"Anna..."
sebuah suara yang dalam serta rengkuhan dipinggangnya membuat Anna kaget lalu reflex memutar badan. Ia menatap wajah si pemanggil hingga turun ke kaki. Penampilannya cukup normal, tidak seperti tadi di tempat perjudian dan berakhir menjadi tempat pembantaian. mengingat hal itu membuat tubuh Anna kembali bergetar ketakutan.
"aku melihat tubuhmu selalu menegang kala melihatku, sayang. Ada apa?" Tanya Jack mengusap rambut Anna dan berhenti di pipi pualam gadis itu
"kau tahu, kak-" lirih Anna memulai perbincangan
"sejak kau meninggalkanku di tengah tengah keluarga kita serta para maid yang berlumuran darah. Hidupku sudah berubah. Aku memiliki trauma yang cukup hebat ketika itu berhubungan dengan darah" lanjutnya merunduk, eggan menatap pria yang menurutnya mengerikan dihadapannya itu
"jika aku melihat darah, pikiranku akan mengingat tentang kejadian sepuluh tahun yang lalu. dimana kau membunuh mereka hanya karena mereka menolak perminta-"
"mereka pantas mendapatkannya, Rowy! bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu bahwa aku sudah membuat kesepakatan sebelumnya,huh?" kata Jack dengan suara yang tajam memotong ucapan Anna.
Emosi Anna memuncak begitu saja, dengan penuh amarah ia lantas berkata-
"SUDAH SEWAJARNYA MEREKA MENOLAK PERMINTAANMU YANG INGIN MENIKAHIKU KARENA KITA SAUDARA! KITA SE DARAH...SE DARAH!!" teriak Anna dihadapan Jack. Ia benar benar marah akan kebenaran yang Jack beri. Pria itu mengepalkan tangannya kuat, matanya menyorot tajam kearah Anna hingga akhirnya-
' PLAK! '
sebuah tamparan keras membuat kepala Anna terpelanting ke belakang membuat gadis itu menjerit kesakitan
"kau bukan adikku, Rowy! kau tidak akan pernah menjadi adikku karena kau calon istriku! aku berbaik hati hanya memberimu tamparan sebagai hukuman nada bicaramu. Bila kesabaranku sudah habis-
aku tidak main main dengan ucapanku yang akan memperkosamu secara keji disini, mengerti!"
lalu Jack meninggalkannya kembali dengan luka trauma yang semakin terbuka juga teriakan pilu atas sikap Jack yang sangat 'iblis' itu
"AKU MEMBENCIMU!"
***
PRANGG...
itu adalah bunyi dari botol ke 7 yang Jack lemparkan setelah ia meminumnya. Dada pria itu naik turun diikuti keringat yang bercucuran banyak. Mukanya sudah memerah, ia butuh udara segar
"Anna..." lirihnya terduduk di kursi kayu yang memang ia tempatkan di balkon. jemarinya mengambil sebuah cerutu yang di produksi langsung dari Ohio lalu membakarnya, menghirup nikotin candu tersebut serta menghembuskannya bersama udara udara kotor diluar sana.
walau matanya menatap Tanah kosong diluar sana. kepalanya justru berfikir tentang kejadian sepuluh tahun yang lalu saat ia melihat gadisnya sedang duduk di pojok ruangan dengan pemandangan berupa mayat-mayat keluarganya sendiri, tidak, Anna tidak menangis saat itu, dia hanya diam dan diam hingga baru setahun gadis itu berani untuk bersuara
"why i'm so fucking idiot, shit"
***
ada satu hal yang Jack tidak tahu tentang dirinya walau ia yakin bahwa kakaknya itu pasti selalu memantau dari jauh, yaitu sang dokter psikiater yang dulu menangani kejiwaan Joanna sekaligus menjadi mantan kekasihnya. Aldo Farendro, pria berkebangsaan Itali yang ia tahu menetap di kampung halamannya. Walau begitu, ia tidak tahu dimana sekarang pria itu berada. Aldo sudah menangani Anna selama hampir 4 tahun juga bantuan dari obat obatan khusus., Bagi Anna, Aldo adalah dokter, kekasih, teman, juga saudara.
Tapi itu semua sepertinya sia sia...
karena Jack kembali membuatnya Trauma itu kembali
Tamparan keras itu masih terasa begitu jelas dalam benaknya. Kini, ruangan itu senyap seakan suara isakan yang sedari tadi memenuhi kamar dari gadis tersebut di bungkam paksa oleh nyanyian malam. Ya, Anna sudah berhenti menangis, tetapi hatinya tetap membatin.
Ia merindukan sosok orang tuanya, keluarganya, para maid yang membantunya, serta teman teman nya. Dulu, ketika Jesslyn serta Nick datang kerumah, pasti akan disambut antusias oleh Anthonio juga Lady Liliana. Jesslyn juga Anna pasti senang hati akan membantu Mrs.Rowney membuat brownies panggang, sementara Nick -yang sebenarnya adalah gay- pasti dengan senang hati akan menerima tantangan dari Mr.Rowney, yaitu beradu PlayStation di ruang keluarga mereka. Tanpa Jack tentunya
sementara itu, para pelayan langsung memasak untuk makan siang. Mereka tertawa mengusir keheningan, berbagi cerita tak mandang tinggi rendahnya derajat orang itu. Keluarga Rowney menggangap semua sama. Benar benar kehidupan yang harmonis
Sampai hari pembantaian itu terjadi.
Dikediamannya.
Dikehidupannya.
dan tepat di... Depan matanya.
BRAK!
seseorang baru saja membuka pintu kamarnya dengan keras, alhasil terdengar suara dentuman yang hebat di kamar yyang sedang ditempati Anna. Gadis itu melihat dengan takut takut kearah suara tersebut
"My Rowy..." bisik Jack tersenyum miring menghampirinya dengan jalan sedikit sempoyongan. Anna yang melihat itu langsung mengambil sikap berlindung menjauh dari pria itu.
"ohh my Rowy.. mengapa wajahmu begitu ketakutan huh? apa ada sesuatu yang membuatmu takut? katakan padaku, dengan senang hati aku akan membunuhnya untukmu" lanjutnya lagi diiringi seringai tajam yang amat menakutkan
"k-keluar..." ucap Anna bergetar, bahu gadis itu naik turun. nafasnya tersengal sengal, udara yang tadi ia rasakan seolah direnggut kembali oleh sang pencipta. Melihat kakaknya semakin mendekat, Anna lantas berteriak
"TOLONG... SIAPAPUN KUMOHON TOLONGGG....!"
"stt... now, there's only you and me. Rowy"
"NO...!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack
Romance#1 IN MINE (JULY, 2018) Gadis kecil itu menangis, berteriak, dan menjerit saat merasakan sakit yang begitu hebat di bagian vitalnya kala seorang pria yang begitu ia kenal sedang menyetubuhinya dengan nafsu bejat Dan pria itu adalah Jack, Jack Rowne...