Buat @zangetsu aku update lagi buat hari ini, part berikutnya entah kapan...
Enjoy it guys...
***
"Brraakkk..." suara bantingan pintu rumah yang ditutup terdengar keras dari atas tepat di kamar atha. Atha tersentak kaget. Tanpa bertanya atha beranjak dari kamarnya melihat dari pinggir pembatas besi di lantai 2. Dilihatnya ayah atha yang masih memakai seragam dinas abu-abu coklatnya, lengkap dengan atribut, lencana dan sebagainya. Membanting pintu masuk dan bergegas menghampiri satu-satunya anggota keluarga yang ada di lantai bawah. David.
Atha tak dapat mendengar perkataan dua lelaki yang sangat ia sayangi beradu argumen, dari sini ia melihat keduanya saling melontarkan argument masing – masing. Aditya raharja dengan emosinya yang memuncak. David Daniendra Raharja yang hanya terpaku ditempat mendengar penjelasan dari ayahnya dan sesekali mengelak tak percaya, dari raut wajahnya tak bisa dibaca apa yang sedang dibicarakan. Heran, tak percaya. dan lama kelamaan wajah david memerah menahan semua emosinya. Atha terduduk lemas bersandar pada pagar pembatas lantai 2. Seketika david yang melihat keberadaan adiknya yang sedari tadi mengawasi mereka dari atas berlari menghampiri adiknya itu. Dan di pihak lain ayahnya menyeka lengan david yang akan beralih berlari menghampiri adiknya dan berkata dan mencoba menurunkan nada bicaranya.
"papa.. tak bisa menemui adikmu kali ini, jaga dia, jangan biarkan dia menjadi seperti mamamu nantinya..., ". setetes cairan bening turun dari mata seorang pahlawan bagi ketiga anaknya. Agatha. David. Tania. David hanya tertunduk diam dan dengan sigap memeluk pahlawannya itu. David berlari menaiki tangga disusul dengan ayahnya yang pergi keluar rumah. Ditariknya adik perempuan satu-atunya yang terduduk lemas dilantai dengan air mata yang tak dapat ia bendung lagi dalam pelukannya. Dikecupnya puncak kepala atha dengan sayang, mengelus punggung dan rambut atha david mencoba menenangkannya. Meski dia tak tau apakah adiknya mendengar perdebatannya dengan ayahnya. Yang pasti atha terkejut dengan kejadian tadi. Dirasakannya punggung atha yang mulai bergetar dan semakin erat memeluk abangnya ini, dan dibalas pelukan yang lebih erat lagi oleh David. Sesekali air mata David ikut turun karnanya. 'aku takkan membiarkanmu tau yang sebenarnya dek, tak akan kubiarkan satupun orang menyakiti hatimu lagi' janji david dalam hatinya. David berbisik lembut pada adiknya itu "sudahlah.. tenangkan dirimu, takkan kubiarkan satupun orang menyakitimu adikku, knapa kau menangis, ha?" bisiknya. Seketika atha melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap david. Dengan lembut ia berkata.
"aku tak tau knapa aku menangis?....," atha menghentikan ucapannya dan sedikit tersenyum sinis memalingkan pandangannya, "memang aneh mungkin bodoh aku tak tau alasan knapa aku menangis bahkan aku tak tau apa yang sedang kalian bicarakan, tapi sejak papa datang dengan membanting pintu dan berbicara padamu bang, aku merasa ada sesuatu busuk yang terjadi. Aku tak tau apa itu, dan aku tak tau knapa, setelah aku melihat wajahmu mulai memerah dan papa membentakmu aku merasakan sakit di dadaku seperti ada yang menusuknya, apa yang dikatakannya?". Sambung atha dengan penekanan disetiap katanya dan kembali meneteskan cairan bening di wajahnya. David tersenyum dan kembali memeluk adiknya. "tak apa.. semua akan baik-baik saja". Dustanya. Dengan kasar atha melepas pelukannya.
"apa dustamu begitu indah bang, sampai-sampai kau terus melakukannya, hm?" ucap atha tegas dan kembali meneteskan air mata bersamaan dengan datangnya Tania yang menaiki anak tangga terakhir dan melihat kedua adiknya beradu argumen, mata sembab dan sebagainya. Tania menatap david bertanya-tanya. David hanya menggeleng dan tertunduk sekejap. "kenapa abang diam saja?".
"aku nggak mau menyakitimu dek". Jawabnya dengan tatapan sendu. Dan dengan bersamaan ke duanya menoleh ke arah Tania yang baru datang. Tania berlari kecil memeluk atha yang juga dibalasnya. Wahh knapa jadi acara teletubies nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Pieces
Teen Fiction"Kehancuran nggak selamanya akan hancur... Ada saat dimana lo harus membangunnya lagi... Dan gua yakin lu pasti bisa. Gua ada buat lo atha, jangan takut jatuh ada gua dibelakang lo... :)" "Tak apa.. Semua akan baik-baik saja". Dustanya. Dengan kasa...