Part 2

12 0 0
                                    

Akhirnya procrastination author berakhir dan memutuskan untuk melanjutkan kisah yang tertunda, terhalang, terhenti.




"Yauda deh. Bukan masalah juga sih buat gw, ngapain gw ngurusin urusan orang," Samantha mengakhiri topik. "Cepetan selesain PR nya tuh. Mau ngerjain yang belom nih."

Lalu kecepatan gerakan jari-jari gw berubah dari level 1-99 dalam waktu 2 detik. Gw hampir gabisa liat tulisan sendiri.

"Oi pelan-pelan mba. Keringetan tuh. Awas buku nya basah."

"Selesai."

Gw menutup buku Samantha dengan dua jari, lalu memberikannya seperti seorang pelayan memberi sesuatu pada seorang raja (atau ratu mungkin). Hhh... akhirnya selesai juga. Bagi gw matematika ga terlalu sulit, tapi ga terlalu mudah dipahami juga. Gw suka matematika, tapi kurang motivasi buat ngerjain soal-soal nya.

"Tipe cowo lu kayak gimana, Gin?"

"Kok tiba-tiba nanya begitu."

Ia menunggu jawaban.

"Males jawab."

"Hih," Samantha memanyunkan bibirnya. "Nanya doang. Tinggal jawab."

"Hm."

"Ayolah."

Gw menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan napas panjang. Ini dia, seribu-dua ribu kata  akan keluar dari sepasang bibir ini.

"Gw ga punya tipe cowo, Sam," gw menyunggingkan senyum termanis gw.

Raut kebingungan tidak dapat disembunyikan dari ekspresi nya yang datar itu. Gw sudah memperkirakan reaksinya akan seperti itu, jadi ga kaget lagi.

"Cowo idaman?"

"Hmm... banyak. Gw punya beberapa aktor favorit. Kebanyakan mereka umurnya 2 atau 3 kali dari umur gw sekarang. Apa mereka bisa dijadikan cowo idaman?"

"Sebutkan."

"Robert Downey Jr? Sebastian Stan? Hayden Christensen? Oh iya urutan pertama Benedict Cumberbatch :D"

"Ga kenal mereka semua."

"Hih, kudet lo."

"Ok,  bye dear."

"Where you goin'?"

"Out. Thank you for our nice little chit chat. Can't carry forward the topic."

Samantha keluar dari posisi nya dari duduk di depan gw balik ke kursinya meletakkan buku nya di dalam tas besar nya. Ia mengangkat dan menurunkan kedua kakinya melangkah keluar kelas. Pasti nyari temen dia.

Gw raih telepon cenenet gw dari dalam saku, menyalakannya dan melihat pesan yang masuk. Disitu terpampang nama yang tidak asing. Nikki.


Jemput gw di gerbang skrg plz plz plz plz

N


Nyebelin -_- argh lagi mager buat jalan. Kaki gw tidak bisa menahan beban berat tubuh gw untuk sementara waktu. Andai tangan manusia bisa diubah menjadi sayap, kaki-kaki ini bisa beristirahat.


No big no

G


Dis is urgent plz I need ya buddy, now

N


'I need ya buddy' she said. Huh. Oke karena ia teman sahabat baik gw yang tersayang dengan sepenuh hati dan seluruh jiwa ini, gw mau bales sms dia. Tapi kemalasan membuat ruas-ruas jari tangan ini kaku dan berakibat batalnya niat membalas sebuah pesan yang amat sangat penting ini. 

Gw memutuskan untuk melaksanakan sebuah misi yang terpaksa diambil ini dan berlari kecil keluar dari kelas. Sepasang kaki ini berjalan sendiri menuju gerbang yang setengah tertutup sambil memutar kepala menyebar pandangan mencari Nikki. Ah, itu dia di bawah pos, dengan seorang lelaki, sedang berbicara padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BælessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang