Chapter I ~ Aku dan kenangan

9 2 0
                                    

Dengan matahari yang bersinar terang, semua orang berlalu lalang di depan Reina, sedang tertawa bersama orang yang mereka cintai. Senyum indah yang terukir di wajah mereka yang tampak indah untuk dipandang.

Cafe ini memiliki banyak kenangan tentangnya. Masih teringat jelas dipikiran Reina seorang lelaki yang sempat menegurnya di cafe ini. Ia tersenyum hangat mengingat kejadian itu.

***

Cafe Delila, 23 Januari 2020 Pukul 10:10

Seorang lelaki tengah menunggu di bangku yang terletak paling sudut di cafe ini dengan secangkir kopi yang di temani alunan musik yang menemaninya, ia menatap keluar jendela untuk sekedar melihat kendaraan yang tengah berlalu lalang.

Reina melangkahkan kakinya memasuki cafe itu, mendekati seorang lelaki yang tak lepas dari pandangannya.

"Jioo" panggil Reina kepada lelaki yang tengah meminum secangkir kopinya.

"Hai Rei" Sapa Jio kepada Reina yang sudah duduk di hadapannya. Utuk sejenak Reina memandangi wajah Jio yang terukir senyuman disana.

"Kau tau, selama bertahun tahun ini yang kutunggu ialah melihat senyuman di wajahmu" Ujar Reina memulai obrolan sambil menopang dagunya.

Jio hanya tersenyum dengan perkataan Reina, memang sudah lama ia tidak bertemu dengannya dikarenakan Jio yg pindah ke kota lain beberapa tahun lalu .

"Senyum itu bisa muncul kalau liat sesuatu yang lo suka". Ucap Jio. Seketika Reina bingung dengan ucapan yang dikatakan jio tadi.

"Apa kabar ji?" Tanya reina untuk mengalihkan pembicaraan.

Jio menjawab "Lagi sakit."

"Sakit apa? parah? kok ga bilang?"

"Ya ini baru bilang Rei." Jio yang hanya menatap Reina, mengetahui bahwa temannya ini memang tidak pernah berubah.

"Jawab dulu sakit apa Jioo?" Tekan Reina.

"Sakit karena rindu." Ucap Jio gombal.

Reina melipat kedua tangannya di depan, dan menatap Jio dengan intens. Jio pun balik menatap reina.

"Kalau ditanya tu jawab yang bener."

"Kalau nanya dan ga percaya sama jawabannya ya jangan nanya." Jawab jio yang membuat reina kesal.

"Udahla Ji males debat."

"Yaudah."

Sejenak mereka sama-sama terdiam dengan ditemani alunan musik dari cafe tersebut

"Rei dia gimana kabarnya?." Tanya Jio.

Reina kembali menatap Jio dengan perasaan kaget atas pertanyaan Jio.
Jio memang tidak tau lagi kabar orang-orang yg ia kenal di kota ini, setelah pergi Jio memutus kontak dengan semua orang.

"Dia baik kok." Jawab Reina.

"Sorry Rei gua terlambat tau." Ujar Jio.

"It's okey."

Reina masih terdiam mengingat laki-laki yang saat ini masih tetap mengisi hatinya. Ia memikirkannya setiap saat, bahkan jika laki-laki itu sudah tidak memikirkannya lagi.

"Dia itu kuat, dia ga pernah mau liat orang di sekitarnya sedih, dan pastinya dia bakal balik kayak dulu lagi."

"Emang apa yang terjadi Rei?"

"Ceritanya panjang, yang pasti semua salah Reina, padahal dia selalu ada buat Reina."

Reina merasa sedih dengan memikirkannya, ia merasa bersalah atas apa yang saat ini terjadi selama 1 tahun ini ia tidak pernah sedetik pun melupakan sosok yang selalu membuatnya tersenyum.










Dear My RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang