1

3.5K 173 3
                                    

Gerbang sekolah telah tertutup rapat. Sudah tidak ada siswa atau siswi yang terlihat disekolahku. Mereka sudah masuk kedalam kelas masing-masing dan hanya aku yang tersisa di depan gerbang sekolah. Sudah seperti kebiasaanku yang mendarah daging. Kenapa? Karena aku susah sekali bangun di pagi hari. Dan aku selalu berakhir terjebak di depan gerbang sekolah yang tertutup rapat.

Aku melirik kesegala arah mencari sosok yang bisa menolongku untuk masuk kedalam. Hingga akhirnya aku melihat sesorang Namja yang baru saja keluar dari gudang tempat penyimpanan alat-alat olahraga. Pria itu seperti anak yang nakal.

Bagaimana tidak, seragam yang  ia kenakan sangat berantakkan dan rambutnya pun acak-acakan tak karuan, modelnya persis seperti anak brandalan. Dan tunggu, sepertinya aku mengenal orang itu.

Ah, lupakan saja. Aku tidak peduli siapa dia yang penting aku bisa masuk kedalam.

“Ya! Kau yang disana! Kemarilah!”

Tapi orang yang ku panggil hanya terdiam tak bergeming sedikit pun. Samar-samar suara bel masuk berbunyi. Dan aku semakin panik dan takut akan terkena detensi (lagi).

“Yak! Kau! Aku memanggilmu kenapa kau diam saja! Yak!”

Tapi kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak ya. Apa jangan-jangan.

Orang yang tadi ku panggil akhirnya menoleh. Tapi, cobaan apa lagi ini. Orang yang tadi aku teriaki adalah KIM TAEHYUNG musuhku selama aku sekolah disini.

Ya tuhan kenapa aku harus bertemu dengannya. Dan dia tadi sedang apa di gudang itu.

Tunggu kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan orang itu, tapi kenapa harus dia yang muncul pada saat-saat seperti ini.

Orang itu menghampiriku dengan mimik wajah 4D yang sangat menjengkelkan. Dia tersenyum sarkatis kearahku, sungguh aku sangat tidak suka itu. 

“Kau sedang apa disana huh! Ah, biar kutebak kau pasti terlambat lagi bukan dan kau ingin aku menolongmu. Jangan harap aku menolongmu!” Dan dia berjalan menjauh dari gerbang.

Tapi anehnya orang itu membalikan badannya kearahku dan aku rasa dia merencanakan sesuatu. “Heh kau!”

Tunggu siapa yang dia maksud kau?

Aku langsung menoleh kesekitar ku mencari siapa yang dia maksud tapi nyatanya tidak ada siapa-siapa selain diriku. Aku langsung menunjuk diriku sendiri mengisyaratkan bahwa yang dia maksud adalah aku.

“Kau bodoh ya! Jelas-jelas yang ada disana hanya kau!” dia berjalan menghampiriku dengan gaya yang bisa dibilang ‘tengil’.

“Aku akan menolongmu tapi ada satu syarat!”

Aku langsung memutar bola mataku setelah mendengarnya, “Apa! syarat?!”

“Iya, ada syaratnya. Kau tau di dunia ini tidak ada yang gratis!” Dia tersenyum sarkatis.

Aku hanya diam tanpa menjawab perkataannya. Sungguh ini membinggungkan dan satu hal lagi kenapa ada orang yang seperti dia. Oh ya tuhan kenapa kau ciptakan orang super menyebalkan ini.

Lamunan ku pecah dengan suaranya yang berat itu. “Kau ingin aku menolongmu atau aku membiarkanmu disini. Hmm…pilih yang mana?” sambil berjalan pergi meninggalkan ku.

Sepertinya dia sedang menggertakku sekarang

Dari pada aku tidak dapat nilai dan juga terkena detensi lagi lebih baik aku setujui saja perkataannya itu,

“Baiklah…baiklah… aku setuju. Apa syaratnya?”

Orang itu berhenti sejenak dan berbalik kearahku, “Apa kau bilang? Coba ulangi lagi?!”

Aku memutar kedua bola mataku,“Baiklah aku setuju”

“Apa kau yakin?” sambil tersenyum iblis kepadaku.
Dasar orang ini, maunya apa sih!

“Iya. Asalkan…” aku menggaruk tengkuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.

“Asalkan apa?” dia berdiri tepat di depanku.

“Asalkan syaratnya tidak yang aneh-aneh.” 

Orang itu melipat kedua tangannya tepat di depan dadanya, ia sudah bersiap memberitahukan jawabnnya. Tapi dengan segera aku mencegahnya karena waktuku sudah mepet sekali.

“Kau harus…”

“Tunggu, tak bisakah kau membuka pintunya sekarang? Aku harus segera masuk kedalam kelas.”

Orang itu langsung berdehem padaku, “Hemmm…. Baiklah kau harus berjanji mendengarkannya!”

Aku menghiraukan perkataannya itu,“Kau ini cerewet sekali cepat bukakan pintunya”

Orang itu mengangguk dan membukannya gerbangnya dengan segera, tapi tepat setelah gerbang itu dibuka aku langsung masuk dan berlari kencang agar aku terhindar darinya. Samar-samar aku mendengar teriakannya dari kejauhan, dia memaki dan mengeluarkan sumpah serapah kepadaku. Aku hanya melambaikan tangan kepadanya tanpa berbalik kearahnya.

Aku berlari sekuat tanagaku menyusuri koridor sekolah dan akhirnya aku sampai di depan pintu ruangan kelasku. Aku berhenti sejak sambil mengatur nafas dan mengumpulkan keberanian kalau-kalau nanti Nam Joon-saem bertanya kepadaku kenapa aku terlambat. Merasa cukup, aku meraih gangang pintu dan membukanya secara peralahan.

Suasana kelas hari ini sangat tenang. Tidak ada satu siswa pun yang berani membuat keributan saat pelajaran Nam Joon-saem. Karena Nam Joon-saem adalah tipe orang yang hanya menjelaskan 1 kali dan semuanya harus paham dan mengerti apa yang dia jelaskan.

Aku berjalan mengendap-endap menuju ketempat dudukku yang berada di dekat jendela. Aku berusaha tidak membuat keributan, karena mereka semua sedang mendengarkan penjelasan dari Nam Joon-saem.

Tapi saat aku berada tidak jauh dari tempatku tiba-tiba saja seseorang berteriak memanggil namaku. Seketika aku berdiri mematung karena semua orang yang ada dikelasku melihat kearahku dan juga Nam Joon-saem.

Aku memajamkan mataku seraya aku memaki-maki orang itu didalam hati. Aku berbalik dan melihat Kim Taehyung sudah berada tepat didepanku sambil menatap tajam kearahku. Aku hanya menatapnya datar.

“Ada yang bisa jelaskan ada apa ini?” sahut Nam Joon-saem.

Kami berdua saling menoleh kearah Nam Joon-saem. Seakan tidak peduli dengan perkataan Nam Joon-seam dia mulai menyerang ku seakan aku bukanlah seorang gadis didepannya.
Dia menarik kerah bajuku, “Kenapa kau lakukan itu huh!”

Aku langsung melepaskan tangannya dari kerah bajuku dengan kasar, “Kau yang kenapa dasar gila!”

Dia menyeringai, dan sekali lagi dia menarik kerah bajuku dengan kasar sambil mengangkat tangannya yang dikepal seakan dia siap untuk menghajarku. Dengan refleks aku langsung memejamkan mataku, syukur-syukur hanya rasa sakit akibat pukulannya ini. Dan untungnya itu tidak terjadi karena Nam Joon-seam langsung memisahkan kami.

“Hentikan Kim Taehyung! Kau tidak lihat kalo dia wanita!” bentak Nam Joon-seam.

Aku membuka mataku secara peralahan, seluruh tubuh lemas. Tapi aku mencoba menahannya, sebenarnya aku takut sekali tekena pukulannya. Aku tidak tau akan separah ini jadinya berurusan dengan Kim Taehyung.

“Kalian berdua ikut saya kekantor! Sekarang!” sahut Nam Joon-seam.

Aku dan Kim Taehyung mengikuti dari belakang. Sesekali dia menatap ku kesal, tapi aku biarkan tatapannya itu. Mengagap tidak ada yang terjadi.
***

Bagaimana ceritanya kali ini. Jangan lupa vote and komen ya.

Selamat membaca😊😊

i married with bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang