Suasana di dalam kelas siang itu sangatlah ribut dan bising. Tentu hal itu dapat terjadi jika guru yang seharusnya mengajar mereka tidak masuk pada jamnya, ditambah tidak ada pesan berupa tugas dan sejenisnya. Bisa dikatakan saat ini adalah jam merdeka untuk mereka, memang berlebihan tapi rasanya sesuai dengan apa yang mereka katakan.
Banyak dari antara mereka yang sibuk entah sendiri maupun berkelompok. Dari mulai sudut, tengah, depan kelas, semuanya berisikan para siswa yang sedang tidak dalam kegiatan belajar. Sampai seseorang memasuki kelas mereka dengan tiba-tiba.
"Permisi, selamat siang," ucap orang tersebut yang langsung mengakibatkan keheningan secara mendadak di kelas itu.
Detik berikutnya semua siswa buru-buru kembali ke bangku mereka masing-masing, dibarengi dengan bisikan-bisikan dari mereka soal orang asing bagi mereka yang masih setia berdiri di depan kelas. Raut wajahnya sedikit datar, tapi auranya cukup bersahabat. Baru setelah dirasa semua siswa sudah duduk di tempatnya masing-masing, orang itu semakin memasuki kelas lalu berdiri tepat di tengah kelas.
"Perkenalkan, saya adalah guru baru kalian. Mulai hari ini saya akan menggantikan wali kelas kalian yang sudah pensiun, kalian bisa memanggil saya Min Ssaem. Apa ada pertanyaan sebelum kita belajar?"
Dan selepas itu banyak acungan tangan dari para murid. Orang itu tersenyum kecil melihatnya, ia pikir di hari pertamanya mengajar akan banyak siswa yang tidak mengacuhkannya.
.
.
.
.
.
.
.
Kedua siswa lelaki itu berjalan dengan langkah sedikit cepat, keduanya tengah berusaha berjalan menuju kelas mereka dengan ekspresi yang berbeda. Yang lebih tinggi di antara mereka, memiliki warna rambut cokelat terang tampak sedang mengumpat dan menggerutu kesal. Berbeda dengan sahabatnya yang tampak kalem seolah tidak terjadi apa-apa.
"Cih apa-apaan guru baru? Memangnya si tua bangka itu tidak ingin mengajar kita lagi huh?" omelnya pada angin.
"Bukan tidak ingin, tapi pensiun bodoh." balas sahabatnya sambil menoyor kepalanya.
"Aish tapi setidaknya tidak usah datang jam-jam sekarang, sudah tau sejam lagi bel pulang berbunyi!"
"Tidak apalah, sekali-kali."
"Argh!"
Kedua pasang kaki mereka akhirnya tiba di depan kelas. Tampak sekali kelas mereka sedang tentram-tentramnya seperti kemasukan guru di dalamanya, dan ternyata memang benar yang dikatakan salah satu teman sekelasnya melalui grup kelas.
Mereka berduapun memasuki kelas secaca berurutan, yang memiliki surai cokelat tua yang lebih dahulu masuk. Senyumnya merekah tampak sopan pada guru baru mereka yang tengah menulis sesuatu di papan tulis putih.
"Permisi ssaem—" seolah kalimatnya menggangung di udara begitu tatapannya bersitatap dengan kedua mata guru barunya.
Mata kecil nan sipit tampak indah dengan manik kelam yang tenang. Rambut hitamnya tampak tertata sedikit berantakan dengan kesan sengaja, bibir tipisnya yang mengatup rapat malu-malu. Terlalu banyak definisi untuk guru barunya ini.
"Hei bantet!" bisik suara berat yang rendah itu, menyadarkan pemuda yang tengah mengagumi keindahan guru barunya.
"Ekhem ... Park Jimin dan Kim Taehyung. Kalian dari mana saja?" ucap guru mereka, suaranya sedikit berubah dari sebelumnya pikir Jimin pemuda yang memiliki surai cokelat tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wieder✔ [MINYOON]
Fanfic[COMPLETED] Sejauh apapun kita berpisah, jika itu takdir maka kita akan kembali bertemu dan bersama. Sekarang kita sudah bertemu, tinggal bagaimana hati kita mau atau enggan menerimanya. [ minyoon ; yaoi ; bxb ; au ; ooc ; threeshoots ] ©leenamarui