PART 078

11 0 0
                                    

Malam itu gue dan david baru pulang dari fx, kami langsung menuju ke apartment david di daerah jakarta selatan. Rencana nya kami mau mengerjakan project video youtube traveling kami. Tawa kami berdua mengisi lorong sepi apartment yang cukup sederhana itu, mengingat rumah aslinya ada di semarang. Begitu masuk ke apartment david gue duduk di sofa panjang di ruang tamu yang berhadapan dengan tv, david pergi ke arah dapur, dia mengeluarkan 2 botol vodka dari dalam kulkas. Gue mendengar suara HP david berbunyi, pesan dari mama nya muncul di layar HP "My Moma : Jangan lupa shalat ya nak, jangan lupa makan malam. Kabari ibu kalau ada waktu. Ibu sayang kamu nak". 'nih' david menyodorkan minuman nya ke hadapan gue. 'iya, makasih. Oh iya, itu tadi hp kamu bunyi, message dari ibu kamu ngingetin shalat, makan, sama kabari dia' ujar gue memberi tahu david. David duduk di samping gue sambil memasang muka berfikir 'shalat.. emm.. sudah tadi kayaknya' jawab david sambil mengambil hp nya. Kami pun melanjutkan obrolan kami dengan topik lain, waktu masih menunjukan pukul 8 malam di jam tangan gue. Obrolan obrolan kami sangat membingungkan, mungkin hanya kami berdua yang mengerti. Mulai dari obrolan obrolan ringan hingga obrolan rumit dan menimbulkan argumen antara kami. Tidak jarang kami saling tertawa lepas, kemudia saling mengeluarkan pernyataan pernyataan keras. Kami tidak merasa bosan walau ruangan ini hanya di penuhi oleh suara kami berdua.

Entah sudah berapa lama kami mengobrol, namun semua tetap berlanjut tanpa ada hentinya, tidak ada bosan nya. Arah pembicaraan kami mulai merujuk ke soal perasaan antara kami berdua, gue rasa ini adalah ujung dari pembicaraan kami sedari tadi. 'kalau aku, cinta sama kamu gimana tal?' ujar david sambil menatap mata gue tajam penuh tanya. Gue hanya bisa diam dan menatap mata david dalam dalam. David menaruh tangan nya di pinggang gue dan merangkul gue, menarik badan gue mendekat ke arah dia. Gue memejamkan mata gue dan memasrahkan diri pada apapun yang akan terjadi setelah ini. Gue bisa merasakan ketika bibirnya menyentuh bibir gue dengan lembut. Gue membalas ciuman itu, gue melingkarkan tangan gue di lehernya dan entah setan apa yang merasuki fikiran kami, atau pengaruh dari minuman kami yang memabukan. Setelah sekian menit gue kemudian melepaskan ciuman david dan membungkuk menaruh botol minuman gue di meja. Tangan david meraba punggung gue dengan lembut, kemudian gue berdiri dan duduk berhadapan di pangkuan david. Sambil mengusap kedua pipinya yang lembut dengan kedua  tangan gue, gue bertanya ‘Vid, kamu itu anak baik baik, anak mami, anak alim, rajin ibadah, tapi kenapa kamu mau ngelakuin hal ini sama saya? Give me a reason, and i give you the answer' gue bertanya dengan suara halus dan berusaha tenang sambil mengatur nafas gue yang sudah mulai tidak karuan diatas pangkuan david. Wajah david terlihat terpana dan bingung. David menjawab dengan suara yang parau ‘emm.. ekhem’ david sedikit tersedak dan membenarkan posisi duduknya 'because of you’re so flawless. You so make me high tonight taluna, you make me lose with your body, and than..’ gue memejamkan mata gue dan kembali mencium david tanpa menunggu dia menyelesaikan keta katanya, david pun membalas ciuman gue. David menarik lepas t-shirt putih yang gue pakai, dan disinilah kami sekarang. Gue membuka kuncir gue hingga rambut panjang gue terurai menutupi punggung dan dada gue yang sudah tidak menggunakan penutup atasan ini. Gue kembali mencium bibir david dengan lembut. And next,  It’s more wild than I think. We full of lust and I think we’re gonna lose tonight.

Allahu’akbar.. Allahu’akbar..

Suara adzan dari handphone david membangunkan gue. Gue melihat ke arah jam di dekat pintu, masih pukul 4.45 pagi. Lalu gue melihat ke sekeliling, ternyata gue sudah pindah ke kamar david, gue bingung karna seingat gue terakhir kali kami masih ada di ruang tv. Gue liat ke arah diri gue sendiri yang tertutupi selimut tebal dan yang tersisa di badan gue hanya celana dalam. Entah apa yang semalam terjadi, yang pasti sangat liar dan tidak terkendali. Kembali gue merebahkan kepala gue di atas bantal, dan menghadapkan badan gue berhadapan dengan david. ‘Seriously, what happen last night? It is tottaly crazy’ gerutu hati gue sambil menatapi muka david yang sedang tidur pulas. ‘vid, bangun yuk, udah adzan subuh’ bisik gue sambil mengusap dahi nya. Dengan mata masih terpejam dan senyum manis nya, david melingkarkan tangan nya di pinggang gue dan mendekatkan badan nya ke badan gue. ‘bangun sleeping sheepy, shalat subuh dulu. Itu udah di sms in ibu mu’ seru gue sambil menahan tawa. ‘bisa kita menikmati momen ini sebentar saja? 5 menit’ cakap david dengan mata yang masih terpejam. Gue tidak bisa lagi menahan tawa gue melihat tingkah david yang manja ini. ‘cepat princess david, bangun, cuci muka, shalat. Ayo ah’ runtuk gue. ‘emm.. okey okey. But after this..’ seru david sambil tiba tiba ngelitikin gue. Gue tidak bisa menahan tawa gue, mungkin ini pagi teramai yang pernah gue punya selama ini.

David pun beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Sambil tiduran gue menyalakan handphone gue. 21 panggilan tidak terjawab dan 15 pesan belum di baca, yap itulah yang muncul di handphone gue.

“ dek, kamu di mana? Udah di kos belum? Besok mampir ke rumah ya, anterin mama ke rumah tante sukma”

“ Taluna, kamu di mana sih? Aku gak bisa hubungi kamu. Kalau kamu baca pesan ini langsung hubungi aku “

Entah sudah berapa banyak pesan yang di tinggalkan johna, rasa nya seperti gue sudah melukai hati banyak orang.

“ maaf ma, ade baru balas, semalam ade ketiduran di rumah temen, ada project kerjaan gitu. Terus handphone ade juga mati, lupa di cas. Yaudah nanti ade kabarin lagi bisa apa enggak nya ke rumah ya. Luv you.” – pesan balasan gue ke nyokap.

Cukup lama sampai akhirnya david keluar dari kamar mandi dan menuju ke luar kamar. Gue rasa dia mau shalat di luar. Gue taruh handphone gue di bawah bantal dan beranjak dari tempat tidur. Gue memakai T-shirt david yang tergeletak di lantai lalu gue berjalan ke arah meja kerja david yang ada disisi jendela. Gue menaruh kedua tangan gue di atas meja untuk menopang badan gue yang membungkuk menatap keluar jendela. lampu lampu jalanan masih menghiasi gelap subuh saat ini. Banyak kendaraan yang sudah mulai beraktifitas, atau mereka baru saja mengakhiri aktifitas nya. Betapa manusia di luar sana tanpa henti nya bekerja, mengawali hari sedini ini, dan mengakhiri nya juga di dini esok. Apakah aku sudah menyakiti hati seseorang?, kenapa rasanya semakin tidak terkendali. Semakin ingin aku biarkan, semakin besar keinginan untuk berhenti. Gerutu hati gue semakin gak jelas, gak kerasa gue malah menangis sambil terus memandangi panorama kota jakarta dari lantai 12 ini. Tiba tiba david membuka pintu kamar, gue langsung menghapus air mata gue dan menyiapkan senyum buat david. David gak boleh liat gue rapuh. ‘kamu kenapa?’ seru david sambil memeluk gue dari belakang. Gue yang kaget jadi gelagapan buat jawab ‘hem? Enggak kok, gak apa apa’ jawab gue dengan suara yang bergetar. ‘aku tau kok yang kamu pikirin, aku paham posisi kamu. Jangan jadiin ini beban buat kamu, kamu harus bisa membiarkan semuanya mengalir, berjalan sesuai waktu. Rilex aja, semua akan baik baik aja’ cakap david dengan lembut, tangannya memeluk gue, dan badanya di rapatkan ke badan gue. Gue mulai menangis ‘aku mau sama kamu terus, aku gak mau pisah dari kamu’ seru gue sambil menangis. ‘kalau mau kamu itu, yaudah kamu ikut aku aja’ cakap david dengan santai. Gue tertegun mendengar perkataan david, gue langsung membalikan badan gue dan menghadap ke arah dia. ‘kamu pikir gampang?, kita beda vid, kita beda. Kita gak bakal bisa satu’ seru gue. ‘iya aku paham. Makanya aku mau kamu ikut aku. Kita bisa pergi ke amerika, australia, eropa, kemana aja. Di sana kita bisa menikah, kita bisa besarin anak anak kita sama sama’ cakap david dengan senyuman. ‘gampang banget kamu ngomong gitu, aku punya kehidupan di sini, aku punya orang tua, keluarga..’, selak david ‘dan kamu punya johna yang gak bisa kamu tinggalin?’. ‘bukan gitu maksud aku’ ketus gue ‘kita gak bisa segampang itu ngambil keputusan, kita gak Cuma mikirin diri kita sendiri aja. Ada ibu kamu, karier kamu’ lanjut gue. David medekati gue dan memegang kedua tangan gue ‘hey lihat aku, selama ada aku di sini, selama kamu sama aku, selama kita bersama, Cuma ada luna and david againts this world. Okey’ ucap david dengan tenang dan senyuman yang manis, membuat gue luluh dan lebih tenang menghadapi masalah ini. ‘sekarang kita tidur lagi yuk, ini masih pagi banget, aku masih ngantuk’ cakap david sambil menarik gue ke kasur. Ya beginilah cerita pagi ini, dari ramai tawa hingga gaduh perseteruan. Yang gue butuhkan adalah batu pegangan, agar gue tetap bisa bertahan. David membaringkan badan nya di kasur, gue duduk di pinggir kasur lalu merebahkan bada gue membelakangi david. Tiba tiba tangan david memeluk gue dari belakang. Rasa hati gue sangat aneh, rasa ini rasa sedih dan rasa sakit sekaligus. Entah apa yang sudah gue lakukan. Gue berusaha pejamkan mata dan melelapkan pikiran gue dalam pelukan david.

Love.Damn.Realationshit (LDR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang