Chapter 3

97 11 0
                                    

Matahari pagi telah meninggi cahayanya yang menyilaukan perlahan mulai masuk dan menusuk ke dalam retina pria yang sedang mengumpulkan kesadaraanya ini kemudian dengan refleks dia bangun dan meregangkan tubuhnya, lalu dia menolehkan kepalanya ke arah sofa long size mencari seseorang bernama Park Jisun.

Namun nihil tidak ada seorang pun yang didapati berada di kamarnya selain dirinya sendiri kemudian ia beranjak menuju kamar mandi berharap menemukan sesosok itu di sana tapi lagi - lagi tidak ada seorang pun disana.

Tidak menyerah sampai disitu saja Sehun, pria ini kemudian melangkahkan kakinya cepat keluar menuju ruang tamu, dan nihil tak ada apa - apa disana orang yang di cari pun tidak ada. Sehun menundukan kapalanya ia menatap karpet yang di pijakinya kini dengan tatapan sendu dan sesekali ia menghela nafas berat lalu menghisapnya dalam, entah apa yang difikiran pria ini kini ia tengah berlari kecil menuju tempat yang belum di jamahnya yakni dapur.

Matanya membulat sempurna ketika ia melihat berbagi jenis makanan telah terhidang rapi dan siap untuk di santap berada di meja makanya tapi walaupun begitu Sehun tetap tidak bisa menemukan gadis itu. Sehun sedikit mengacak rambutnya lalu mendekat ke meja makan, ia duduk dikursi yang sudah biasa diduduki nya sedetik kemudian mata Sehun terpaku pada secarik kertas yang diyakini nya adalah sebuah surat yang berada tepat dibawah sendok dihadapanya. Sehun mengambil surat itu, kemudian ia membacanya dalam hati.

'Sehun ah, maafkan aku kalau aku pergi tanpa pamit. Aku telah menyiap kan sarapan untuk mu
semoga kau suka, habiskan ya? Semoga hari mu menyenangkan.
Park Jisun ^^'

Setelah membaca surat tersebut Sehun merasakan ada yang aneh pada dirinya dia merasa seperti ribuan kupu - kupu beterbangan memenuhi seisi perutnya, lalu ia memegangi dadanya ia sadar betul bahwa kini jantungnya berdebar tak terkontrol membuat seluruh urat sarafnya tegang dia berkeringat dan kemudian dia tersenyum tipis.

"Terima kasih"

Kata - kata itu terlontar begitu saja dari mulut Sehun. Dia menyadari perasaannya dengan kata lain dia senang jika seseorang memperhatikanya dan lebih senang jika itu adalah orang yang
berharga di hidupnya.

Dan disisi lain gadis dengan rambut hitam bergelombang dengan panjang sebahu ini, kini tengah asyik melanjutkan tidurnya di kamar besarnya yang didekor sedemikian rupa agar si penghuni nyaman. Yah benar saja dengan posisi tidur terlentang membuat gadis ini nyaman tapi sepertinya semua itu tidak berlangsung lama karena kini seseorang dari luar sana tengah menggedor - gedor pintu kamarnya seperti seorang polisi yang sedang berhadapan dengan teroris kelas kakap, sembrono dan tak beraturan benar - benar membuat gendang telinga rusak.

"Yakk!! Siapapun kau aku akan membunuhmu!!"

Teriak gadis ini sambil menutup telinganya dengan bantal di kedua sisinya. Tapi tidak mau kalah, seseorang di luar sana kembali menggedor - gedor pintu kamar gadis ini bahkan jauh lebih kuat dari yang barusan dilakukanya.

" Kalau begitu keluarlah dan bunuh aku kalau kau
bisa Jisun!"

Orang itu membalasnya dengan berteriak dan tangan yang masih aktif dengan menggedor - gedor pintu kamar gadis yang sudah kehilangan kesabaran tersebut. Karena merasa sakit di kedua telinganya gadis itu kemudian bangkit dan berusaha mengehentikan aksi sepihak dari seorang pria yang sudah dikenalnya selama kurang lebih dua puluh tiga tahun tersebut.

"Byun Baekhyun bisa kau hentikan aksi brutal mu
itu? Kau sudah mengganggu ku. Kau tau itu kan?"

Cerca gadis yang berdiri di ambang pintu dengan mata yang setengah terbuka tersebut.

"Benarkah? Aku mengganggu? Bukan kah setiap
pagi aku selalu seperti ini? Kenapa kau anggap ini
mengganggu seharusnya kau sudah terbiasa
Jisun."

Ucap pria bermarga Byun tersebut dengan panjang lebar.

"Terserah lah."

Balas gadis ini acuh dan tangan yang dikibaskan tepat di wajah pria lawan bicaranya tersebut.

"Hmm baiklah, ah iya jangan lupa nanti sore kau harus
datang ke acara makan malam di rumah ku. Ingat
itu!"

Kata pria itu dengan jari telunjuk yang di arahkanya ke hidung Jisun.

"Ya aku ingat."

Ucap Jisun malas.

"Aku pulang dulu, tidurlah sepuasmu. Dan jangan
lupa mimpikan aku"

Kata pria ini sembari melambaikan kedua tanganya dengan senyuman cerianya yang menjadi identitas pria bernama Byun Baekhyun tersebut.

"Ck, daripada memimpikanmu lebih baik aku
memimpikan Sehun."

"Sehun tunangan bodohmu itu? sudah sering disakiti tapi masih saja kau menukainya, dasar!"

"biar saja. pulang lah Byun Baekhyun!

  pria itu lantas pulang dan setelah itu Jisun masuk lagi kekamarnyasambil tersenyum lebar kemudian menyebut - nyebut nama Sehun,lalu memori semalam itu berputar lagi memenuhi seisi otaknya dia merasa sangat bahagia saat ini.

Dan di tempat lain seorang pria berkulit putih diseberang sana tengah menikmati segelas bubble tea dingin dengan sesekali menyunggingkan senyum manisnya ketika dia mengingat sesuatu yang menenangkan hatinya dan membuat jantungnya berdebar - debar kencang. Dia kini sadar bahwa dia menyukainya, menyukai gadisnya dalam diam.

Tq.

That One Person You [Sehun EXO x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang