ROMEO DAN JULIET

36 2 0
                                    


Hari ini gue memilih meperluas pandangan gue di kaki gunung pancar buat sekedar bersantai sambil ngerjain kerjaan sampingan gue. Gue itu fotographer untuk beberapa media masa dan media elektronik bertema traveling. Freelance dengan upah yang lumayan, bisa kerja sambil menekuni hobi jalan jalan gue. Gue sebenernya mahasiswa ekonomi di salah satu universitas swasta di Jakarta. Gue biasa traveling kemana aja, tapi entah kenapa kali ini gue lebih milih tempat hijau dengan curug kecil di pinggir sentul ini dari pada harus berkelana jauh. Dan ternyata bukan satu kebetulan kaki gue membawa gue ketempat ini, kayaknya Tuhan punya kejutan buat gue.

‘hai, kamera lo bagus juga’ sapa suara seorang lelaki yang buat gue hampir jatuh ke sungai. Bukannya marah, tapi pas lihat wajah laki laki itu gue seperti terhipnotis. ‘eh, iya, makasih’ jawab gue dengan nada terbata. Senyumannya sepintas membuat wajah gue memerah ngeliat sosoknya yang manis itu. ‘photographer?’ Tanya nya sambil membidikan kameranya kearah curug di hadapan kami. ‘ya, sejenis itu lah’ gue hanya bisa menyahut seadanya sambil terus menenangkan diri dan kembali melakukan pekerjaan gue.  ‘Romeo’ dia mengajukan tangannya bermaksud mengenalkan dirinya. Gue menatap dia dengan ekspresi yang bingung plus berfikir ‘nama gue romeo’ tegurannya membuyarkan lamunan gue selama beberapa detik. ‘oh, iya, gue Juliet hehehe’ tawa kecilku bermaksud mencairkan suasana ‘wah, masa sih? Pas banget dong hahaha’ balas nya tertawa. ‘haha lu percaya aja. Gue Taluna, biasa di panggil Talu’.

Pertemuan gue dengan Romeo berlanjut dengan obrolan obrolan panjang dan cerita cerita yang seperti  terasa nyambung dan nyambung aja. Dia bercerita kalau dia adalah mahasiswa llmu kelautan di salah satu universitas negri, dia berasal dari Belitung dan dia sering sekali menyelam di laut untuk penelitian dan menjadi tenaga bantu buat konservarsi bawah laut di kepulauan seribu dan laut jakarta. Dia juga bilang kalau dia bekerja paruh waktu di Seaworld, Ancol. Buat gue dia unik dan beda. Gak kerasa hari sudah malam, kami terpaksa harus menginap karna sudah cukup gelap untuk turun. Malam itu tidur di pelukan Romeo membuat gue berasa seperti Juliet yang tidak ingin berpisah. Banyak yang berkemah di sini tapi serasa kami cuma berdua disini. Pagi pun tiba dan gue harus pergi, gue terpaksa ninggalin Romeo dan sebuah note kecil yang gue temple di kameranya dia. “I’m sorry but I need to go now”. Last kiss dan gue melanjutkan perjalanan gue, meninggalkan sang pangeran Romeo yang masih tertidur lelap. Gue meneruskan langkah gue pulang ke rumah. Selama liburan semester ini gue sering hunting foto dan jarang pulang, tapi karna sebentar lagi masa liburan gue sudah habis, gue memilih menghabiskan sisa 1 minggu libur gue untuk pulang dan membenahi foto foto gue untuk dipublish.

Ini sudah hampir 4 hari setelah pertemuan gue dengan Romeo, dan gue gak pernah berkomunikasi lagi sama dia, ya karna emang gue gak kasih kontak gue sama dia. Tapi, sore ini, gue baru pulang habis ngirim foto foto gue, di depan rumah gue ada seorang pemuda dengan badan yang cukup tinggi dan atletis, dengan gaya rambut yang entah apa namanya itu. Setelah memarkir mobil gue di samping motor bison yang bisa gue tebak ini motor si pemuda itu, gue masuk ke teras rumah dan menyapa ‘cari siapa ya mas?’. Begitu dia balik badan ternyata itu Romeo, sang pangeran yang gue pikir tidak akan pernah bertemu lagi. ‘Gue lagi nungguin Juliet’ dia membalas dengan senyum yang membuat muka gue jadi memerah dan tampak dungu. ‘ what! lu tau dari mana alamat rumah gue? Kok lu bisa sih nemuin gue sih? Sumpah, hebat banget loh’, saat itu gue langsung membanjiri dia dengan sebanyak mungkin pertanyaan. ‘Gampang aja sih, lu pernah bilang kan kalau foto foto lu sering di publish sama majalah gokana kan? Nah dari situ  gue nanya nanya sama orang kantornya dan gue bisa tau alamat lu, kontak lu, semua nya deh’ jawabnya Romeo dengan antusias. ‘haha.. Pintar juga rupanya ya, tapi kalau lu tau kontak gue, kenapa gak bilang dulu sih mau kesini? Kan jadi gak nungguin gini’ seru gue sambil tertawa. ‘biar surprise aja, gak lama nuggu kok.’ Jawabnya santai. Setelah kejadian itu dan 2 bulan kemudian, gue jadian sama Romeo, hubungan kami berlanjut sampai pada kejadian aniversary tahun pertama kami. Hari ini Romeo datang ke rumah seperti biasa, ngajak gue jalan, tapi kali ini, bokap gue tidak seperti biasanya, dia meminta gue untuk tidak pergi, dan dia ngajak Romeo ngobrol serius di teras rumah. Bokap gue memang terkenal sangat over protective, tapi kali ini dengan jelas gue dengar beberapa argument argument kecil sampai akhirnya bokap mengusir Romeo, dan menyuruh dia untuk jauhin gue.

Love.Damn.Realationshit (LDR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang