Semenjak kejadian di perpus kemarin, aku dan Vino semakin dekat. Tapi kita hanya sekedar T-E-M-A-N , tidak lebih dari itu. Ya , kami memang sering jalan bersama dan mengerjakan tugas bersama-sama. Aku ingin hubungan ku dan Vino berjalan begini saja. Aku tidak ingin ada rasa cinta antara kami berdua.
******
"Ara lo kelompoknya sama gue ya" pinta Rayhan.
"Oke Ray, tapi Vino ikut kelompok lo juga ya " sahut ku.
"Ehmm, gimana ya ? Boleh deh" jawab Ray dengan bingung.
Saat itu memang kami diperintah untuk membuat kelompok , oleh Mr.Imam. Aku merasa ada yang aneh dengan Ray ,sedari kemarin dia itu memperhatikan ku saja. Bukan aku GR ya. Vino juga ngerasain hal yang sama. Aku dan Vino merasakan hal sama , yaitu aneh. Perilaku Ray terhadap ku sebelumnya tidak begini. Dia yang sebelumnya tidak pernah menganggap kalau aku ada di kelas ini.
'Ray dulu engga gini deh, tapi mengapa sekarang dia begini ? . Atau aku hanya terlalu sensitif dengan sifatnya. Ah biar saja' batinku.
"Rachel, kenapa kamu melamun ?" Kata Mr.Imam dengan keras.
"Tidak Sir , saya sedang memikirkan bagaimana cara mencari vektor ini." Sahutku dengan gugup.
Memang kalau sedang diajar oleh Mr.Imam aku sedikit merasa takut. Bukan karena pelajaran yang diajarnya , melainkan dengan raut muka yang sangat menakutkan. Apabila ada seorang siswa yang tidak menyimak sedikit saja, maka dia akan menghukum siswa itu. Menghukumnya bukan dengan berdiri di depan tiang bendera , tetapi menghukumnya dengan mengerjakan 100 soal dengan waktu 30 menit.
'Untung saja aku ada alasan, kalau tidak aku akan mengerjakan soal-soal yang susah itu' batinku.
"Hei ra, nanti lo ngantin bareng gue ya" bisik Ray .
"Iya Ray" bisik ku yang takut ketahuan Mr.Imam.
*******
"It's time to begin the first break " Bel berbunyi. Murid kelas bersorak gembira. Pelajaran matematika pun telah usai. Keringat kami berhenti bercucuran. Jantung kita berhenti berdebar-debar.
"Ayo Ra kita ke kantin" Ajak Ray
"Sebentar , gue mau ajak Vino. Mungkin aja dia mau ke kantin" pinta ku padanya.
"Engga usah, dia pasti nanti ke kantin sendiri" kata Ray.
Dia langsung menggengam dan menarik tangan ku . Aku pun mengikuti kemauan dia saja. Aku tidak enak hati kalau melepaskan genggaman Ray.
Ramai.... Panas...
Itu yang bisa ku deskripsikan dari kantin sekolahku. Memang sudah diberi AC 3 , tapi masih saja tidak mempan.
Ray menyuruhku untuk memilih tempat duduk. Aku pun akhirnya duduk dibagian pinggir , karena dekat dengan AC. Ray menawariku untuk memesan makanan dan minuman, aku memilih untuk minum jus saja. Ray menghampiriku dengan membawa pesanan kami. Dia bertanya hal-hal tentangku."Kamu punya line kan? Minta Id nya dong"," Rumah mu dimana Ra ?" , "Kamu sama Vino itu cuma temenan kan?"
Itu masih sedikit dari pertanyaan nya. Sejujurnya aku terganggu dengan pertanyaan nya yang begitu banyak. Tapi bagaimana lagi, tak ada seorangpun yang dapat membantuku."Lo kok ninggalin gue sih" kata Vino mengagetkanku.
"Sorry ya Vin" balasku dengan nada merendah.
"Ga apa deh " sahut Vino.
Rayhan POV
'Padahal gue udah seneng berdua an sama Ara , ngapain lagi anak tengil ini dateng juga. Memang hama penggangu, suka nya ngurusin anak orang mulu.' batin.
Gue beranjak dari sana sambil memegang tangan Ara. Tiba-tiba Vino menarik tangan Ara, seakan-akan dia engga mau Ara beranjak dari sana.
"Ngapain sih lo? Lo ga tau ya kalau lo itu ganggu!" Ucap sambil membentak Vino.
"Ganggu ? Apa ? gue engga ganggu lo, gue cuma mau nyamperin Ara doang. Ngapain lo sewot?" Ucapnya sambil menggengam tangan nya.
"Lo mau duel sama gua ? Sini lo" Tantang ku pada Vino
" Lo ngajak gue ? Ok gue ladenin lo" Ucap Vino sambil mencengkram Kra baju ku.
"STOP!!! Kalian semua ganggu ketenangan kantin ini ,tau engga ? Mendingan engga usah pakek duel duel segala." Ucap Ara , sontak gue kaget
Keadaan kantin tiba yang tadi nya rame jadi sunyi. Ara ninggalin gue sama Vino di kantin berdua. Gue langsung mengejar Ara , karna gue tau Ara pasti marah besar.
Saat tiba di kelas, gue langsung duduk di sebelah Ara. Gue berusaha minta maaf, tapi Ara engga respon sama sekali.
****
Jam pelajaran telah usai , hari ini berakhir berantakan. Yang seharusnya Ara deket sama gue, malah Ara ngejauhin gue. Semua itu cuma gara gara anak tengil itu. Badan gue rasanya sakit semua, gue akhirnya mencoba untuk chat dengen Ara.Line on
- Ray : Gue minta maaf ya Ra, gue engga ngulangin lagi.
- Ray : Ra? (05.45)
- Ray : Ra jangan marah .(06.30)
- Ara : Hm? Lo juga sih Ray , jangan aneh-aneh dong. (07.15)
- Ray : Gue janji Ra, gue engga bakal ngulangin kesalahan gue lagi.
- Ara : Nah gini dong, ini baru temen gue.
- Ray : Kalau gue mau nya lebih dari temen gimana?
- Ara : Udah ya , gue mau belajar dulu ya.
- Ray : Hm , ok lah.
Line offHp gue , gue taro engga jauh dari gua. Mata gue rasanya engga kuat lagi nahan kantuk. Gue akhirnya tidur, gue udah ga kuat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me The Truth
Teen FictionRachel , seorang cewek yang sangat suka marah-marah. Dilema dimulai saat dia suka pada cowok bersifat dingin itu. Akan tetapi bisakah cinta nya berlabu di hati cowok dingin itu ?