Prolog

6.9K 239 6
                                    

Seoul pagi ini, dihujani butiran berwarna putih. Cahaya matahari tak tampak seperti biasanya, karena tertutup awan kelabu. Dari semalam salju turun dan menyelimuti setiap sudut kota menjadi warna putih.

Terlihat sekelompok orang yang berlalu lalang melintasi zebra cross. Mulai dari remaja hingga orang dewasa siap untuk mengawali hari di tenggah cuaca dingin.

Seorang gadis remaja terlihat tengah berlari dengan tergesah-gesah. Ia tidak peduli akan udara dingin yang menusuk kulitnya. Seragam yang ia gunakan juga terlihat aneh. Walau ia tau seragam yang ia gunakan adalah seragam untuk musim panas tapi ia tidak begitu peduli. Malah larinya makin cepat.

Ia melihat bus yang berhenti untuk mengangkut penumpang sudah beranjak pergi dari tempat berhentinya. Ia berhenti sejenak mengatur nafasnya. Ia berfikir sejenak. Butuh waktu 30 menit untuk menunggu bis datang.

Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Matanya membulat melihat jarum jam menunjukan pukul 09 lewat 15 menit.
Gadis itu terkejut "Oh tidak! aku akan terlambat di hari pertamaku!"

Tanpa berfikir panjang gadis itu mengurungkan niatnya untuk menunggu bus dan berlari meninggalkan halte bus menuju sekolahnya.

Butuh waktu 20 menit menuju ke sekolahnya bila dengan jalan kaki. Atau butuh 15 menit bila menggunkan angkutan umum. Tapi ini berlari, butuh waktu berapa menit untuk sampai kesekolahnya.

Dengan sekuat tenaga ia berlari, hingga akhirnya sampai di depan gerbang sekolah. 'Seoul High School' tertulis di gapura selamat datang.

Sewaktu gadis itu ingin masuk kedalam halaman sekolah seorang penjaga keamanan ingin menutup pintu gerbang. Tetapi tidak jadi karena melihat seorang murid sekolah tersebut berlari dengan cepatnya. Dengan terpaksa penjaga keamanan itu mempersilahkan gadis itu masuk.

Dengan senangnya gadis itu masuk dan membukuk mengucapkan terima kasih. Dan gadis itu meneruskan ritual berlarinya memasuki gedung sekolah.

Sesampainya di dalam gedung. Tidak di duga suasananya akan seremai ini. Ia menghentikan langkahnya dan mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ia melihat sekeliling. Suasana ramai memenuhi auditorium.

“Untung saja masih ada waktu, 20 menit. Jadi hari ini aku tidak terlambat.” sambil menghela nafas lega.

Ia melangkahkan kakinya ke dalam auditorium. Seluruh mata tertuju padanya. Mata yang awalanya sibuk dengan urusan masing-masing kini menatap kepada dirinya. Seakan-akan dirinya adalah tontonan yang menarik. Gadis itu bingung dan cangung. Ia tersenyum kikuk. Tiba-tiba saja para siswi berteriak histeris dan berlari menuju kearah gadis itu.

Gadis itu tersenyum sambil menyapa dengan sangat ramah, tapi nyatanya itu sia-sia. Mereka berlari keluar dari gedung auditorium. Gadis itu pun hanya membeku tak bergeming. Sambil mengigit bibirnya sembari mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya itu.

Merasa ada yang aneh gadis itu berbalik dan melihat ada 5 Namja yang tengah berjalan beriringan. Teriakan mereka makin jadi. Semua siswi meneriaki nama mereka satu persatu.

Gadis itu hanya terdiam membeku saat melihat 5 Namja itu, ( lebih tepatnya 5 pangeran). Terlihat jelas cahaya yang berbeda di antara mereka. Cahayanya begitu kuat dan menyilaukan. Dan mampu menghipnotis siapa pun yang  melihat mereka.

5 pangeran itu berjalan menuju kearah gadis yang sedari tadi membeku menatap kagum kepada mereka. Ia tidak sadar bahwa dirinya menghalangi jalan mereka.

Dengan terpaksa mereka berhenti. Teriakkan yang awalnya terdengar riuh kini senyap hilang seperti di telan bumi. Mereka ber-5 menatap ke arah gadis itu.

Salah satu dari 5 pangeran itu berjalan mendekati ke arah gadis itu. Namja berambut gelap itu tersenyum sinis dengan wajah yang menurut gadis itu sangat membuatnya tak berkutik bila berurusan denganya. Tatapannya sangat tajam seperti seseorang akan menghajar dirinya.

"Yak!" teriak Namja itu. Sambil melirik beth nama gadis itu yang terpasang di almameternya.

"Kau...Song Hyeon Hye" lanjut Namja itu. Dan tersenyum sinis kearahnya.

Dengan gayanya yang menyebalkan, ia berkata "Bisa kau enyah dari jalanku?!" sahut Namja itu. Gadis itu hanya diam dan mengidikan matanya kearah Namja itu.

Masih dengan gaya yang menyebalkan, dia menjajalkan tangannya ke dalam saku celana dan berjalan mendekati gadis itu. Kepalanya mengarah ke telinga gadis itu. Gadis itu hanya mengentup rapat bibirnya agar tidak keluar kata-kata kasar dari mulutnya.

Cowo itu mulai membuka mulutnya dan berkata "Enyalah!".

Skak mat, Gadis itu hanya diam membeku. Ia tidak bisa berbicara seolah-olah mulutnya terkunci dengan sendirinya.

Setelah berkata seperti itu, Namja tersebut meninggalkan gadis yang ada di hadapannya. Dengan di susul teman-temannya. Mereka berjalan melewati gadis itu.

Setelah berlalunya 5 pangeran itu. Gadis tersebut tetap diam dan tidak bergeming sedikit pun. Ia tidak sadar bawah dirinya akan mendapat masalah berurusan dengan mereka.

Terkena masalah karena menghalangi jalan mereka dan membuat salah satu pangeran yang berpendudukan tinggi diantara mereka ber 5 sampai turun menegor seorang gadis. Dan kali ini, mereka menandai gadis itu sebagai  target mereka.

***


Bagaimana ceritanya jangan lupa vote dan komen ya. Thanks 😊😊

i married with bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang