PART.4

21K 1.4K 220
                                    


--

Hari minggu aku tidak ke sekolah, aku sengaja bangun siang dan melewatkan waktu sarapanku. Apa lagi Tuan Zack menjelang subuh baru ke luar dari kamarku, sungguh malam yang luar biasa buatku.

Meski aku tidak pernah melihat jelas wajahnya, tapi aku bisa merasakan kasih sayangnya.

Kakiku melangkah perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menuju ruang makan untuk makan siang. Perutku terasa sangat lapar karena melewatkan sarapan pagiku.

Jemima dan Felicia sudah menunggu untuk melayaniku makan siang.
Tapi aku melihat ada dua orang 'asing' yang duduk di kursi makan.

"Ooowww Nyonya besar kita sudah bangun rupanya, selamat siang Ny. Zeet, perkenalkan namaku Harrison Zeet, anda bisa memanggilku Harry saja, aku adalah saudara sepupu Zack, dan ini adalah Caroline Williams, dia adalah mantan calon istri Zack"
Lelaki bernama Harry itu meraih jemariku, lalu mengecup jemariku lembut, tubuhnya membungkuk dalam.

Akupun membungkuk untuk membalas salamnya.
"Senang berkenalan dengan anda Tuan Harry" sahutku.
Wanita bernama Caroline itu seperti tidak perduli dengan kehadiranku, ia asik saja mengunyah makan siangnya. Akupun enggan untuk menyapanya.

Jemima menarik kursi untukku, sementara Felicia melayani makananku.
"Jemima, Felicia, kenapa kamu tidak melayaniku seperti kamu melayaninya!?" Seruan bernada kesal terdengar dari mulut Caroline.
"Maaf Ny.Caroline, kami adalah pelayan pribadi Ny. Alena, kami tidak bisa melayani anda" jawab Jemima.

Aku bisa merasakan Caroline melirik  ke arahku, aku merasa tatapannya penuh kebencian.

'Untuk apa dia membenciku, ini pertemuan pertama kami, lagipula diakan hanya mantan istri Tuan Zack, aku tidak merebut Tuan Zack darinya'

Jujur saja aku tidak suka dengan Caroline yang tampak jelas memusuhiku.
"Kamu masih sekolah Alena?" Tanya Harry mengagetkanku.
"Iya" jawabku singkat.
"Berapa usiamu Alena?"
"17 tahun"
"Woow amazing, seorang Zack yang usianya sudah kepala empat, memiliki istri yang lebih pantas menjadi anaknya, hmmm...aku akui Alena, meski kamu memiliki kekurangan, tapi kecantikanmu sempurna, pantas saja kalau Zack begitu tergila-gila padamu, sehingga mampu menunggumu begitu lama sampai kamu siap untuk diperistri" Harry terus saja berbicara hal-hal yang kadang membuat wajahku merona dengan pujiannya, tapi terkadang juga membuatku terpana dengan hal yang baru aku dengar tentang Tuan Zack. Tapi aku tidak ingin memasukan ke dalam hati semua ucapannya, jujur saja aku tidak merasakan ketulusan dari sikapnya.

Setelah makan siang, aku memutuskan untuk naik kembali ke kamarku.
Aku enggan berbincang dengan Harry dan Caroline, karena aku pikir latar belakang kami yang berbeda, tidak akan membuatku nyaman bersama mereka, apa lagi tatapan Caroline yang terasa penuh hinaan terhadapku.

Meskipun Tuan Zack juga mempunyai latar belakang yang berbeda dariku, tapi dia mau membuka hatinya untuk menerimaku.

--

Malam ini aku memilih untuk makan malam di kamarku, karena aku tidak ingin bertemu dengan Harry dan Caroline.
Jemima dan Felicia melayaniku dengan sabar, mereka bukan sekedar pelayan bagiku, tapi mereka adalah teman yang bisa diajak bercanda dan tertawa, meskipun saat di depan Ny. Emma mereka tidak berani bercanda denganku.

Setelah menggosok gigiku, aku naik ke atas pembaringanku. Jemima dan Felicia keluar dari kamarku, dan mengunci pintu kamarku dari luar.

Entah mengapa aku merasa kepanasan malam ini, sehingga kuputuskan untuk melepaskan seluruh kain yang melekat di tubuhku. Aku kembali memejamkan mata tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhku.

Saat aku mendengar pintu kamarku terbuka, aku berpura-pura sudah tidur dengan maksud menggoda Tuan Zack. Mataku kupejamkan dengan rapat, aku seperti mendengar Tuan Zack menekan saklar lampu, agar lampu menyala, tapi aku pikir itu hanya ilusiku saja, karena itu aku tidak membuka mataku ataupun mengintip sedikitpun juga.

Meski dalam gelap, tapi aku yakin Tuan Zack pasti tahu aku tidur dengan tubuh polos.
Aku mengangkat tanganku, menggeliat sambil membusungkan dadaku, dan memutar pinggulku, perlahan kutekuk kedua lututku, dan membuka lebar kedua pahaku.

Aku ingin mengundangnya agar segera menyentuhku, uuuhh sentuhannya sudah menjadi candu bagiku.

"Ckckck..pantas saja Zack tergila-gila padamu Alena, kamu sungguh sempurna!"
Aku terlompat bangun, dan segera menarik selimut untuk menutupi tubuh polosku.

"Aaakkkhhhh...toloooong!!!" Aku berteriak sangat nyaring, aku yakin terdengar sampai ke seantero rumah besar ini.

"Jangan takut Alena, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin...."
"Tuan Harry, tidak sepantasnya anda berada di sini!" Suara Ny. Emma sangat tegas, dan menunjukan kalau dia tidak suka pada apa yang sudah Harry lakukan.

"Emma, kamu itu cuma kepala pelayan, sedang aku sepupu Zack, aku lebih berkuasa dari dirimu di rumah ini"

"Saya memang hanya kepala pelayan di sini Tuan Harry, tapi Tuan Zack memberikan tanggung jawab kepada saya untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan ketenangan di rumah ini, Tuan Zack juga memberikan kuasa kepada saya untuk mengatur semuanya, anda memang sepupu Tuan Zack, tapi bagi saya anda hanya tamu di rumah ini, jadi dengan sangat hormat saya minta anda untuk ke luar dari kamar Nyonya kami, hanya Tuan Zack, satu-satunya pria yang mempunyai hak masuk ke dalam kamar ini" panjang lebar Ny. Emma menumpahkan kemarahannya pada Harry, sementara aku menangis dalam pelukan Jemima.

Terdengar Harry mendengus kesal sebelum ke luar dari kamarku.
"Dari mana dia mendapatkan kunci kamar Nyonya, apa kalian ada yang tahu!?" Tanya Ny. Emma kepada semua pelayan wanita yang berdiri di dalam kamarku.

"Aku rasa, dia mengambilnya dari kamar Tuan Zack, Emma" sahut Ny. Laura.
"Mungkin kamu benar Laura, pasti dia mengambilnya dari sana, Nyonya apa anda baik-baik saja?" Ny. Emma meraih bahuku, dan menghapus air mataku.
Aku hanya menjawab dengan anggukan kepalaku.

Akhirnya semua orang ke luar, pintu kamar kembali dikunci dari luar. Malam ini kuhabiskan dengan tanpa bisa memicingkan mataku barang sekejap, aku merindukan Tuan Zack, yang entah kenapa tidak datang ke kamarku malam ini.

Pagi harinya aku sarapan di kamarku, aku tidak ingin bertemu Harry dan Caroline.
Saat aku ingin berangkat ke sekolah, Ny. Emma memperkenalkan supir baru kepadaku, namanya Rick,sudah tua, sekitar 50 tahun, tapi masih terlihat tampan dan gagah. Senyum dan sorot matanya ramah.
Menurut keterangan Ny. Emma, Brad sedang cuti beberapa waktu, jadi digantikan oleh Mr. Rick.

--

Sudah satu bulan Tuan Zack tidak masuk ke kamarku, dan tidak seorang pun yang mau menjawab pertanyaanku, kemana dia sesungguhnya? Jujur aku jadi curiga jika Tuan Zack sudah menghabiskan malamnya bersama Caroline, karena ia tidak datang ke kamarku sejak Caroline ada di rumah ini, entah apa yang dilakukan wanita yang berprofesi sebagai model majalah 'panas' itu di rumah ini.
Aku tahu kalau dia model majalah 'panas' dari Jemima.

Malam ini, malam ke 31 Tuan Zack tidak menemuiku. Rasa kesal dan marah bercampur rasa rindu tengah menguasai hatiku. Ada juga rasa curiga yang diikuti rasa cemburu, dugaan kalau Tuan Zack menghabiskan waktunya bersama Caroline membuat hatiku jadi terbakar api cemburu dan kemarahan, aku bertekad kalau dia datang, maka aku akan bersikap dingin padanya.

Malam ini aku tidak ingin lagi tidur dalam gelap, untuk apa? Toh Tuan Zack tidak akan datang juga!
Baru saja aku ingin terlelap, saat suara kunci pintu kamar terdengar di buka, dan bleep! Lampu kamarku dipadamkan.

'Tuan Zack' batinku, aroma khasnya menguar membuatku yakin itu dirinya.
Aku bisa merasakan kalau dia naik ke atas ranjang, lalu berbaring dengan dadanya yang telanjang menempel di punggungku.

"Maafkan aku Alena, sudah pergi begitu lama, aku merindukanmu, sangat merindukanmu, andai bukan karena dirimu, aku tidak akan melakukan operasi itu, tapi aku tidak ingin kamu takut dan lari menjauh saat melihatku" kudengar Tuan Zack berbisik lirih di telingaku.
Aku memutar tubuhku.
"Operasi apa?" Tanyaku yang tidak bisa menahan rasa penasaranku.
"Kamu belum tidur!?"

***BERSAMBUNG***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang