-barang branded . Dia emang cantik, tapi perilakunya tak sebaik parasnya. Hal ini ngebuat para adik kelas, banyak yang tidak suka kepadanya, termasuk Rera. Satu lagi, dia mantan Kak Abi. Tamara selalu ngejer-ngejer Kak Abi, dia sampe pura-pura sakit step, agar si kakak ganteng ini mau balikan sama dia.

Kembali ke topik (emang siapa topik?)

"Teman-teman jadi begini kronologis hilangnya make-up Tamara," Kak Abi menggambarkan urutan kejadian di papan tulis.

"Ada yang tau pemecahan masalahnya?"
"Iya dek Rera, coba sampaikan"
suara Kak Abi mengagetkan Rera.

"Sa-a-a-ya Kak?"wajah Rera bingung.

"Iya kamu dek, jadi gimana pemecahan masalahnya?"

"Hah..." mata Rera tertuju ke Manda yang tertawa terbahak-bahak.

Fakta:
Rera tidak bermaksud menunjuk diri. Ini hanya bentuk kejahilan sahabatnya. Manda sengaja, mengelabuhi Rera dengan berpura-pura melihat noda di ketiak temannya. Rera pun secara langsung mengangkat lengannya, dan selanjutnya kalian tahu sendiri apa yang terjadi.

"Me-e-e-nurut saya, alat make-up Kak Tamara tertinggal di dimensi sebelumnya," jawaban singkat Rera, membuat anak-anak lain bengong.

"Lo, ngomong apaan sih Re?" tanya Manda berbisik.

Rera hanya bisa menggaruk-nggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sedikitpun.

"Maksudnya......," Kak Abi melongo tanpa mengurangi tingkat kegantengannya.

Perkataan Manda yang tidak bisa dicerna oleh manusia biasa, membuat banyak orang  langsung mules-mules 'kecuali Kak Abi'.

     ♡♡♡---- ILDD ----♡♡♡♡

"Man hari ini lo dianter pa naik kendaraan sendiri?"

"Gue dianter Re, sana gih buruan ke parkiran," Manda menepuk tas Rera.

"Oke, duluan Man,"Rera meninggalkan Manda sambil berguman.
"Untung aja Manda lupa nyuruh gue minta gantungan baju Kak Abi, hehe.

"Reee...tunggu," suara Manda ngebuat Rera lari terbirit-birit menuju parkiran.

"Huft, si Manda ngapain manggil gue, dia pasti mau nyuruh gue minta gantungan baju." sambil menepuk dada yang sesek karena abis lari.

"Mana lagi sepeda gue?" tengok Rera mencari sepeda.

"Nah, ini dia sepeda kecuyungan,"

"Perasaan gue narohnya gak disini deh,"

Rera menunggangi sepeda lipat berwarna abu-abu itu.

"Kok rasanya rada beda yah?"

"Lha ini apaan lagi, kapan-kapan gue masang gantungan kunci disini?"Rera sedikit bingung karena sepeda yang ia tunggangi tidak seperti biasanya.

"Tunggu, gantungannya ada namanya...."

Deggg...

"Disini tertulis nama Abi. Hah Abiiiii....."

TBC
.
.
.
.

Love In Different DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang