Prologue

43 11 6
                                    

Sinar mentari pagi bersinar,  seperti biasa, aku malas bergerak pergi dari kasur ku yang empuk ini, meski tidak seempuk kasur lamaku.
berkali-kali aku menarik nafas ku dan ku hembuskan, ku tarik lagi, kemudian ku hembuskan.
Entahlah, aku hanya tidak suka, tidak suka.
Menyebalkan. 

kenapa ? kenapa kita harus pindah ke negara yang sama sekali tak ku kenal jelas ? kenapa ? kenapa-kenapa-kenapa ?! arh! persetan.
ayah selalu memikirkan bisnis nya, bisnis dan bisnis! dia sama sekali tak peduli dengan perasaan ku...
hanya kekayaan yang berada didalam pikirannya.

sungguh, aku kecewa. aku merindukan mereka semua, aku merindukan nenek, aku merindukan james, bedy, Ria, semuanya.

andai aku bisa kabur dari tempat terkutuk ini, ah tentu saja tidak mungkin, setelah aku menginjak keluar dari perkarangan rumah ini saja aku sudah buta arah. 1 minggu aku mengurung diriku didalam rumah.

diajak keliling komplek pun aku basi basi mau, meski yang memaksa ku saudara kembar ku sendiri. benar, aku mempunyai saudara kembar, namanya christine, orang selalu memanggilnya mery, tapi lain dengan ku, entah kenapa aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan 'tiny', aku tidak tahu kenapa, hanya saja julukan itua terdengar sedikit imut, apalagi kepribadiannya sangat cocok untuk itu.

mungkin tiny memiliki sifat yang jauh bertolak belakang dengan ku, pernah dengar mitos tentang perbedaan antara saudara kembar ? yang pasti satunya terlihat jauh  lebih manis, imut, dan sopan, dan satunya lagi pula justru kebalikannya. bagi ku itu bukanlah mitos.
tapi fakta, nyata.

meski begitu aku tidak pernah iri dengan nya, aku sangat menyayangi tiny, begitupun juga sebaliknya. ia selalu menghiburku saat aku tengah bersedih dan menolongku saat aku sedang kesusahan.

aku tidak peduli apa kata orang, mereka ingin membanding-bandingi aku dan tiny ? i think thats okay.
Aku adalah aku, dia adalah dia, semua manusia itu berbeda. kau tidak bisa menghasut ku dengan pernyataan busuk yang keluar dari mulut baumu itu.


''LEYYY!!!''

Oh tidak, baiklah, aku bilang aku memang sayang dia, tapi bukan berarti anak itu tidak pernah membuat ku kesal, terkadang dia menyebalkan juga.

'BRAAKK'

''LEY! INI SUDAH JAM 8! DAN KAU MASIH BERADA DI KASUR ?!''

lihatkan ? dia menyebalkan.

''tiny, sudah aku katakan, ketuk pintu terlebih dahulu sebelum kau memasuki kamarku, hah kau ini selalu saja mendobrak pintuku, kalau rusak bagaimana ?''
dengan tatapan malas, aku pun berusaha bangun, meski tubuh ku ini memaksa ku untuk tidak.
aku tahu-aku tahu, aku tidak akan bisa berada di kasur ini lebih lama lagi.

''m-maaf, y-yasudah ayo cepat bersihkan dirimu dan kita jalan jalan keluar komplek''
lagi-lagi.
''tiny, aku kan sudah bilang aku tidak mau''

''s-sekali ini saja, ayolah aku mohon''

aku menarik nafas ku dalam-dalam, ok.
tidak ada salahnya juga jika keluar melihat perkarangan komplek rumah-rumah disini sebentar.
handuk, baju, celana, segala macam ku raih dengan saking malasnya, bergegas aku menghamburi kamar mandi, menyelesaikan kegiatan ku didalam sana.

beberapa menit seperti kilat, aku keluar dengan pakaian santai, ternyata tiny masih berada disana. ya, senantiasa menungguku, ya ampun.

-

''lihatkan ? pemandangan diluar sini bagus ? kau harus lebih mengenal tempat ini saudariku'' ucap tiny sebelum menarik tanganku dan mulai berlari kearah yang sama sekali aku tidak tahu tujuannya.
baiklah, jujur, memang bagus, terasa segar memandang langit biru dari sini.


DUG!

''aww.....'' aku melirik ke arah kiri  dan kanan, emosiku memuncak, pagi pagi begini sudah dikasih makan bola basket, kurang ajar.

''tcih merepotkan, maaf, apa kau tidak apa-apa ? lain kali hati-hati oke ? kau pasti orang baru disini, kalau begitu sampai jumpa'' 

APA ?!

apa-apaan pria itu ?! sudah melemparkan bola ke kepala orang, masih berani berbicara seperti itu ?! benar-benar tidak ada sopan santunnya! malah main pergi sendiri! bodoh-bodoh-bodoh! awas jika sampai ketemu lagi, akan ku cabik-cabik tubuhnya! HAHA------ok, hentikan ley, kau berubah menjadi seperti orang gila dalam seketika.

''a-ah ley, kau tidak apa apa ?''
tersenyum, aku berusaha menatap  selembut mungkin ke arah tiny, ''tidak apa-apa kok, tenang saja aku ini kan kebal, ini sudah hampir petang, ayo kita pulang''.




#DONE-
sorry kalau agak gaje-
saya masih amatir :'') maafkan,

WARN ; TYPO.

votemments nya ya gaiizzz

SPOTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang