this section contains only for the throwback of Anna and Aldo, happy reading
***
21, November 2004 (two years ago)
Musim dingin telah tiba, Di sebuah taman, terlihat seorang gadis yang memakai gaun dilapisi mantel beludru, ia hanya menatap kosong kearah tanah salju itu. Fikirannya kosong, dan hari hampir gelap, entah apa yang terjadi pada gadis itu sehingga lupa bahwa orang-orang mulai meninggalkan taman sehingga membuatnya sendiri
''ekhem, tidak baik gadis kecil sepertimu sendirian'' suara bariton pria disebelahnya berhasil membuat lamunan sang gadis pecah, ia mengerjapkan matanya berulang kali lalu menunduk tidak berani melihat siapa orang itu
''aku Aldo, Aldo Morelli Farendo. Tinggal di jalan Montshelli, dua blok dari kanan taman ini, dan kau, gadis kecil?'' kata pria itu mengulurkan tangan, tapi si gadis masih menunduk tidak menjawab pertanyaan pria itu. Merasa ada yang aneh, ia lantas memegang bahunya lalu menatap sepasang mata berwarna hijau lembut. Gadis itu masih diam membisu
''aku bukan orang jahat, tenang saja. Aku sekedar jalan ditaman ini lalu melihatmu sendirian ketika orang-orang sudah pergi, sedari tadi kau hanya diam seperti patung. Itu membuatku sedikit kalut karena ku kira kau tengah kerasukan. Dan hey, mengapa kau masih saja diam?'' lanjut pria itu yang sudah ia katakan bernama Aldo, pada gadis kecil dihadapannya
Bukannya menjawab, si gadis itu lantas menangis ketakutan, ia memeluk dirinya sendiri lalu kembali menangis. Berkali kali sebutan kata 'pembunuh' ia ucapkan pada Aldo, tentu saja membuat pria itu terkejut lalu merasa tidak nyaman karena orang-orang yang sekedar lewat lantas menatap mereka berdua
''hey, gadis kecil. Ssh, aku hanya mengajakmu berkenalan, jangan histeris. Astaga...''
tetap saja, si gadis itu semakin memundurkan tubuhnya lalu menunduk, ia bahkan menutup kedua telinganya karena muak mendengar ucapan yang keluar dari bibir pria dihadapannya
Karena semakin banyak orang yang mulai mendekat kearah mereka berdua, Aldo lantas menarik tangan gadis itu lalu mengucapkan kata permisi serta maaf berkali kali. Mau tak mau ia harus membawa gadis itu ke taman yang lain
''hiks.. ampun kak, jangan tarik aku, kumohon. Jangan bunuh aku, maafkan aku''
DEG!
Jantungnya terasa dipompa keras begitu mendengar suara lembut yang tengah meminta untuk dilepaskan, Aldo melepaskan tangannya, namun diganti dengan memegang kedua bahu gadis itu
''kakak? hey, aku Aldo. aku bukan orang jahat apalagi pembunuh, sebenarnya apa masalah yang tengah terjadi padamu?'' jawabnya dengan intonasi lembut, gadis itu membuka matanya untuk kembali melihat Aldo. Ia menghela nafas kasar lalu mengusap matanya
''maaf, maafkan aku tuan. Kukira kau keluargaku, aku hanya merindukan mereka'' katanya menghapus sisa sisa bulir airmata, lalu berusaha tersenyum seceria mungkin. Membuat Aldo terdiam mati kutu karena melihat senyum memikat yang gadis itu lontarkan padanya
''ah, aku mengerti. Siapa namamu gadis kecil?'' lanjutnya mendongakkan kepala, ia melihat begitu terangnya bulan walau bintang-bintang hanya bisa dihitung lewat jari
''Anna, Joanna Lilianne'' balas gadis itu dengan senyum yang masih bertengger diwajahnya, Aldo menatap gadis yang sudah menyebutkan namanya ini, Anna.
Aldo kembali menatap langit, mereka terdiam selama beberapa menit sampai suara pria itu berhasil memecahkan suara malam
''aku suka mantelmu'' oh, Aldo. apa tidak ada topik selain mantel yang harus dibahas? Dalam hati, pria itu merutuki ucapannya sendiri. Ia melihat gadis itu dengan tatapan lurus diikuti senyum miring agar tampang bodohnya tidak diketahui Anna. Tapi gadis itu tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya karena mendengar suara Aldo yang seperti malu-malu
''yah, aku bodoh. Tidak pandai berbasa basi'' katanya mendengus, ia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya agar tampang innocentnya tidak membuat Anna semakin tersenyum jahil, ah sudah jam makan malam
''tidak apa, aku senang mendengarnya. Ini mantel ibuku'' balas Anna mengeratkan mantel tersebut. Ia menghela nafas, ''maaf Aldo, aku harus pergi. Kakakku pasti khawatir'' lanjutnya mengulurkan tangan. Aldo mengangkat sebelah alisnya seperti mengatakan 'untuk apa'
''ibuku bilang, bila aku bertemu seseorang aku harus melakukan salam perpisahan. seperti ini'' ia menarik tangan kanan pria itu lalu menjabatnya diiringi kekehan karena pria itu masih juga tidak mengerti
''sampai jumpa''
itulah katakata terakhir yang ia tunjukkan pada pria Itali dihadapannya, melepas uluran tangan mereka, lalu beranjak dari taman hendak pulang kerumahnya
''sampai jumpa juga, Joanna'' ucap Aldo menatap kepergiannya. Gadis itu menoleh kearahnya, lalu tersenyum kembali
-0-0-0-
''aku merindukanmu Aldo, sangat. Maafkan aku karena kau pergi secepat ini, harusnya kau tidak membantuku, harusnya kau tidak bertemu denganku'' lirihnya menatap pusaran makam yang masih tersisa kembang layu yang ditebar saat dia dimakamkan, lalu menaruh dua ikat bunga segar yang baru ia beli untuk Aldo'nya. Ia memeluk nisan itu, lalu menangis tanpa suara. Fikirannya baru menyadari bahwa ia kehilangan Aldo saat musim dingin hampir berakhir, lalu berjumpa dengannya ketika musim dingin telah datang. Sungguh ironis
Tentu saja semua kegiatannya tidak lepas dari tatapan tajam pria lain yang sedang berdiri dibelakang gadis itu. Rowy'nya meminta agar ia ingin bertemu dengan pria yang sudah ia bunuh dengan peluru. Biarlah, ini terakhir kalinya Anna mengunjungi makam pria itu. Karena kedepannya, Rowy akan ia jaga sehari penuh
(okay just ignore the name of the potter, imagine if the name is Aldo Farendo)
''Ayo Rowy, aku tidak mau bayimu kelelahan karena terus berjongkok. Kita pulang'' ucapnya menarik bahu Anna agar gadis itu beranjak dari pekuburan. Anna hanya diam, dan Jack tidak mempermasalahkannya, ia tau gadis ini masih dalam mode berduka
Dan ya, ia jamin tidak ada lagi pria manapun yang berani mengambil Rowy'nya, karena bila mereka melakukan hal itu. Ia berjanji akan membuat hidupnya sama seperti Aldo, dibunuh lalu dibuang ke tempat yang jauh
(part diatas itu menjelaskan Anna yang memutar memori dimana ia pertama kali bertemu dengan mantan kekasihnya, Aldo. Ya, untuk kalian yang juga mau tau kapan mereka berkenalan. See you!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack
Storie d'amore#1 IN MINE (JULY, 2018) Gadis kecil itu menangis, berteriak, dan menjerit saat merasakan sakit yang begitu hebat di bagian vitalnya kala seorang pria yang begitu ia kenal sedang menyetubuhinya dengan nafsu bejat Dan pria itu adalah Jack, Jack Rowne...